Bertanya Pada Hati
Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Aseng, Saka, Suyardi Hartombing, William (Tzu Chi Pekanbaru)
|
|
||
Relawan yang bergabung di jalan Bodhisatwa Tzu Chi terdiri dari berbagai golongan usia, ada xiao phu sha (Bodisatwa cilik), huo ban men, generasi muda Tzu Ching, hingga lao phu sha. Selama ini para lao phu sha lebih banyak berkegiatan di pelestarian lingkungan. Namun Tzu Chi Pekanbaru berusaha untuk melibatkan para lao phu sha di kegiatan yang lain. Umur tidaklah menjadi penghalang untuk berkontribusi lebih asal ada kemauan dan tekad kuat untuk belajar. Sebelum latihan, lao phu sha ada mengadakan bedah buku dan bedah lirik lagu Wen Xin (Bertanya pada Hati). Dari lirik lagu tersebut mengingatkan Un Yan Shijie dan Sho Lan Shijie saat pertama kali mencari Tzu Chi di Mall Pekanbaru. Mereka sampai berkeliling mall menanyakan ke orang-orang, dan akhirnya ada yang menunjukkan mereka di mana kantor Tzu Chi berada.
Keterangan :
Dari Inmelda Shijie juga mengungkapkan perasaannya ketika bergabung di Tzu Chi yang biasanya beliau tidak pernah ikut isyarat tangan. Saat pertama kali bisa ikut tampil, beliau merasakan kebahagiaan luar biasa. Dari awal mengikuti relawan Tzu Chi untuk ke Panti Jompo melakukan kunjungan kasih, awalnya masih terasa biasa-biasa saja. Terakhir, Inmelda Shijie bisa sepenuh hati bersumbangsih di Tzu Chi, ia sendiri bisa merasakan betapa mulianya jalan Bodisatwa Tzu Chi. Dari situlah Inmelda Shijie mulai giat menggalang hati menggalang dana dan saat ini menjadi koordinator Fu Tian Ze Kong dan bisa mengajak lebih banyak gan en hu untuk ikut bersumbangsih di Tzu Chi. Ia mengatakan bahwa untuk ikut kegiatan Tzu Chi jangan hanya sambil lalu saja, tetapi harus dengan sepenuh hati baru bisa merasakan sendiri kebaikannya. Yamei Shijie merasa beruntung bisa masuk ke gerbang Tzu Chi. Kalau tidak, dengan usia senja ini ia merasa hanya bisa menjadi orangtua di depan TV. Berkat Tzu Chi beliau baru bisa ikut bersumbangsih, melatih diri dan mempunyai kesempatan tampil di atas pentas memperagakan isyarat tangan. Bagi Yamei Shijie, Tzu Chi bagaikan rumah keduanya.
Keterangan :
Dengan memperagakan lagu Wen Xin dan memahami makna yang terkandung di dalam lagu tersebut dan ditampilkan dengan segala ketulusan hati, para lao phu sha mampu mengundang decak kagum 800 tamu undangan yang hadir menyaksikan isyarat tangan ini. Terbukti usia tidak menjadi penghalang untuk berkegiatan asal kita mau belajar sungguh-sungguh dan membangkitkan semangat pantang menyerah. Elisah Shijie sebagai pembimbing lao phu sha memperagakan isyarat tangan Wen Xin, merasa bahagia tanpa beban. “Karena saya tidak menuntut mesti tampil sempurna. Asalkan mereka bisa memahami makna lagu yang terkandung didalam lirik lagu dan bisa tampil semaksimal yang mereka bisa, sudah sangat cukup dan senang,” ujarnya. “Kini saya telah memasuki, masuk ke dalam pintu gerbang Tzu Chi. Saya bersedia rajin belajar di dalam Jing Si, belajar untuk bertanya di dalam hati sendiri.” Semoga semangat para lao phu sha yang dengan segala kepolosan selalu berusaha menjadi murid Master yang baik dapat menjadi contoh bagi generasi muda Tzu Chi. |
|||
Artikel Terkait
My Dream: Ramah Tamah Jelang pementasan
28 Juli 2017Menjelang pementasan pada esok hari, Sabtu dan juga Minggu, rombongan My Dream melakukan gathering dan ramah tamah bersama tim DAAITV, relawan Tzu Chi, pengusaha, dan tamu undangan. Selama di Indonesia, tim My Dream merasakan cinta kasih dan perhatian insan Tzu Chi yang sangat berkesan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemainnya, Wei Jing Yang.
Memberi Perhatian Lebih Untuk Surianto
27 Oktober 2014 Surianto yang mengalami kelumpuhan pada sebagian tubuhnya (dari pinggang hingga ujung kaki) merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi. Kondisinya yang memprihatinkan membuat insan Tzu Chi di Singkawang tersentuh hati untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepadanya.Memulihkan Kehidupan Pascalongsor dan Banjir Bandang di Desa Simangulampe
15 Maret 2024Komunitas relawan Tzu Chi Asuransi Sinar Mas meluncurkan Humbang Ecoprint bagi warga terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.