Bukan Sekadar Gathering

Jurnalis : Thio Verna (He Qi Utara), Fotografer : Thio Verna (He Qi Utara)
 
 

foto Minggu, 5 Desember 2010, di Jing-Si Books & Cafe Pluit Jakarta para relawan berkumpul dalam acara Gathering Hu Ai Jembatan Lima sebagai sarana mengakrabkan diri sekaligus membabarkan visi dan misi Tzu Chi.

"Makna kebahagiaan bukan terletak pada keberadaan harta benda, melainkan pada keberadaan cinta kasih dalam hati." (Master Cheng Yen)

Jalinan jodoh dengan Tzu Chi kembali terjalin seiring dengan berjalannya waktu. Pada hari Minggu, 5 Desember 2010 di Jing-Si Books & Cafe Pluit pukul 15.00 WIB para insan Tzu Chi dan keluarganya berkumpul dalam acara Gathering Hu Ai Jembatan Lima sebagai sarana mengakrabkan diri sekaligus membabarkan visi dan misi Tzu Chi. Acara ini dikemas sedemikian rupa agar benar-benar menjadi sarana bagi para insan Tzu Chi untuk mengakrabkan diri, salah satunya dengan memperkenalkan para fungsionaris dari Hu Ai Jembatan Lima

Sarana Mengakrabkan Diri
Dalam kesempatan ini Xiu Lan Shijie memperkenalkan Ketua dan Wakil Ketua Hu Ai Jembatan Lima yang baru yaitu Gou Chen Shijie dan Filan Shijie diikuti dengan para fungsionaris lainnya diperkenalkan satu per satu, mulai dari tim pelestarian lingkunga, tanggap darurat, konsumsi, penyambutan, sekretarian, sound system, budaya humanis, hingga tim pelayanan. Gou Chen Shijie berharap Hu Ai Jembatan Lima bisa menjadi sebuah tim yang solid untuk menjalankan dan meneruskan visi dan misi Tzu Chi. ”Tekad dan semangat adalah yang terpenting dalam menjalankan visi dan misi Tzu Chi,” kata Filan menambahkan.

Sesaat ruangan menjadi hening dan semua berkonsentrasi menghadap ke depan menyaksikan video Ceramah Master Cheng Yen yang menekankan akan pentingnya pelestarian lingkungan. Acara dilanjutkan dengan menampilkan gerakan isyarat tangan (shou yu) yang bertemakan mengajak para insan Tzu Chi untuk melakukan lebih banyak lagi kegiatan daur ulang. ”Kegiatan ini harus dimulai dari diri sendiri barulah dapat dilanjutkan ke dalam lingkungan keluarga,” ujar Filan. Dalam sharingnya, Akiong Shixiong berkata, ”Daur ulang tidak hanya sekedar memilah sampah saja tapi juga merupakan sarana pembelajaran diri dan berguna untuk orang banyak.”

foto    foto

Keterangan :

  • Dalam kesempatan ini Xiu Lan Shijie (kiri) memperkenalkan Ketua dan Wakil Ketua Hu Ai Jembatan Lima yang baru, yaitu Gou Chen Shijie dan Filan Shijie diikuti dengan para fungsionaris lainnya. (kiri)
  • Para relawan menyaksikan video Ceramah Master Cheng Yen yang menekankan pentingnya pelestarian lingkungan. (kanan)

Dalam gathering ini setiap insan Tzu Chi diingatkan kembali agar dapat menolong sesama yang membutuhkan, mengembangkan kebahagiaan, melenyapkan penderitaan, menciptakan dunia Tzu Chi yang bersih dan suci, dengan kebijaksanaan menunaikan tugas yang sempurna, mengajak kaum dermawan di seluruh dunia bersama-sama menanam kebajikan, dengan tekun menanam ribuan kuntum teratai dalam hati, dan menciptakan kehidupan yang aman, damai serta harmonis.

Ketua He Qi Utara, Like Shijie mengatakan bahwa 4 misi itu adalah sarana pembelajaran untuk diri kita sendiri, untuk memupuk welas kasih dalam kehidupan sehari-hari agar kebijaksanaan diri meningkat dan segala sesuatu yang baik haruslah kita genggam erat dengan menunjukkannya dalam tindakan nyata. Salah satunya adalah dengan bervegetarian, lakukan perlahan-lahan dengan cara menguranginya terlebih dahulu sampai kemudian bisa berhenti total. Karena dengan bervegetarian berarti kita telah turut melakukan pelestarian lingkungan dan mengurangi dampak global warming. Begitu pula dalam hal pelestarian lingkungan di rumah, bisa dimulai dengan menerapkan hanya ”membeli barang-barang yang kita butuhkan, bukan membeli barang apa yang kita inginkan”.

Menjalin Jodoh dengan Tzu Chi
Lie Lim Hin yang akrab dipanggil dengan Alim, kelahiran Jakarta 11 Oktober 1958 dan Lusiati Alinurdin yang akrab dipanggil Lusi adalah pasangan suami-isteri yang sudah menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Mereka datang dengan kemauan sendiri untuk mengikuti gathering ini setelah diberitahu oleh relawan Tzu Chi. Pasangan ini adalah keluarga sederhana yang tinggal di Sawah Lio V No. 9, Jembatan Lima. Pada tahun 2008, Lusi divonis oleh dokter penderita kanker payudara yang bersifat ganas sehingga harus segera dilakukan pengangkatan.

foto  foto

Keterangan :

  • Lie Lim Hin dan Lusiati Alinurdin adalah salah satu pasangan penerima bantuan Tzu Chi yang sudah menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Mereka datang dengan kemauan sendiri untuk mengikuti gathering ini.  (kiri)
  • Ketua He Qi Utara, Like Shijie mengatakan bahwa 4 misi itu adalah sarana pembelajaran diri, untuk memupuk welas asih agar kebijaksanaan diri meningkat dan menunjukkannya dalam tindakan nyata. (kanan)

Jalinan jodoh pun mulai terlihat di kala pasangan ini sedang dilanda kebingungan dan hampir menyerah karena ketiadaan biaya untuk melakukan operasi, saat sedang bersembahyang mereka bertemu dengan salah satu tetangganya yang kebetulan merupakan donatur tetap Tzu Chi. ”Mengapa kalian tidak coba meminta bantuan ke Tzu Chi saja,” katanya. Berpegangan dengan kalimat tersebut pasangan ini berusaha untuk mendatangi Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berlokasi di Gedung ITC Mangga Dua. Setelah melengkapi data yang dibutuhkan dan persyaratan yang ada, selang 3 (tiga) minggu dari waktu pelaporan Lusi mendapatkan bantuan keringanan biaya operasi pengangkatan sel kankernya. Sampai sekarang, setiap bulan Lusi selalu kembali ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan rutin dan sangat bersyukur akan jalinan jodoh tersebut.

Alim dan Lusi mengatakan, ”Kami sangat senang dapat mengikuti acara ini karena menambah pengalaman dan banyak pelajaran yang bisa kami petik. Jika kami memiliki waktu luang kami turut membantu Tzu Chi, seperti baksos dan daur ulang. Di sini kami merasakan kasih yang sangat besar, tidak ada perbedaan status dan agama serta rasa welas asih dari setiap relawan yang ada.” Pesan yang mendalam dari pasangan ini adalah, ”Diantara keterbatasan kami, selama kami mampu dan sehat, kami akan mendukung Tzu Chi dan selalu mendoakan Master Cheng Yen agar selalu sehat dan panjang umur.”

Waktu hampir menunjukkan pukul 18.00 WIB dan sampailah ke penghujung acara.  Acara  ditutup dengan melakukan gerakan isyarat tangan (shou yu) yang diikuti oleh semua peserta dengan penuh semangat dan dilanjutkan dengan makan bersama vegetarian yang telah disiapkan oleh tim konsumsi. Bukan hanya sekadar berkumpul, tetapi begitu banyak hal-hal positif yang dapat dipetik dari gathering ini.

  
 

Artikel Terkait

Kamp 4in1: Menyongsong 30 Tahun Tzu Chi Indonesia dengan Rasa Syukur

Kamp 4in1: Menyongsong 30 Tahun Tzu Chi Indonesia dengan Rasa Syukur

17 September 2023

Di Kamp 4in1 yang digelar pada 16-17 September 2023, topik yang diangkat adalah Mengenang Sejarah Perjalanan 30 Tahun Tzu Chi Indonesia. Para relawan diajak untuk flashback perjuangan para relawan 20 hingga 30 tahun lalu dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi.

Berjanji untuk Berbakti kepada Orang Tua

Berjanji untuk Berbakti kepada Orang Tua

22 Juni 2016
Pada 8 Juni 2016, SMP Dharma Loka Pekanbaru mengadakan Kamp Pembinaan Diri. Tim Pendidikan Tzu Chi Pekanbaru berkesempatan menyampaikan materi kelas budi pekerti.
Rumah Baru Tahap Satu di Jagabita

Rumah Baru Tahap Satu di Jagabita

03 Oktober 2016

Minggu, 2 Oktober 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara serah terima kunci bedah rumah tahap pertama di Desa Jagabita. Kegiatan ini didampingi oleh relawan Tzu Chi Tangerang yang menyerahkan kunci kepada 11 warga yang telah selesai dibedah rumahnya selama tiga bulan.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -