Bukan Sekedar Bantuan Materi

Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)


Salah satu anak asuh teratai, Cikal memberikan sharing dalam kegiatan kelas budi pekerti teratai yang diadakan pada 7 April 2019.

Minggu, 7 April 2019 bertempat di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Pekanbaru diadakan kelas budi pekerti anak teratai mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB yang diikuti oleh 35 anak didampingi beberapa orang tua mereka. Selain itu, anak-anak ditemani oleh relawan pendamping. Kelas budi pekerti anak teratai merupakan kelas bimbingan bagi anak-anak penerima bantuan biaya pendidikan Tzu Chi. Tzu Chi dalam memberikan bantuan pendidikan tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga membimbing agar anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Sebulan sekali kelas ini diadakan.


Sebanyak 35 anak asuh mengikuti kelas ini dengan penuh antusias.

“Bukan hanya memberikan bantuan secara materi, tapi juga memberikan bimbingan budi pekerti karena anak-anak ini butuh perhatian, butuh pendampingan, butuh bimbingan, dan juga motivasi,” tutur Valentina Angela salah satu relawan pendamping anak teratai.

Kelas budi pekerti teratai sendiri ada yang diadakan di dalam ruangan dan luar ruangan (outdoor). Namun untuk kali ini kelas diadakan di dalam ruangan. Materi yang disampaikan pun bervariasi. Anak-anak diajak untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Isyarat Tangan lagu “Jangan Takut Bermimpi”, mendengarkan ceramah Master Cheng Yen, sharing Kata Perenungan, penuangan celengan, serta sharing dari beberapa anak teratai.


Robi (kacamata) dan Lian memeragakan bahasa isyarat tangan “Jangan takut bermimpi” untuk menyuntik semangat anak-anak yang lain.

Sesuai harapan dari kelas ini, bimbingan yang diberikan para relawan Tzu Chi pun membuahkan hasil seperti yang dirasakan oleh Syaflinur (Heri), orang tua dari anak teratai yang bernama Cikal Annisa yang saat ini kelas 9 (3 SMP). Heri yang selalu mendampingi Cikal saat mengikuti kelas teratai merasakan perubahan positif pada anaknya. “Cikal dulu anaknya mada (nakal), Alhamdulilah setelah masuk Buddha Tzu Chi (mengikuti kelas teratai) ini udah pengertian lah, sudah tahu menolong, nggak melawan orang tua lah, udah rajin belajar,” ujar Heri dengan penuh syukur.


Heri (kiri) selalu mendampingi Cikal saat mengikuti kelas teratai merasakan perubahan positif dari anaknya.

Hal positif juga dirasakan oleh Robi Aditya, anak teratai yang saat ini sudah kelas 12 (3 SMA). Setelah mengikuti kelas teratai selama lebih kurang 3 tahun, Robi pun berubah ke arah lebih baik. “Sebelumnya Robi orangnya tidak punya kepercayaan diri, nggak mikirin masa depan, pemalas, juga jarang belajar. Setelah Robi ikut Tzu Chi, perubahan yang Robi dapat adalah sekarang penuh dengan kebaikan, Robi sekarang lebih sering senyum, lebih sering membantu orang,” ujar Robi.

Robi yang bercita-cita untuk menjadi pengusaha, saat ini juga menjadi donatur Tzu Chi melalui celengan bambu yang dia sisihkan dari uang jajan maupun kerja sampingan dengan cara cuci motor. Robi berharap apa yang disumbangkan bisa memberikan kebahagiaan bagi orang lain, dia pun ikut bahagia.


Relawan Tzu Chi mendampingi anak teratai selama mengikuti kelas budi pekerti.

Senada dengan Robi yang berubah menjadi pribadi yang lebih baik, anak teratai lainnya yang bernama Lian Sinaga juga merasakan hal yang sama. “Perubahan karakter, waktu sebelum berjodoh dengan yayasan Buddha Tzu Chi, Lian berandalan, sering bermain malam hari, pulang pagi, kadang sekolah juga nggak ingat, menyia-yiakan waktu,” ujar Lian mengenai kehidupannya sebelum ikut kelas teratai Tzu Chi. Lian juga mendonasikan uang melalui celengan dari hasil menyisihkan uang jajan, hasil kerjanya sebagai tukang cuci mobil, dan tempel ban.


Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Hubungan Orang Tua dan Anak yang Makin Erat

Hubungan Orang Tua dan Anak yang Makin Erat

24 November 2017

Kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini Minggu, 19 November 2017 diadakan di alam terbuka, yakni Pantai Pongkar. Kegiatan ini diisi dengan berbagai materi dan games menarik yang membuat hubungan orang tua dan anak makin dekat.

Tiga Kata Penuh Makna

Tiga Kata Penuh Makna

16 Februari 2017
Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengangkat sebuah materi Tiga Kata Penuh Makna (Tolong, Maaf, dan Terima Kasih). Ketiga kata tersebut merupakan kata yang harus sering diucapkan karena akan membawa manfaat dan memberi dampak kebaikan yang besar pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan : Duo Yong Xing

Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan : Duo Yong Xing

04 Maret 2014 Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan kembali diadakan di Kantor Tzu Chi Medan komplek Cemara Asri, Medan.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -