Bervegetarian di Bulan Penuh Berkah

Jurnalis : Juliana Santy, Yuliati, Fotografer : Anand Yahya, Feranika Husodo (He Qi Utara) dan Heri (He Qi Utara)
 
 

foto
Minggu, 9 September 2012, sekitar 1.600 orang berkumpul di Jiang Jing Tang Da Ting (Auditorium Pembabaran Sutra),Aula Jing Si untuk mengikuti acara “Doa Bersama Bulan Tujuh Lunar Penuh Berkah”.

Masyarakat Tionghoa biasanya menyebut bulan tujuh penanggalan lunar sebagai bulan hantu, makanya timbul banyak pantangan, serta melakukan sembayang arwah dengan banyak sesajen untuk memohon keselamatan. Namun bagi umat Buddha dengan keyakinan benar, bulan tujuh penanggalan lunar merupakan bulan suka cita, bulan berbakti pada orangtua dan bulan berterima kasih, maka dengan sendirinya juga merupakan bulan penuh berkah.

 

Master Cheng Yen memberitahukan kepada kita untuk menghadapi kehidupan sehari-hari dengan keyakinan benar, sebab pikiran benar akan memperkuat energi kebajikan. Ulambana sesungguhnya adalah berikrar tekad besar dan cita-cita luhur untuk mengasihi semua makhluk secara luas. Daripada membunuh demi memohon keselamatan, lebih baik bervegetarian dengan tulus demi melindungi kehidupan, memancing keberkahan dengan cinta kasih dan menjauhkan segala bencana dengan kebajikan.

Sejak tahun 1972 hingga kini, Tzu Chi (Taiwan) telah menggalakkan “Bulan Tujuh Lunar adalah bulan penuh berkah dan bulan bersuka cita”. Hal itu juga dilakukan oleh insan Tzu Chi di berbagai Negara, salah satunya Indonesia. Pada tanggal 9 September 2012, kegiatan “Doa Bersama Bulan Tujuh Lunar Penuh Berkah” pun dilakukan di Jiang Jing Tang Da Ting(Auditorium Pembabaran Sutra), lantai 4 Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara. Sebanyak sekitar 1.600 peserta yang hadir diajak untuk melakukan doa bersama bagi keselamatan dunia dan diberikan pengertian benar mengenai bulan tujuh yang benar bukanlah “bulan setan”.

Jalinan Jodoh yang Baik 
Jalinan jodoh Tzu Chi menyebar kepada ribuan peserta acara bulan tujuh lunar penuh berkah salah satunya Lin Hok Xin (49 tahun).  Lin Hok Xin yang memiliki kekurangan dalam penglihatan bersama kakak kandungnya Lin Xiu Chun mengikuti rangkaian acara bulan tujuh lunar penuh berkah dari awal hingga penghujung acara. Lantaran info yang diperoleh dari salah seorang relawan bernama Djohar Djaja sekaligus yang mendampingi selama acara berlangsung ketika bertemu di depo daur ulang Tangerang, Lin Hok Xin memiliki jalinan jodoh yang baik dalam mengikuti acara bulan tujuh penuh berkah yang  Tzu Chi adakan.

foto  foto

Keterangan :

  • Acara ini juga bertujuan untuk memberikan pengertian benar kepada masyarakat bahwa bulan tujuh yang benar bukanlah “bulan setan” (kiri).
  • Lin Hok Xin yang memiliki kekurangan dalam penglihatan tidak menyurutkan niatnya bersama kakak kandungnya Lin Xiu Chun mengikuti rangkaian acara bulan tujuh lunar penuh berkah (kanan).

“Saya ikut acara Tzu Chi ini karena pilihan saya”, tutur Lin Hok Xin. Berawal dari minum-minuman keras berupa oplosan pada masa mudanya membuat Lin Hok Xin tidak dapat melihat indahnya panorama alam semesta. Kondisi ekonomi Lin Hok Xin yang kurang mampu mengantarkan jalinan jodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, sehingga sejak Juli 2010 hingga Agustus 2011 Lin Hok Xin mendapatkan bantuan untuk pengobatan matanya. Namun pengobatan tersebut sudah terlambat sehingga penglihatannya tidak bisa sempurna sampai sekarang.

Adanya keterbatasan yang dimiliki tidak menyurutkan niat tulus yang terpancar dalam dirinya. Dengan kesungguhan hatinya, Lin Hok Xin bertekad akan terus membantu orang lain sesuai yang bisa dilakukan. “Karena Tzu Chi sudah membantu saya, jadi saya bertekad membantu orang lain lagi” ucap Lin Hok Xin. Kegiatan Tzu Chi yang diikutinya dengan sering ke depo daur ulang di Tangerang setiap minggu tetapi sekarang hanya sebulan sekali lantaran takut terjadi sesuatu hal terhadap kakaknya misalnya jatuh karena menderita darah tinggi. Kakak beradik ini menunjukkan kasih sayangnya dengan saling menjaga antara keduanya.

Acara bulan tujuh lunar penuh berkah yang diikuti lebih kurang dua jam ini membuat Lin Hok Xin dapat lebih memahami akan pentingnya kehidupan. Terlintas keinginan untuk bervegetarian, namun dia hanya bergantung terhadap kakaknya yang memasak makanan melihat keterbatasan fisik yang dimilikinya.

foto  foto

Keterangan :

  • Keterbatasan fisik tidak menghalangi Jong Thien Phen untuk mengikuti acara doa bersama (kiri).
  • Seusai acara, para peserta diajak untuk menikmati makan siang vegetarian. Selain untuk menjalin keakraban, mereka pun juga dapat merasakan bahwa makanan vegetarian itu enak (kanan).

Mau Mencoba Bervegetarian
Begitu pula dengan Jong Thien Phen, seorang bapak yang datang dengan kursi roda bersama dengan adik dan ketiga anaknya. Keterbatasan fisik tidak menghalanginya untuk mengikuti acara doa bersama ini karena ajakan adiknya yang juga relawan Tzu Chi, yaitu Jong She Lang.  Usai mengikuti acara, perasaan sedih yang ia rasakan karena persoalan keluarga seolah hilang karena ia merasa  terhibur dan terharu setelah mengikuti acara ini, “Acara ini bagus, terhibur dan terharu dengan situasi persaudaraan yang erat tanpa memandang perbedaan,” ucapnya.

Ia pun menyampaikan ketertarikannya untuk mulai bervegetarian usai mendengar sharing dan video-video yang ditayangkan pada acara bulan tujuh lunar penuh berkah ini, “Pasti mau bervegetarian,” tuturnya yakin bahwa mulai mencoba bervegetarian itu tidak sulit. Niatnya pun didukung oleh adiknya, Jong She Lang  yang sudah bervegetarian. Jong She Lang mulai bervegetarian saat mulai menjadi relawan Tzu Chi, “Master bilang jangan membunuh, harus menyayangi semua makhluk,” ucapnya menjelaskan mengapa ia mau bervegetarian. Ia pun perlahan-lahan mengenalkan dan memasakkan menu vegetarian kepada keluarganya , termasuk kakak dan anak-anak kakaknya.

Siapa yang menanam lahan berkah, dirinya sendiri yang akan memperoleh keberkahan. Satu niat baik yang timbul adalah sebutir benih yang dapat menjadi kekuatan yang menginspirasi banyak orang.  Di bulan tujuh penanggalan lunar ini, kita harus lebih banyak bersumbangsih dengan kebijaksanaan; Dunia ini terus dilanda bencana dan malapetaka, maka kita harus sunguh-sungguh dalam mengembangkan hati  yang penuh cinta kasih, dan menggunakan kewelas asihan dan kebijaksanaan secara bersamaan.

 

 
 

Artikel Terkait

Tsunami Selat Sunda

Tsunami Selat Sunda

11 Januari 2019
 Bencana tsunami melanda Banten dan Lampung Selatan (22/12/18), mengakibatkan ratusan orang meninggal, dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Sehari pascatsunami, relawan Tzu Chi Lampung segera memberikan bantuan untuk meringankan duka mereka yang sedang terkena musibah. Sementara di Jakarta,  Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi juga langsung bergerak menyalurkan 1.000 paket bantuan untuk membantu para korban di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Desember 2018. 
Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

16 Oktober 2012 Para relawan Biak yang berada di propinsi Papua telah sampai di Jakarta seminggu sebelum acara peresmian. Jarak Biak dan Jakarta tidak kurang dari 3.287 km, jika ditempuh dengan pesawat terbang memerlukan waktu lebih dari 5 jam.
Generasi Muda Peduli Lingkungan

Generasi Muda Peduli Lingkungan

23 Juli 2012
Pada kesempatan kali ini, untuk mensosialisasikan bervegetarian, relawan Tzu Chi pun mempraktikkan memasak makanan vegetarian kepada para peserta. Sebanyak 4 menu masakan vegetarian disajikan pada acara ini.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -