Diberikan dan Diterima dengan Rasa Syukur

Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Riani purnamasari, Tawang Sotya, Yudha Arya Putra (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)
 
 

fotoCEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin Shixiong memberikan sambutan berupa pembacaan surat dari Master Cheng Yen untuk para penerima beras cinta kasih di Penggilingan, Jakarta Timur.

“Love from Taiwan” tulisan yang tertera pada karung beras yang dibagikan kepada masyarakat Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur pada tanggal 7 Agustus 2011. Sebanyak 6.835 karung beras diberikan kepada masyarakat yang telah menerima kupon pada saat survei minggu lalu tanggal 30-31 Juli 2011. CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin Shixiong sebagai perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi memberikan sambutan berupa pembacaan surat dari Master Cheng Yen yang dapat pula dibaca pada bagian belakang kupon. Berikut adalah surat dari Master Cheng Yen :

 

Kepada Masyarakat Indonesia yang tercinta”
Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian,Salam sejahtera, pertama-tama marilah kita panjatkan segala puji dan syukur atas rahmat kasih Tuhan. Pepatah mengatakan bahwa “Dimanapun kita dilahirkan, kita semua adalah saudara tanpa harus ada hubungan darah. Dengan hati yang tulus, kami sangat bersyukur dapat berada bersama-sama saudara pada hari ini. Walau kita berasal dari keluarga yang berbeda, bertempat tinggal di tempat yang berbeda, namun perasaan saling memberi perhatian, tidak dapat dihalang-halangi oleh perbedaan-perbedaan tersebut.

Berpedoman pada perasaan welas asih dan sepenanggungan atas penderitaan sesama, insan Tzu Chi Indonesia memberikan perhatian yang tulus pada saudara-saudara sekalian, dan para insan Tzu Chi di Taiwan dan seluruh dunia juga ikut merasakan dengan sangat perhatian yang diberikan insan Tzu Chi Indonesia, maka pada hari ini, dengan penuh rasa sukacita dan rasa syukur, dengan tulus kami menyalurkan bantuan beras yang berasal dari Taiwan dan kami berkeinginan menjalin tali persaudaraan dengan saudara-saudara. Semua bantuan beras ini, selain mewakili jerih payah para petani, juga mengandung kasih sayang yang memelihara dan membesarkan semua mahluk, dan terlebih lagi juga membawa perhatian yang besar dari insan Tzu Chi di seluruh dunia.

Sumbangan yang sekadar ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami berharap berkah dan cinta kasih tanpa pamrih ini dapat mendampingi saudara-saudara melalui setiap detik demi detik dalam kehidupan ini. Kami juga berharap agar cinta kasih yang saling memberi perhatian dapat terus berlanjut selama-lamanya dan terus menyebar di dunia ini untuk menolong orang dari segala penderitaan dan menciptakan dunia yang aman dan tentram yang dipenuhi cinta kasih dan harapan khususnya bagi warga Kelurahan Penggilingan.

Yayasan Buddha Tzu Chi Pusat Taiwan
Bhiksuni Cheng Yen
Pendiri

foto  foto

Keterangan :

  • Pada tanggal 7 Agustus 2011, sebanyak 6.835 karung beras diberikan kepada masyarakat yang telah menerima kupon pada saat survei tanggal 30-31 Juli 2011 lalu. (kiri)
  • Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma membantu seorang warga mengangkat beras di pundaknya. (kanan)

Pembagian beras pun dimulai dengan tertib. Setiap orang telah menggenggam kupon beras. Setelah penantian yang panjang akhirnya tiba giliran Nenek Hariji untuk menerima 1 karung 20 kg beras. Ibu berusia 67 tahun yang tidak menikah ini hidup dalam kemiskinan. Di usia senjanya Nenek Hariji tinggal bersama adiknya. Hanya keponakannya yang merawatnya. Nenek Hariji sehari-hari sudah tidak bekerja dan hidup dari mengumpulkan barang-barang dari tempat sampah yang kemudian ia jual. “Tiap hari, kalau saya tidak banyak dapat uangnya, alhamdulillah ada aja tetangga yang kasih makanan. Tapi saya tetap berusaha cari barang-barang itu, biar bisa simpan uangnya kalau sama sekali tidak dapat barangnya suatu hari,” ujarnya, “minggu lalu didatangi sama relawan, lalu ditanya-tanya kehidupan sehari-hari. Ya, alhamdulilah saya dapat 1 kupon untuk saya sendiri. Adik saya pun dapat,” lanjutnya. Nenek Hariji pun melanjutkan perjalanannya dengan becak setelah dibantu diangkat berasnya oleh Septrias Shixiong sampai di pinggir jalan besar.

foto  foto

Keterangan :

  • Merupakan suatu kebahagiaan bagi relawan dapat membantu warga kurang mampu. (kiri)
  • Tak jarang relawan pun membawakan beras hingga ke rumah-rumah warga. Bukan hanya memberi bantuan, tetapi juga perhatian dan kewelasasihan terhadap sesama.(kanan)

Hanya menempuh 5 menit saja dari Kelurahan Penggilingan, Netty telah dapat mencapai area pembagian beras. Dibantu oleh Tawang Shixiong, beras kemudian diantar mencapai rumah kontrakannya. Bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ibu 41 tahun ini merasa sangat bersyukur dengan adanya bantuan beras cinta kasih dari Taiwan. “Terima kasih kepada para relawan yang membagikan beras. Kami, warga yang kurang mampu di penggilingan sangat bersyukur. Walau hanya 1 karung, namun pemberian ini sangat berarti mengingat susahnya kami mencari uang,” ungkapnya.

Jalinan jodoh melalui beras cinta kasih telah terjalin kepada penerima bantuan di Kelurahan Penggilingan, Pemda DKI Jakarta, TNI, Kepolisian, dan masyarakat sekitar. Beras akan habis setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun cinta kasih yang terkandung di setiap butirnya takkan pernah habis.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Memurnikan Hati Dengan Dharma

Suara Kasih : Memurnikan Hati Dengan Dharma

18 Maret 2011 Saya yakin akan kebijaksanaan Buddha. Saya yakin akan perkataan Buddha bahwa semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Karena itu, saya percaya bahwa setiap orang memiliki hati yang baik.
Bahagia Dalam Kebahagiaan

Bahagia Dalam Kebahagiaan

27 Januari 2023

Imlek pada Minggu 22 Januari 2023 menghadirkan suasana bahagia bagi anggota keluarga yang merayakan. Tapi kebahagiaan itu akan lebih lengkap bila kita bagikan juga kepada beberapa insan yang tak memiliki keluarga. 

Banjir Jakarta: Menolong Orang Lain = Menolong Diri Sendiri

Banjir Jakarta: Menolong Orang Lain = Menolong Diri Sendiri

20 Januari 2013
Hari terlihat cerah meski hujan mengancam di balik awan. Hari itu, Sabtu 19 Januari 2013, adalah hari keempat pembagian bantuan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi untuk korban banjir di wilayah Kapuk Muara dan Teluk Gong, Jakarta Utara.

 

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -