Cinta dari Dalam Hati
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
|
| ||
Sebanyak apapun harta benda yang kita miliki tidaklah menjamin kita akan hidup bahagia. Banyak faktor lain yang dapat membuat kita bersyukur dan bahagia, salah satunya yaitu cinta kasih. Seperti yang dikatakan Master Cheng Yen, “Jika kita memiliki cinta kasih di dalam hati, kita akan memaknai kebahagiaan tersebut.” Sebagai wujud nyata cinta kasih, Tzu Chi mengadakan kegiatan donor darah di Sekolah Amitayus pada tanggal 11 September 2011 agar 86 calon pendonor dapat menyumbangkan cinta kasihnya melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Jalinan Jodoh untuk Berbagi
Keterangan :
Dengan kegiatan donor darah ini, Darwin senantiasa tergerak untuk dapat pula mendonorkan darahnya, dan terlebih lagi, ia mengajak teman-temannya untuk berbagi cinta kasih kepada sesama. “Pagi ini, saya umumkan di antara teman-teman saya, dan jodoh pun membuat Yuliana dapat pula bersumbangsih. Dalam menjalani hidup, saya selalu berpikir, apa yang bisa saya berikan bagi orang lain? Darah, adalah salah satunya. Sangat menyenangkan mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi, terutama donor darah,” ujar Darwin. Pertama kali mendonorkan darah, Yuliana berharap bahwa darahnya dapat sampai kepada yang membutuhkan. “Memang hanya satu kantong kecil saja, tetapi saya ingin bahwa darah saya dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Memang sakit saat proses pengambilan darahnya, tapi menyenangkan saat tahu darah saya dapat memenuhi kualitas PMI. Tentu saja tak semua orang bisa mendonorkan darahnya. Banyak yang gagal saat diperiksa di awal,” ujar Yuliana.
Keterangan :
Welas Asih Bersumbangsih Memiliki golongan darah yang langka, membuat Rini semakin bersemangat ketika kegiatan donor darah datang. “Darah saya golongan AB. Saya tahu kalau darah AB jarang, jadi saya ingin bantu PMI untuk nolong orang yang memerlukan darah AB,” katanya. Rasa welas asih Rini yang nyata dibuktikan dengan keinginannya untuk mengikuti kegiatan donor darah lagi di kemudian hari. “Saya ingin bersumbangsih lebih banyak. Relawan Tzu Chi baik dan ramah, dan hal inilah yang membuat saya tertarik, karena walaupun saya seorang Muslim, mereka tidak membeda-bedakan. Ajarannya sangat universal. Inilah yang menjadi pemersatu di antara relawannya,” ungkapnya. Ketika darah menjadi penyelamat kehidupan, kita manusia tidak akan pernah tahu kapan memerlukannya. Ketika harta benda bukanlah satu-satunya pembuat kebahagiaan, hanya cinta kasih tulus dalam hatilah yang akan membawa kebahagiaan untuk hidup. Ketika kita memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sebuah kehidupan dan sekaligus membawa kebahagiaan bagi diri kita sendiri, maka jangan ragu-ragu untuk melakukannya. Just Do It! | |||
Artikel Terkait

Peduli Merapi : Nasi Bungkus di Posko Terpencil
12 November 2010 Satu tim relawan Tzu Chi Jakarta yang dipimpin Tawang Sotya Djati mencapai kota Yogyakarta dengan penuh perjuangan. Melewati beberapa kawasan yang telah mendapat hujan abu selama berhari-hari. Tanggal 6 November 2010, kami menuju posko pengungsian di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).Donasi Buku Jing Si: Berdana Melalui Buku
01 Februari 2016Pada Sabtu, 23 Januari 2016, sebanyak 15 relawan Tzu Chi Medan bertolak menuju Kota Binjai untuk menyalurkan donasi buku Jing Si di tiga lokasi berbeda yaitu di Yayasan Perguruan Ahmad Yani Binjai, Lapas Binjai, dan Sekolah Gajah Mada.

Pemberkahan Akhir Tahun 2021: Menumbuhkan Kebijaksanaan Lewat Setiap Tantangan
24 Januari 2022Pemberkahan Akhir Tahun 2021 ini juga memunculkan haru di hati para relawan yang hadir seakan-akan menghadiri ajang reuni.