Cinta Kasih Universal

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Lie Se Jan & David (Tzu Chi Singkawang)
 

foto
Sebelum menjalani operasi katarak pada tanggal 8 sampai dengan 10 November di Pontianak, warga yang mendaftarkan diri di Singkawang menjalani screening terlebih dahulu.

Hari itu Jumat, 1 November 2013. Suasana di Rumah Sakit Umum Harapan bersama, Singkawang terlihat riuh oleh orang-orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti bakti sosial pengobatan katarak. Relawan-relawan Tzu Chi pun terlihat sibuk menata tempat dan membimbing para calon pasien untuk diarahkan ke bagian pemeriksaan medis. Tapi yang mencuri perhatian adalah sebanyak 18 orang relawan yang berasal dari Gereja Sidang Jemaat Allah. Dan kehadiran mereka bisa dikatakan berasal dari sebuah jodoh yang masak.

Kira-kira pada akhir tahun 2010, seorang Pendeta yang bernama Matheos Mau memiliki misi memperbaiki taraf pendidikan bagi warga tak mampu. Dalam misinya ia ingin mendirikan sebuah Sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Penginjil bagi warga tidak mampu. Namun keterbatasan biaya menjadi persoalan yang harus dihadapi oleh Pendeta Mau.  Ia tak hanya harus menyediakan tenaga pengajar, tapi juga pembangunan tempat berlangsungnya pendidikan itu. Setelah lama mencari akhirnya Pendeta Matheos berencana akan menyewa sebuah ruko yang terletak di Pasar Baru Singkawang. Dan dari niat menyewa inilah Pendeta Matheos justru bertemu dengan relawan Tzu Chi yang bernama Tjhang Tjin Djung. Saat bertemu Pendeta pun menyampaikan maksudnya menyewa ruko milik Tjhang Tjin Djung di daerah Pasar Baru untuk dijadikan tempat belajar mengajar. Lalu setelah mendengar keseriusan Pendeta Matheos dalam memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak usia dini, Tjhang Tjin Djung pun langsung berkata kalau Pendeta Mau boleh menggunakan rukonya tanpa dipungut biaya. “Pendeta memberikan pendidikan tidak bayar kan. Maka kami juga memberikan pinjaman ruko tanpa bayar untuk pendeta,” kata Tjhang Tjin Djung mengulang ucapannya dulu.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan-relawan dari Gereja berlatih kebersamaan melalui kegiatan Tzu Chi (kiri).
  • Pendeta Matheos Mau merasa tersentuh dengan keterbukaan Tzu Chi dalam membantu setiap orang yang membutuhkan (kanan).

Maka sejak pertemuan itulah hubungan Pendeta Matheos Mau dan Tjhang Tjin Djung semakin dekat. Menurut Pendeta Matheos, ia melihat ada keseriusan dan cinta kasih universal dari para relawan Tzu Chi. Ia juga mempertegas bahwa semua kegiatan Tzu Chi merupakan penerapan dari cinta kasih yang ada di setiap agama. Untuk itu saat Tzu Chi akan melaksanakan screening bakti Sosial ke-94, Pendeta Mau langsung berkata kepada Tjhang Tjin Djung untuk dilibatkan. Maksudnya adalah dengan melibatkan para anak didiknya yang bersekolah di studi Penginjil, anak-anak bisa memahami makna cinta kasih yang sesungguhnya, bahwa cinta kasih itu tanpa batas dan tak memandang perbedaan. “Di sini para anak-anak didik bisa belajar mempraktikkan cinta kasih. Karena cinta kasih itu adalah universal dan tak memandang perbedaan,” jelas Pendeta Mau.

  
 

Artikel Terkait

Senasib Sepenanggungan

Senasib Sepenanggungan

07 Juni 2010
Maryanah bersama dengan 12 relawan Tzu Chi He Qi Selatan melakukan kegiatan kunjungan kasih yang rutin dilakukan satu bulan sekali. Sudah 2 tahun lamanya, Chong Kim Sun - suami dari Heni dan ayah dari Christina yang terkena stroke menjadi pasien penanganan khusus Tzu Chi.
Memahami Arti dari Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memahami Arti dari Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2019

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti. Siswa-siswi diberikan materi mengenai Bulan 7 Penuh Berkah agar mereka mengerti maknanya sesuai ajaran Buddha.

Cintai Lingkungan Melalui Kegiatan Sehari-hari

Cintai Lingkungan Melalui Kegiatan Sehari-hari

19 April 2013 Udara yang dulunya sejuk juga telah tercemar dengan gas karbondioksida dan metana yang kandungannya berlebih sehingga menimbulkan efek rumah kaca. Oleh karena itu sebagai makhluk yang tinggal di bumi, tentunya kita  wajib menjaga kelestarian bumi, bukan hanya untuk bumi itu sendiri tapi untuk kehidupan kita kelak agar dunia bebas dari bencana.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -