Bulan Kebahagiaan Penuh Berkah
Jurnalis : Djunarto (He Qi Timur), Fotografer : Neysa (He Qi Timur)
|
| |
Langkah demi langkah diiringi alunan “Sutra Amitartha” menciptakan suasana khusyuk dan luhur. Kemudian, terdengar suara pembawa acara Jia Wen Yu Shijie mempersilakan para relawan yang hadir untuk berdiri dan bersikap anjali, kemudian dilanjutkan dengan menjalankan pradaksina “Rau Fo Rau Fa“ atau berjalan dengan penuh kesadaran. Makna Bersukacita Tradisi cioko atau ulambana identik dengan Bulan Hantu. Masyarakat berbondong-bondong membakar ribuan dupa di kelenteng dan mempersembahkan sesajian dengan aneka binatang persembahan untuk “menenteramkan“ para arwah gentayangan, agar mereka yang hidup di alam setan ini tidak mengganggu manusia.
Ket : -Dengan langkah kaki yang terpusat dan penuh kesadaran, barisan komite Tzu Chi mempersembahkan lilin, bunga dan buah kepada para Buddha. kiri) Kehidupan masyarakat kini yang semakin moderen, seharusnya bersikap lebih arif dalam menyikapi makna Pu Du (Ulambana) yang sebenarnya. Master Cheng Yen membabarkan Dharma mengenai silsilah Ulambana. ”Bulan ini merupakan bulan bersyukur dan saat yang tepat untuk membalas budi terhadap orangtua kita, terhadap makhluk hidup, serta terhadap seluruh alam semesta,” kata Master Cheng Yen. “Pu“ berarti melingkupi/mencakup seluruh alam semesta, baik darat, laut, dan udara maupun alam setan kelaparan serta alam binatang. Sementara “Du” berarti menyelamatkan makhluk yang menderita. Ulambana ini bukan hanya dilaksanakan satu hari saja, namun terus-menerus tanpa henti. Bila kita mempersembahkan darah maupun daging kepada alam setan justru menambah efek karma buruk, karena sesungguhnya alam setan ini menunggu matangnya karma baik dan kondisi untuk terlahir lagi sebagai makhluk lain/reinkarnasi. Di dalam Sutra Ksitigarbha Bodhisatwa disebutkan bahwa bilamana ingin membantu mereka dan mengurangi karma negatif yang muncul, yang harus dilakukan adalah mendoakan mereka dengan hati yang tulus. Masa Untuk Meningkatkan Kebijaksanaan
Ket : - Dengan khusyuk, para relawan Tzu Chi berdoa bersama agar dunia terhindar dari bencana. (kiri) Kenapa bulan tujuh tanggal 15 imlek dikatakan sebagai bulan penuh sukacita? Pada masa Buddha Gautama, rentang waktu 3 bulan di antara bulan 4 tanggal 15 imlek sampai dengan bulan 7 tanggal 15 imlek, para Bikshu sangat kesulitan melaksanakan pindapatta (menerima dana makanan –red) dari rumah ke rumah umat karena cuaca di india sedang sangat panas. Pada saat itu alas kaki belum ada, ditambah lagi dengan musim penyakit menular yang sangat rentan. Maka itu, Buddha memutuskan untuk memerintahkan semua muridnya agar berdiam di kuti / wihara saja, sambil melakukan meditasi pengheningan diri yang disebut masa vassa. Selama masa vassa tersebut, para murid Buddha digembleng dengan uraian Dharma, dan ada masa tertentu para murid dipanggil satu persatu untuk menceritakan pengalaman spritualnya kepada Buddha. Rata-rata para murid memperoleh buah kebijaksanaan selama masa vassa tersebut. Buddha sangat bersukacita pada saat itu. Para umat yang ingin berdana diperbolehkan menuju tempat persemayaman Buddha bersama para murid-muridnya. Demikian Master Cheng Yen menguraikan arti bulan tujuh imlek yang selalu diperingati para relawan Tzu Chi sebagai bulan penuh berkah dan penuh sukacita. | ||
Artikel Terkait
Kasih Sayang Sepanjang Masa
20 Mei 2015Sebuah bilik yang diterangi lampu pijar 5 watt ini membuat ruangan tampak remang-remang dihuni seorang wanita paruh baya, Sumirah (45) yang sedang menggendong putrinya, Aripah (17) menyambut kedatangan kami. Segera sorot mata kami tertuju pada putrinya yang sudah menginjak usia remaja namun masih berada dalam dekapan sang bunda.

Menjaga Bumi dengan Penanaman Pohon
21 Februari 2022Tzu Chi Bandung dan prajurit TNI yang menjadi Satgas Citarum Harum melakukan penanaman 500 bibit pohon Salam di Desa Andir Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

PAT 2022: Menyelami Dharma, Menyeberangi Lautan Samsara
14 Desember 2022Kapal berkapasitas besar dengan logo Tzu Chi sudah siap untuk berlayar membawa para insan Tzu Chi dan semua makhluk yang menderita menyeberangi lautan. Juga menghadapi badai dan ombak besar di tengah lautan yang luas hingga mencapai pantai kebahagiaan.