Dari Satu Benih Menjadi Ribuan Bunga Teratai

Jurnalis : Dewi Sisilia (He Qi Barat), Fotografer : Binawan, Dimin, Rudi Darmawan(He Qi Barat), Sjukur Zhuang (He Qi Utara), Vimala (He Qi Selatan)
 
 

foto
Sekalipun badai menghadang, tekad tetap teguh dan tak tergoyahkan merupakan makna dari pertunjukan bahasa isyarat tangan lagu “Xing Yuan” pada acara peresmian Aula Jing Si.

 

“Mengajak para Budiman di seluruh dunia untuk mengarap ladang berkah”
“Jutaan teratai bermekaran di dalam hati menciptakan dunia Tzu Chi”

Setiap hari adalah hari yang baik, namun hari ini merupakan hari yang bersejarah dalam catatan sejarah Tzu Chi. Minggu, 7 oktober 2012 pada hari ini telah diresmikan Aula Jing Si Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi rumah dan juga tempat pelatihan batin bagi insan Tzu Chi Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Wen Yu Shijie pada pembukaan peresmian Aula Jing Si. Dari balik pembatas rumput, saya menyaksikan barisan relawan Tzu Chi yang padat memenuhi halaman Aula Jing Si, hingga terlihat bagaikan serangkaian kumpulan awan putih dan langit biru. Terlebih lagi pada saat barisan relawan hendak memasuki pintu utama aula, gerakan mereka memancarkan gelombang khidmat yang menggetarkan batin setiap orang yang menyaksikannya.

Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah kaki. Menilik kembali sembilan belas tahun pahit-manis perjalanan Tzu Chi Indonesia, sungguh tidak terbayangkan akan adanya hari yang bersejarah ini. Sejarah hari ini dapat terwujud berkat dukungan dan rasa cinta kasih dari seluruh insan Tzu Chi di Indonesia dan dunia serta adanya jalinan karma baik. Melihat foto-foto perjalanan Tzu Chi yang terpampang di sepanjang lorong menuju aula di lantai empat, mengingatkan saya bahwa perkembangan Tzu Chi di Indonesia hanya bermula dari kegiatan kecil seperti kunjungan ke panti jompo atau pembagian barang bantuan oleh sekelompok istri para pengusaha Taiwan. Selama sembilan belas tahun perjalanan Tzu Chi Indonesia, tentu tidak luput dari gesekan antara sesama, karenanya sungguh tidak mudah untuk pencapaian luar biasa yang dicapai oleh Tzu Chi Indonesia. Sebagaimana yang tertera pada lirik lagu Xing Yuan (Jalankan Ikrar) yaitu :

Setiap jengkal perjalanan ini, langkah demi langkah sulit dilalui
Meski tubuh ini berguncang, terombang-ambing dalam arus deras dunia fana
Meski tubuh hancur berkeping-keping, tekad tetap membara
Gelombang laut bergelora, gulungan ombak dahsyat menghempas
Tekad sudah terpatri di dalam jiwa, raga pun ikut mewujudkan
Tekad teguh tak tergoyahkan, dalam masa tak terhingga

foto  foto

Keterangan :

  • Barisan relawan Tzu Chi yang rapi memenuhi halaman Aula Jing Si, hingga terlihat bagaikan serangkaian kumpulan awan putih dan langit biru (kiri).
  • Menko Kesra Agung Laksono berkesempatan melihat poster-poster 19 Tahun Perjalanan Tzu Chi di Indonesia yang terdapat di sepanjang jalan menuju Aula Jing Si (kanan).

Sekalipun badai menghadang, tekad tetap teguh dan tak tergoyahkan. Bermula dari satu benih kebaikan berkembang menjadi ribuan bunga teratai yang akan terus berkembang mewarnai dunia Tzu Chi. Pada momen yang berharga ini, melalui teleconference secara langsung Master Cheng Yen menyapa insan Tzu Chi Indonesia dengan penuh kasih dan juga bijaksana, mendoakan agar insan Tzu Chi di Indonesia dapat bersatu hati dan saling menghormati satu sama lain.

Berkumpulnya Para Bodhisatwa Seluruh Dunia
Aroma harumnya dupa dan bunga mengundang para Bodhisatwa untuk berkumpul. Pada hari dan kesempatan yang berbahagia ini, hadir pula para Bodhisatwa Tzu Chi dari luar Jakarta dan luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok, Taiwan, Thailand, Jepang, serta Filipina. Mereka datang untuk menjadi saksi pada salah satu sejarah dunia Tzu Chi. Tentunya pengalaman ini sangat berkesan bagi para perwakilan Tzu Chi dari luar negeri ini, seperti yang diungkapkan oleh Chen Jinfa Shixiong yang merupakan salah seorang tim bantuan bencana internasional Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Chen Jinfa Shixiong, relawan Tzu Chi asal Taiwan yang terlibat dalam kegiatan bantuan internasional mengungkapkan perasaannya saat berkegiatan di Indonesia 14 tahun silam (1998) (kiri).
  • Para murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mempersembahkan lagu berjudul "You Raise Me Up" sebagai wujud harapan dalam diri mereka. Sebagian besar murid ini merupakan warga yang tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi (kanan).

Kedatangannya kali ini merupakan kunjungannya yang ke sekian kali ke Indonesia. Beliau teringat pada saat pertama kali dirinya mengunjungi Indonesia yaitu pada tahun 1998. Kala itu, Indonesia sedang mengalami masa reformasi, suasana saat itu kacau, banyak terjadi kerusuhan, penjarahan hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Saat itu dengan mengemban misi dari Master Cheng Yen untuk melipur penderitaan dan kebencian dengan cinta kasih, beliau bersama rombongan Tzu Chi dari Taiwan datang untuk membagikan barang bantuan bagi korban kerusuhan. Beliau juga hadir pada saat pembersihan Kali Angke di tahun 2002, dan juga pada saat bencana tsunami terjadi di Aceh. Beliau menuturkan bahwa bila teringat kondisi saat itu dengan saat ini, Tzu Chi Indonesia jauh berkembang, demikian juga kondisi di Indonesia. Saat ini Indonesia jauh lebih aman dan harmonis dibandingkan dengan kala pertama kali dia datang. Beliau yang saat ini berkonsentrasi pada pemulihan di Jepang pasca gempa dan tsunami tahun lalu juga berharap agar dapat mengaplikasikan pencapaian Tzu Chi Indonesia pada Tzu Chi Jepang, juga berharap dimana pun insan Tzu Chi berada haruslah dapat bersumbangsih pada masyarakat setempat.

Berkat keteguhan hati dan kerja keras insan Tzu Chi Indonesia maka terwujud hari ini. Semoga insan Tzu Chi Indonesia selalu dapat bersumbangsih dan menggapai lebih banyak orang yang membutuhkan, tentunya dengan kesatuan hati yang kokoh. Sebagaimana doa dari Master Cheng Yen agar kita insan Tzu Chi Indonesia dapat bersatu hati dan bergotong royong.

  
 

Artikel Terkait

Menjalankan Kebajikan Bersama Tzu Chi

Menjalankan Kebajikan Bersama Tzu Chi

28 Maret 2019

Sebanyak 24 warga asal Kelurahan Jamika dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Pada umumnya warga Jamika ini telah mendapatkan bantuan dalam program bebenah kampung Jamika pada tahun 2008 lalu oleh Tzu Chi Bandung. Dilanjut dengan bantuan-bantuan lain seperti beras cinta kasih dan sembako. Hingga kini jalinan jodoh bersama warga Jamika tetap terjalin dengan harmonis.

Jangan Lupakan Tahun Itu

Jangan Lupakan Tahun Itu

11 Maret 2020

Tzu Chi Medan kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama di tahun 2020 pada tanggal 23 Februari 2020. Pelatihan kali ini diikuti oleh 193 relawan. Topik yang diangkat kali ini adalah Mo Wang Na Yi Nian yang artinya Jangan Lupakan Tahun Itu.

Ada Calon Relawan Baru di Kamal Muara

Ada Calon Relawan Baru di Kamal Muara

06 Juni 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengadakan sosialisasi relawan Tzu Chi untuk warga Kamal Muara dan warga Penjaringan, Jakarta Utara. Sosialisasi ini bertujuan untuk menjalin jodoh baik dengan calon relawan.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -