Dari Cemas Menjadi Syukur, Perjalanan Slamet Pulih dari Katarak

Jurnalis : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya)
Kunjungan kasih relawan Tzu Chi Surabaya ke rumah Slamet Budiono salah satu pasien operasi katarak saat Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke -149 pada Juli lalu. Kehangatan dan kegembiraan terjalin antara relawan dan Slamet.

Operasi katarak gratis dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke -149 di Surabaya, menjadi jawaban dari doa Slamet Budiono (41) warga Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Setelah menjalani operasi katarak, Slamet Budiono kini dapat menjalani krnidupan sehari-hari tanpa hambatan. Kehidupannya pun kembali seperti sedia kala, bekerja untuk mencari nafkah sebagai bentuk tanggung seorang kepala keluarga.

Sebelum menjalani operasi katarak rasa cemas kian timbul dipikiranya. Slamet sapaan akrabnya, mencemaskan jika nanti tidak lagi diperpanjang kontrak oleh pihak perusahaan tempatnya bekerja, hal itu selalu membayangi hari-harinya. Tanggung jawab sebagai kepala keluarga akan menjadi sulit dijalani, karena pekerjaannya sebagai sekuriti perumahan memprioritaskan panca indra yang sehat.

Dengan welas asih, relawan Tzu Chi Tan Junita dan You Natan berjalan menyusuri gang sempit untuk melakukan kunjungan kasih ke rumah Slamet Budiono.

Pada Minggu, 10 Agustus 2025 menjadi bentuk jalinan jodoh baik antara relawan Tzu Chi dan Slamet. Relawan Tzu Chi Surabaya mengadakan kunjungan kasih kepada pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke -149. Dengan semangat dan cinta kasih, sejumlah relawan sudah bersiap dari pukul 08.00 WIB untuk berkumpul di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya. Mereka membagi tujuh tim dalam kunjungan kasih ini.

Dua orang relawan Tzu Chi Surabaya, Tan Junita dan You Natan berkesempatan untuk mengunjungi rumah Slamet yang berada di gang sempit sehingga sulit diakses kendaraan. Mereka berdua dengan welas asih berjalan kaki menuju rumah Slamet, menyusuri gang sempit sambil menengok ke kanan dan kiri mereka untuk mencari keberadaan rumah Slamet. Sesampainya di rumah Slamet, dua relawan ini disambut senyum bahagia dari Slamet dan keluarga.

Relawan tiba di rumah Slamet, dengan hangat Slamet menyambut kedatangan relawan.

Dalam kunjungan kasih kali ini, relawan membawa buku saku Kata Perenungan Master Cheng Yen, brosur pelestarian lingkungan, buletin Tzu Chi terbaru dan celengan bambu Tzu Chi. Tan Junita dengan welas asih menjelaskan dengan lemah lembut tentang Tzu Chi kepada Slamet dan keluarga. Relawan juga tak lupa menanyakan kondisi mata kanan Slamet setelah menjalani operasi katarak sebulan lalu. Dengan bahagia Slamet menjawab perhatian dari relawan. “Saya sangat jaga sekali mata saya setelah operasi kemarin, ini juga bukti rasa syukur saya karena terbebas dari katarak,” ujarnya sambil tersenyum. Slamet selalu dislipin mentaati anjuran dan larangan dari dokter, serta tepat waktu untuk meneteskan obat mata yang diberikan tim medis. Hal itu juga membuat lega perasaan relawan melihat kondisi mata Slamet yang senantiasa baik.

Slamet Budiono sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena kataraknya berhasil diangkat dan menjadi jawaban atas doanya. “Alhamdulillah berhasil, doa-doa saya terjawab lewat Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya, sedikit banyak sudah sama seperti mata kiri saya. Sekarang saya sudah tidak takut untuk berjalan saat mejalankan tugas dan saya juga sekarang saat beraktifitas lebih lancar karena tidak butuh bantuan tangan untuk meraba,” ujar Slamet dengan senyum yang lebar.

Di tengah kehangatan, Tan Junita memberikan celengan bambu Tzu Chi yang nantinya akan digunakan Slamet untuk bersumbangsih terhadap sesama.

Celengan bambu yang diberikan oleh relawan nantinya akan digunakan Slamet untuk bersumbangsih, agar semakin banyak lagi orang yang dapat merasakan manfaat cinta kasih Tzu Chi seperti Slamet.  Di sela-sela kehangatan, Tan junita dan You Natan juga memberikan informasi kegiatan Tzu Chi Surabaya kepada Slamet. Dengan antusias, Slamet juga ingin mengulurkan tangan dan bersumbangsih terhadap sesama. Slamet juga menuturkan bahwa melihat relawan Tzu Chi itu seperti Indonesia versi mini, dengan berbagai latar belakang yang menjadi satu, untuk menebarkan cinta kasih terhadap sesama tanpa memandang latar belakang, suku dan agama.

Dengan semangat dari Slamet yang ingin meneruskan cinta kasih Tzu Chi, Tan Junita juga menambahkan jika Tzu Chi ada untuk semua insan. “Kita tidak pernah membedakan dari segi apapun ketika seseorang membutuhkan pertolongan. Kita relawan Tzu Chi siap untuk membantu dengan prosedur yang kita tetapkan,” ujarnya.

Dengan bantuan operasi katarak dari Tzu Chi, kini Slamet dapat mengendarai kendaraan bermotor tanpa hambatan.

Kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke- 149 di Surabaya adalah bukti bahwa cinta kasih yang disebar akan disebarkan kembali oleh lebih banyak Bodhisatwa yang lainnya seperti Kata Perenungan Master Master Cheng Yen: Orang yang mampu menunjukkan jalan yang benar pada kita adalah seorang guru yang baik, orang yang bisa berjalan beriring di jalan yang benar dengan kita adalah sahabat yang bermanfaat.

Editor: Fikhri Fathoni

Artikel Terkait

Jalinan Jodoh Pestus Bersama Tzu Chi

Jalinan Jodoh Pestus Bersama Tzu Chi

15 Juli 2024

Pestus Jurumanto Situmorang mendapatkan musibah ketika sedang berjuang untuk keluarga. Bersyukur ia dapat tertangani dengan baik berkat perawatan dokter dan dukungan Tzu Chi. Sebagai bentuk rasa syukur, Pestus juga tergerak untuk ikut membantu orang lain. 

Semangat Terus Hani

Semangat Terus Hani

07 Agustus 2024

Semangat Hani yang menderita kanker mata menginspirasi relawan. Anak usia 12 tahun itu terus menggali potensi diri di tengah perjuangan melawan penyakitnya. Hani mempersembahkan lagu berjudul Harta Berharga untuk memberi semangat kepada teman-temannya.

Kunjungan Kasih dalam Misi Cinta Kasih Tanpa Batas

Kunjungan Kasih dalam Misi Cinta Kasih Tanpa Batas

07 Mei 2025

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melaksanakan kunjungan kasih ke Pulau Tanjung Batu Kota untuk menyalurkan bantuan sekaligus mempererat tali kasih dengan 12 Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi).

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -