Cinta Kasih yang Berkelanjutan Bagi Warga Karimun

Jurnalis : Abdul Rahim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Rabu, 10 Juni 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali bekerjasama dengan Polsek Balai Karimun menyalurkan 240 karung beras cinta kasih kepada para sopir di Karimun.

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali bekerjasama dengan Polsek Balai Karimun menyalurkan beras cinta kasih kepada para sopir yang terkena dampak ekonomi dari wabah Covid-19. Pada pembagian beras cinta kasih kali ini, Rabu, 10 Juni 2020, sebanyak 240 karung beras dibagikan kepada sopir taksi, ojek, dan tukang becak pelabuhan.

Tepat pukul 08.30 WIB, sebanyak 19 relawan sudah berkumpul di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun untuk memindahkan beras ke kantor Polsek yang berjarak sekitar 120 meter. Jarak yang berdekatan ini membuat relawan sangat mudah untuk mengadakan kegiatan tersebut.


Sekitar pukul 09.00 WIB, relawan beserta para personel kepolisian sudah mulai membagikan beras cinta kasih dengan cara drive thru. Protokol kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam menyalurkan bantuan ini.

Sekitar pukul 09.00 WIB, relawan beserta para personel kepolisian sudah mulai membagikan beras cinta kasih dengan cara drive thru seperti pada pembagian beras cinta kasih yang sebelumnya. Protokol kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam menyalurkan bantuan ini. Satu-persatu sopir mulai memasuki kantor polsek dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai koordinasi dari relawan agar semua aman saat melakukan pengambilan beras cinta kasih.

Wabah Covid-19 sangat berdampak terhadap penghasilan di berbagai sektor transportasi darat seperti sopir taksi, ojek dan becak. Di masa wabah virus Covid-19 banyak kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah yang mengakibatkan banyak sektor pekerjaan mengalami imbas.


Edi, salah satu tukang becak yang terkena dampak ekonomi dari wabah virus Covid-19.

Bagi para sopir, pelabuhan adalah tempat yang paling strategis untuk menopang ekonomi mereka, karena banyaknya orang yang berlalu lalang sehingga kesempatan mendapatkan penumpang akan lebih tinggi. Tetapi sejak adanya wabah Covid-19 mereka menjadi sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari. Pelabuhan yang sempat berhenti beroperasi pasca beberapa wilayah di Riau dinyatakan zona merah membuat pemerintah Karimun menutup pelabuhan untuk sementara waktu. Walau untuk saat ini pemerintah sudah menetapkan New Normal, itu pun tidak bisa memberikan peningkatan ekonomi kepada para sopir.

Seperti salah satu tukang becak yang bernama Edi (52), sangat merasakan dampak dari wabah tersebut.

“Dampaknya penumpang sangat berkurang, biasa sebelum corona sehari-hari dapatlah Rp 50,000 sampai Rp 60,000, setelah corona ini jadi kuranglah. Kira-kira Rp 15,000, jadi susah sekali pak,” ungkapnya.


Burman (63) salah satu tukang becak saat menerima beras cinta kasih. 

Tukang becak lainnya yang bernama Burman (63) juga merasakan hal yang sama. Pandemi Covid-19 ini sangat mempengaruhi pendapatannya. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, ia hanya berharap bantuan dari pemerintah dan pihak lain, termasuk bantuan yang diberikan Yayasan Budha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.

“Semenjak Corona ini tidak ada yang mau sewa, satu pun gak ada. sebelumnya ada lah yang mau sewa becak saya,” ucapnya. Ia pun sangat bersyukur dengan adanya sembako berupa beras 10 kg yang diberikan Tzu Chi ini. Semoga bantuan ini bisa dinikmati oleh teman-teman lain yang membutuhkan.

“Syukur Alhamdulillah sudah mendapatkan bantuan yang diberikan ini, semoga bantuan ini juga bisa dinikmati yang lainnya,” tambahnya.

Pembagian beras cinta kasih kali ini merupakan jalinan jodoh yang berlanjut dengan Polsek Balai Karimun. Sebelumnya, setelah pembagian beras kepada sopir oplet, Kapolsek Tanjung Balai Kota mengajukan bantuan yang sama kepada Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bagi para sopir pelabuhan agar bisa meringankan beban mereka di masa pandemi ini.


Ketua Harian Tzu Chi Karimun, Sukmawati, menjelaskan, bantuan beras cinta kasih ini merupakan wujud kepedulian Tzu Chi kepada warga Karimun.

Ketua Harian Tzu Chi Karimun, Sukmawati, mengatakan bahwa beras cinta kasih yang disalurkan ini adalah sebagai bentuk rasa peduli Tzu Chi kepada warga Karimun.

“Walau sembako hanya 10 kg beras, mungkin hanya cukup untuk 7 hari atau 10 hari. Tapi, ini suatu tindakan bahwa kita juga peduli warga Karimun,” ucapnya.

Semoga dengan adanya bantuan yang salurkan oleh Tzu Chi ini bisa meringankan beban saudara-saudara kita, dan semoga wabah Covid-19 ini cepat berlalu. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen “Dengan bersumbangsih baru akan terjalin hubungan yang saling berintraksi dengan penuh rasa syukur dan cinta kasih.”

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -