Cinta Kasih untuk Makassar

Jurnalis : Henny Laurence (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Eddy Go (Tzu Chi Makassar)
 
 

fotoPembagian beras ini dirasa sangat tepat untuk membantu masyarakat tidak mampu. Relawan Tzu Chi membantu seorang ibu mengangkat beras yang diterimanya.

 

Minggu, 2 Oktober 2011, jam 8 pagi, sebanyak 100 relawan Tzu Chi telah berkumpul di Kantor Penghubung Tzu Chi Makassar untuk bersama-sama menuju lokasi pembagian beras cinta kasih di Baruga Kelurahan Pannampu. Setibanya di lokasi sudah banyak warga yang telah menunggu.

 

 

 

Seminggu sebelum pembagian beras, koordinator, wakil koordinator, dan beberapa relawan Tzu Chi Makassar menemui Lurah Pannampu untuk meminta izin mendata warga yang kurang mampu. Dari data lurah tercatat 6 kelurahan yang akan disurvei langsung. Relawan dibagi ke dalam 4 tim untuk survei langsung dan pembagian kupon beras yang dipandu oleh kader dan pengurus RT setempat. Dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah, survei akhirnya selesai pada pukul 13.00 WIT.  Kemudian relawan berkumpul kembali di kantor kelurahan dengan wajah yang letih karena teriknya panas matahari.  Tapi para relawan tampak sangat bahagia dan ada kepuasan tersendiri karena telah berhasil mendata warga yang membutuhkan bantuan. Sebanyak 1.527 lembar kupon yang terbagi pada hari itu.

Dari pengalaman survei dan pembagi kupon beras, kita bisa merasakan bahwa ternyata masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kita pun bisa merasa bersyukur karena kita masih bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan kita. Acara diawali dengan sambutan dari kordinator kegiatan ini, Solihin Salim, yang membacakan pesan dari pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi Master Cheng Yen. Dalam baksos pembagian beras cinta kasih ini, dengan penuh sukacita dan bersyukur para relawan dengan tulus menyalurkan bantuan beras ini dengan tidak membeda-bedakan suku, golongan, ras maupun agama.

foto  foto

Keterangan :

  • Meski beras akan habis pada masanya, tapi diharapkan cinta kasih ini akan selalu terkenang selamanya.(kiri)
  • Para relawan memeragakan isyarat tangan "Satu Keluarga" sebagai wujud kebersamaan di antara sesama.(kanan)

Dalam sambutannya Lurah Pannampu H.Ismail Abdullah mengatakan, “Sekarang zamannya kebersamaan untuk membangun bangsa dan tanah air, jangan lagi ada perkataan bahwa beras ini dibagikan oleh suku yang berlainan. Kita semua sama, tidak membeda-bedakan ras, suku, dan agama, semuanya satu: bangsa Indonesia.” Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang mau memberi perhatian dan bantuan kepada warganya yang kurang mampu.

Sebelum puncak acara pembagian beras, para relawan Tzu Chi memeragakan isyarat tangan dengan diiringi dengan lagu “Satu Keluarga”. Penyerahan beras secara simbolis oleh relawan Tzu Chi, Ronny Japasal, kepada salah satu warga dan tanda terima penyerahan beras oleh relawan Tzu Chi Solihin Salim yang diserahkan kepada Lurah Pannampu dan tokoh masyarakat Pannampu Bapak Andi Sanif Atjo. 

Nony, warga RW5 /RT 6 Pannampu merasa sangat terharu dan berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Di tengah kehidupan yang penuh tantangan ini masih bisa mendapatkan bantuan beras 20 kg, yang bisa digunakannya selama 1 bulan ini. Ini berarti bisa menghemat dan uangnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya. Dia pun berdoa semoga relawan-relawan Tzu Chi bisa sehat selalu, supaya bisa membantu sesama yang masih banyak membutuhkan bantuan.

Pembagian beras ini berlangsung hingga jam 1 siang, dimana semuanya merasa sangat bahagia walau sudah bekerja dari pagi. Sambil menunggu warga yang masih datang, satu per satu relawan juga membersihkan tempat kegiatan. Beras yang dibagikan akan habis pada masanya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa.

 

  
 

Artikel Terkait

Menghargai Berkah dan Terus Berbuat Kebajikan

Menghargai Berkah dan Terus Berbuat Kebajikan

16 April 2024

Acara Belajar Bersama Tzu Chi Surabaya terasa istimewa dengan kedatangan Johnny Chandrina, Ketua He Qi Tangerang. Ia berbagi pandangan dan pengalamannya tentang ketidakkekalan, serta bagaimana akhirnya menjadi relawan Tzu Chi.

Semangat Berbagi untuk Warga yang Tinggal di Kolong Tol Jembatan Tiga

Semangat Berbagi untuk Warga yang Tinggal di Kolong Tol Jembatan Tiga

27 September 2022

Waktu baru menunjukkan pukul 10.30 WIB, tapi di bawah kolong tol Jembatan Tiga, terik matahari sudah terasa menyengat. Namun puluhan relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara 1 tampak tak acuh. Mereka begitu semangat membagikan nasi kotak vegetaris kepada warga yang tinggal di sana.

Mengerti Betapa Berharganya Orang Tua

Mengerti Betapa Berharganya Orang Tua

24 Mei 2013 Kunjungan kami disambut hangat dan ceria oleh opa oma yang berada disana. Keceriaan tersebut dapat terlihat jelas di raut muka mereka dengan cara mengucapkan “Halo…” sambil menjabatkan tangan mereka kepada kami semua satu persatu.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -