Bulan Tujuh Penuh Berkah

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara 2), Fotografer : Joe Suati & Elysa (He Qi Utara 2)

Relawan dan tamu undangan sebanyak 308 orang menghadiri acara bulan 7 penuh berkah.

Bulan tujuh penanggalan  lunar sering dianggap sebagian orang sebagai bulan hantu yang diliputi kesuraman dan ketidakberuntungan. Karena itu banyak hal yang mereka hindari, misalnya  tidak boleh menikah, membuka  usaha  dan  lain lain. Padahal itu semua pandangan keliru, sebaliknya bulan tujuh adalah bulan penuh berkah. Kalimat  inilah  yang selalu dilontarkan relawan  Tzu Chi kepada tamu undangan  yang datang dalam pengenalan bulan tujuh di Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk Jakarta.

Sebelum  memulai acara di lantai  dua  relawan telah mempersiapkan beberapa meja bulat, setiap meja diisi oleh enam hingga delapan orang tamu serta didampingi oleh relawan Tzu Chi. Dalam Pengenalan bulan  tujuh ini  relawan menyampaikan pesan dari  Master Cheng Yen kepada  tamu undangan yang datang . 

“Ini bagus, Indah dipandang,” kata Meliani Sulystio, seorang relawan sambil memperlihatkan sejumlah foto ketika menerangkan tradisi sembayang leluhur. “Lebih baik persembahan memakai  buah-buahan daripada  hewan  yang disembelih, lebih baik sembayang dengan  tangan dibanding membakar hio, lebih baik kita berdana daripada membakar uang kertas,” pesan Meliani. Ia juga mengajak setiap tamu mau mempraktikkan pola makan vegetarian. Karena dengan vegetarian, berarti sudah melakukan  pelimpahan jasa pada leluhur. Para tamu pun  dibagikan kartu  Pelimpahan Jasa  dan  kolom ini  diisi setiap kali mereka bervegetarian.

 

Meliani Sulystio sedang menjelaskan makna bulan 7 lunar yang sebenarnya adalah bulan berbakti. 

Amelia Devina menjelaskan mengapa perlu bervegetarian, yakni demi kesehatan sendiri, lingkungan dan cinta kasih kepada semua makhluk.

Usai  Pengenalan  bulan  tujuh, tamu undangan bersama  relawan menuju ke tempat dimulainya  acara  “Bulan Tujuh Penuh Berkah” di Ruang Auditorium (Guo Yi Ting)  lantai  3, Aula Jing Si. Acara yang diadakan minggu 7 Agustus  2016 ini dikemas dengan sangat menarik. Para tamu mengenal lebih dalam tentang  bulan 7, dan mengulas cerita  Ulambana, cerita asal mula   bakar kertas. Para tamu juga diajak mendalami lagi tentang berbakti kepada leluhur, pertunjukan bahasa Isyarat  tangan, ajakan hidup sehat dengan vegetarian,sharing Relawan, dan Ceramah Master Cheng Yen. Tak ketinggalan, para tamu undangan juga dapat mencicipi  aneka macam masakan vegetarian dan  mendapatkan resepnya untuk  dipraktikan  di rumah .

Tepat  pukul  14.30 WIB acara  dimulai, Christine seorang relawan mengajak para tamu memahami bahwa  Bulan 7 adalah bulan penuh berkah, bulan penuh sukacita, dan bulan penuh syukur. Diceritakan pada  zaman  Buddha, ketika itu musim panas, banyak  serangga keluar dari sarangnya. Buddha  sangat  khawatir dan melarang para Sangha yang bertelanjang kaki   keluar  dari vihara  menerima dana makanan. Karena jika keluar akan menginjak dan melukai serangga atau sebaliknya terluka oleh serangga. Dalam masa ini para Sangha tidak keluar dan melatih diri  dengan tenang hingga masa Varsa banyak  sekali para bikhu mencapai kesempurnaan. Dan Maudgalyayana murid Buddha telah menyelamatkan ibunya dan makhuk lain di alam setan  kelaparan, karena itu Buddha  merasa  bersuka cita.

Mengutip pesan Master Cheng Yen, Christin mengatakan bahwa hendaknya kita harus mempunyai  keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar kita tidak membuat kekeliruan  dan tidak terjerumus dalam takhayul.

Sesi  selanjutnya mengenai Pola  hidup  nabati atau bervegetaris yang dibawakan Amelia dengan tema “Tidak keburu lagi”. Dimulai dengan tayangan gambar  sapi yang gemuk dan sehat.    Dulu hewan  pertenakan tumbuh alami dan hidup di lapangan yang luas, namun sekarang hewan pertenakan pabrikan tumbuh dengan obat–obatan dan hidup di kandang yang sempit dan  kotor. Hanya memuaskan  keinginan kita, hewan ini selalu diternak dalam kesakitan dan menderita untuk disembelih. Ada 9 Fakta ditemukan, di antaranya daging mengandung antibiotik, jutaan  anak ayam jantan dibunuh setelah  menetas.

Mengutip  pakar  gizi  dan  kesehatan Dr  Susianto Tseng,  Amelia  menerangkan bahwa kandungan protein yang  tertinggi  berasal dari  produk nabati  seperti sayur, buah, kedelai, kacang–kacangan. Ditayangkan pula tabel  perbandingan  berbagai sumber protein nabati  dan hewani, tabel perbandingan  tempe  dan  daging, serta kadar kolestrol dalam bahan makanan di mana ternyata  produk  nabati  lebih baik untuk dikonsumsi. Amelia juga mengajak  para hadirin berpikir ulang dan sadar tentang apa yang kita makan. Manusia harus  mencintai  diri sendiri dan mencintai  lebih luas  lagi pada sesama  mahluk hidup.

Evelyn Shijie berbagi pengalamannya yang dulu tidak suka sayur tetapi kini memutuskan untuk bervegetarian demi kesehatan, wujud berbakti, dan cinta kasih terhadap makhluk hidup.

Penampilan isyarat tangan oleh relawan berjudul "Makan Sayur Paling Mengagumkan" membuat suasana ceria.

Sharing Peserta

“Dulu makan mie saya milih dagingnya dan tak mau sayurannya, kini makan mie saya milih sayurannya,” kata Evelyn salah satu relawan yang bergabung dengan Tzu Chi dua tahun yang lalu. Menurut  Evelyn, makanan enak hanya memenuhi nafsu kita dengan melukai binatang. Ia kini merasa nyaman dengan vegetarian karena bisa menjalin hubungan baik pada semua orang. “Tidak lagi emosian, tidak lagi marah marah, ada masalah  tidak dibesar-besarkan,” aku Evelyn yang murah senyum ini pada  setiap orang.

Usai  acara, para relawan mempersilahkan tamu undangan ke ruang makan untuk mencicipi aneka kreasi makanan vegetarian. Ada Siomay, pizza, nasi tim vege dan lainnya.Stand  makanan juga dibuat secara  menarik oleh relawan, selain mencicipi para tamu bisa menanyakan langsung resep masakan yang dibuat.

Jalinan Jodoh baik telah terjalin, pandangan benar yang telah  disampaikan membuat hati setiap orang tercerahkan, menjauhkan  kerisauan dan ketakhayulan. Dana untuk membeli uang kertas dan hewan untuk disembelih digunakan untuk membantu sesama yang kesusahan dan menderita. Dengan berbuat kebajikan, berbakti kepada orang tua dan vegetarian membawa langkah manusia di jalan Bodhisatwa dan menyakini setiap hari adalah hari baik.

 


Artikel Terkait

Bertekad Mempraktikkan Makna Bulan Tujuh

Bertekad Mempraktikkan Makna Bulan Tujuh

14 September 2016

Setelah gathering Bulan Tujuh Penuh Berkah yang dihadiri oleh masyarakat umum pada bulan Agustus lalu, kini relawan Tzu Chi ingin mengetahui manfaat yang didapat oleh para peserta. Maka pada Minggu, 4 September 2016 relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara 2 kembali mengadakan gathering ketiga sekaligus penutupan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah.

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Perubahan Positif Membawa Kebahagiaan

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Perubahan Positif Membawa Kebahagiaan

23 Agustus 2015 Relawan dari komunitas He Qi Barat mendapatkan ladang berkah mengisi salah satu segmen drama yaitu isyarat tangan Ren Ren Zuo Huan Bao (Semua Orang Melakukan Daur Ulang Sampah) sebanyak 22 orang dalam pementasan drama pada bulan tujuh penuh berkah yang digelar pada hari Minggu, 23 Agustus 2015 yang bertema "Mencintai Bumi dengan Pelestarian Lingkungan, Menghimpun Berkah dengan Vegetarian".
Sukacita Menyambut Bulan Penuh Berkah

Sukacita Menyambut Bulan Penuh Berkah

23 Agustus 2016

Tahun ini, relawan Tzu Chi He Qi Barat menggelar perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah di Aula Jing Si Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Perayaan yang digelar pada Minggu, 14 Agustus 2016 tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri 548 orang.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -