Cinta Seorang Ibu, Inspirasi Bakti Sepanjang Hayat

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Para ibu bersama anak-anak mereka mengikuti perayaan Hari Ibu Internasional usai prosesi Waisak pada 11 Mei 2025, dalam suasana penuh kehangatan dan kasih sayang.

Bulan Mei menjadi bulan yang sangat bermakna, bukan hanya bagi umat Buddha, tapi juga bagi para ibu di seluruh dunia. Pada 11 Mei 2025, sekitar pukul 10.00 WIB, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menggelar rangkaian perayaan yang penuh makna. Setelah prosesi Waisak yang berlangsung dengan khidmat, acara dilanjutkan dengan peringatan Hari Ibu Internasional yang menghangatkan hati setiap ibu dan anak yang hadir.

Perayaan dimulai dengan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada Master Cheng Yen, sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah yang diberikan. Dengan penuh rasa syukur, acara dilanjutkan penampilan isyarat tangan Tzu Chi berjudul Tian Xia De Mama Dou Shi Yi Yang De, yang dapat diterjemahkan sebagai "Semua ibu di dunia ini sama." Isyarat tangan ini menyampaikan makna mendalam tentang kasih sayang, pengabdian, dan keikhlasan seorang ibu. Melalui gerakan sederhana ini, Tzu Chi ingin menekankan pentingnya menghargai peran ibu yang penuh kasih sayang dan pengorbanan tanpa batas.

Dengan gerakan penuh makna, para relawan dan siswi kelas budi pekerti menampilkan isyarat tangan lagu “Tian Xia De Mama Dou Shi Yi Yang De,” mengungkapkan cinta dan penghargaan mendalam untuk semua ibu di dunia.

Isyarat tangan ini menjadi simbol penghormatan kepada para ibu, yang telah mendidik, membimbing, dan merawat anak-anak mereka dengan penuh cinta, pengorbanan, dan ketulusan hati. Setiap langkah ibu, meskipun penuh tantangan, selalu dipenuhi dengan harapan agar anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Sebelum melanjutkan acara inti, para relawan mempersembahkan tayangan dari Master Cheng Yen yang berjudul Anak yang Mempersembahkan Dagingnya. Cerita ini mengandung pesan yang mendalam; "Berbakti adalah dasar dari segala kebajikan." Melalui cerita ini, Master Cheng Yen mengingatkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah dasar dari segala kebajikan dan merupakan praktik yang harus dilakukan dalam setiap kehidupan. Melalui perbuatan berbakti dan berbuat baik, kita dapat membersihkan noda batin dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Siswa-siswi kelas budi pekerti bersiap mengambil baskom untuk membasuh kaki ibu mereka sebagai wujud bakti dan kasih sayang yang tulus.

Membasuh kaki ibu menjadi simbol bakti dan rasa terima kasih, menjadikan momen ini begitu menyentuh dan sarat makna.

Tibalah saat yang paling mengharukan dalam perayaan ini, yaitu prosesi basuh kaki ibu oleh anak-anak. Dengan penuh kasih dan ketulusan, anak-anak bersimpuh di hadapan ibu mereka, membasuh kaki yang telah lelah berjalan demi keluarga. Momen ini menjadi simbol rasa terima kasih yang mendalam atas segala pengorbanan, cinta, dan keteguhan seorang ibu dalam mendampingi dan merawat anak-anaknya. Prosesi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan ungkapan batin yang menunjukkan betapa besar penghargaan anak-anak terhadap sosok ibu yang telah memberikan segalanya untuk mereka.

Tak hanya itu, sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang, anak-anak juga menyuguhkan secangkir teh kepada ibu mereka. Teh yang disajikan dengan penuh kelembutan ini menjadi lambang dari rasa hormat dan terima kasih yang tulus dari anak-anak kepada ibu. Suasana semakin hangat dan penuh kehangatan saat pelukan diberikan yang merupakan ungkapan cinta yang mendalam antara ibu dan anak, menyatukan keduanya dalam momen kebersamaan yang penuh syukur.

Sri Susanti turut merasakan makna mendalam dalam perayaan Hari Ibu. Ia menyaksikan perubahan positif pada anak-anaknya yang semakin memahami arti bakti dan kasih sayang.

Sri Susanti, seorang ibu berusia 30 tahun yang hadir dalam perayaan Hari Ibu, merasakan makna mendalam dari setiap momen yang berlangsung. Seiring berjalannya waktu, ia melihat perubahan besar pada anak-anaknya yang semakin memahami inti dari perayaan ini. "Terharu, sama pengen ketawa, karena pas anak saya yang kecil ini masih belum bisa, jadi malahan tehnya kita minum bersama. Ini sudah ketiga kali saya ikut kegiatan ini. Dari anak yang belum pandai apa-apa, sampai sekarang mereka mengerti makna basuh kaki, makna Hari Ibu," ungkapnya.

Bagi Sri Susanti, Hari Ibu bukan hanya tentang merayakan peran seorang ibu, tapi juga kesempatan untuk merenung dan membalas segala kebaikan yang telah diberikan oleh ibu tercinta.  "Makna Hari Ibu sebenarnya lebih ke saya membalas budi ibu saya. Karena kasih sayang ibu itu tidak perlu harap balasan. Justru kita sebagai anak yang harus balas budi ibu kita. Untuk anak-anak saya, harapan saya cuma sehat, bahagia, dan selamat," tuturnya dengan tulus. Tak ketinggalan, sang anak mengungkapkan rasa cintanya kepada sang mama dengan sebuah kalimat sederhana, "I Love You," yang langsung membuat mereka tertawa bersama dalam suasana penuh kasih.

Lewat sujud yang tulus, seorang anak menyampaikan cinta dan bakti kepada ibunya, momen yang sarat makna dalam perayaan Hari Ibu.

Melalui kegiatan ini, nilai-nilai cinta kasih, bakti, dan penghormatan kepada orang tua semakin ditanamkan dalam diri setiap ibu dan anak. Dalam ajaran Buddha, berbakti kepada orang tua adalah jalan menuju kebajikan, dan momen seperti ini menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya cinta, rasa syukur, dan penghargaan dalam kehidupan sehari-hari.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Memperingati Hari Waisak, Hari Ibu internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia

Memperingati Hari Waisak, Hari Ibu internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia

11 Mei 2021

Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang diadakan online pada 9 Mei 2021 diikuti oleh 19 relawan Tzu Chi Tj. Balai Karimun.

Sejuta Kasih Sayang untuk Ibu

Sejuta Kasih Sayang untuk Ibu

08 Januari 2016
Keharuan mulai menyelimuti kegiatan ini, saat sampai pada acara pemberian bunga sembari mengucapkan maaf kepada sang bunda Suasana pun semakin haru, membuat setiap insan yang hadir ikut merasakan cinta kasih universal yang sangat mulia, tak terkecuali para relawan.
Jangan Menunda untuk Berbakti pada Orang Tua

Jangan Menunda untuk Berbakti pada Orang Tua

20 Desember 2024

Membasuh kaki orang tua merupakan salah satu bentuk bakti yang bisa dilakukan seorang anak. Relawan Tzu Chi di Xie Li Bogor mengadakan acara basuh kaki yang berlangsung penuh haru di Lippo Plaza Ekalokasari.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -