Bersyukur Menanam Di Ladang Berkah

Jurnalis : Kurniawan (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)
 
foto

* Relawan Tzu Chi menyanyikan lagu ‘Satu Keluarga’ sebagai wujud cinta kasih yang tidak mengenal batasan suku, agama dan status sosial.

Program Bebenah Kampung di wilayah Kelapa Gading Timur dan Pegangsaan Dua yang berjalan sukses dilanjutkan ke wilayah Cilincing yang masih termasuk dalam lingkup Hu Ai Kelapa Gading.
Minggu pagi, 8 Maret 2009, di bawah cuaca yang cerah dan sinar mentari yang cukup terik, sekelompok relawan Tzu Chi berkunjung ke rumah Abas Sulisna di RT 007 RW 001 No. 41 Sukapura Cilincing. Laki-laki berusia 28 tahun ini adalah salah satu penerima bantuan Program Bebenah Kampung. Rumah yang berukuran 3 m x 6 m yang dinding batanya menumpang dari rumah tetangga, serta memiliki plafon triplek bekas tambalan sana sini ini, selalu bocor pada saat hujan. Di sinilah Abas dan keluarganya tinggal.

Pada saat relawan Tzu Chi masuk ke rumah, mereka harus membungkuk agar tidak terantuk kaso atap bambu yang menonjol rendah di depan pintu rumah. Di dalamnya sudah mulai dibongkar oleh si empunya tampak sudah tidak berpintu dan tidak ada perabotnya. Setelah masuk ke dalam rumah, lantai terlihat lebih rendah dari jalan dan rata dengan permukaan selokan di depan rumah sehingga mudah terkena banjir pada saat hujan. Plafon rumah juga begitu rendah sehingga relawan dengan mudah dapat menyentuh permukaan plafon.

foto  foto

Ket : - Abas Sulisna, istri dan 2 orang putranya (kiri)
        - Abas Sulisna memperlihatkan barang bekas yang telah dikumpulkannya untuk dijual. (kanan)

Rumah ini merupakan warisan dari mertua Abas, yaitu Rohani. Ibu dari istrinya ini menjanda setelah ditinggal pergi suaminya pada saat putrinya (istri Abas) masih kecil. Sendirian Rohani menghidupi keluarganya dengan menjadi buruh cuci pakaian. Sampai akhir hayatnya, ketika Rohani meninggal karena penyakit diabetes, kehidupan keluarga ini tidak banyak berubah. Abas bekerja sebagai petugas kebersihan pasar di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung. “Setiap hari saya membersihkan sampah di pasar dan memungut iuran 2 ribu per kios. Siangnya saya setor ke bos dan diberi uang makan 10 ribu per hari. Setiap Sabtu saya menerima gaji 90 ribu kadang 100 kadang 110 ribu, tapi saya nggak ngerti hitungannya. Untuk tambahan saya ngumpulin barang bekas sampah, ya lumayan dapat Rp 10 – 12,5 ribu sampai per hari. Sekarang harganya turun, paling-paling dapat Rp 6 ribu per hari. Tengkulaknya datang ke sini ambil barang bekas itu” cerita Abas Sulisna sambil memperlihatkan barang bekas yang sudah dikumpulkannya.

foto  

Ket : - Relawan Tzu Chi berdialog dengan Abas Sulisna dan keluarga. (kiri)

Relawan Tzu Chi yang datang ke rumah Abas merasa mereka telah berjodoh dengan Abas yang terpilih menjadi salah satu penerima bantuan rumah Program Bebenah Kampung. Harapannya agar jodoh yang terjalin tidak berhenti sampai di sini, tetapi Abas dapat menjadi relawan Tzu Chi suatu saat nanti dan berdana dengan celengan bambu untuk membantu membahagiakan orang lain seperti kebahagiaan yang dirasakannya saat ini.

 

Artikel Terkait

Persiapan Tim Konsumsi Menyambut Pemberkahan Akhir Tahun 2023

Persiapan Tim Konsumsi Menyambut Pemberkahan Akhir Tahun 2023

17 Januari 2024

Relawan Tzu Chi dari tujuh He Qi di Jakarta sibuk mempersiapkan acara Pemberkahan Akhir Tahun (PAT) Tzu Chi 2023. Mulai dari tim acara, tim barisan, tim performance, dan tim konsumsi, semua bersatu hati untuk kesuksesan acara ini.

Pengabdian untuk Anak Jalanan

Pengabdian untuk Anak Jalanan

04 April 2012 Berawal dari keprihatinan melihat banyaknya anak-anak yang terlantar dan hidup di jalan seorang diri, menimbulkan iba dari hati seorang Suster Alexa Yonsion, sehingga ia pun memutuskan untuk mengabdikan dirinya membantu dan memberikan perlindungan bagi anak-anak yang terlantar.
Suara Kasih: Pulau Cinta Kasih

Suara Kasih: Pulau Cinta Kasih

24 Mei 2012 Kita sungguh harus  memanfaatkan waktu untuk terus menciptakan berkah bagi dunia. Ada orang berpikir bahwa mereka baru akan menciptakan berkah setelah kehidupan mereka lebih baik.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -