Dua Belas Tahun Menyebarkan Semangat Cinta Kasih

Jurnalis : Siti Aminah (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
Para relawan bersama-sama melakukan kebaktian Sutra Teratai, yang merupakan landasan semangat Tzu Chi.

Sudah 12 tahun benih cinta kasih Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bersemai di pulau yang penuh berkah ini. Tentu ini sebuah perjalanan menuju jalan Bodhisatwa yang sangat panjang bagi para relawan. Semangat relawan dalam menyebarkan cinta kasih berawal dari baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi Singapura dan Malaysia di Tanjung Balai Karimun pada tahun 2005. Jalinan jodoh baik tersebut yang menjadi awal mula tertanamnya benih-benih cinta kasih di pulau yang penuh berkah ini.

Pada tahun 2011, insan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun resmi memiliki kantor penghubung untuk menjalankan visi dan misi Tzu Chi. Ini berkat dukungan dari dua orang dermawan yang bernama Ate Lie dan Benjamin dengan meminjamkan ruko mereka untuk dijadikan sebagai kantor penghubung.

Minggu, 4 Juni 2023, dalam rangka memperingati HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ke-12, tepat pukul 07.30 WIB, para relawan bersama-sama melakukan kebaktian Sutra Teratai. Sutra ini mengulas tentang membimbing setiap orang untuk menanam akar kebajikan, selain membantu orang kurang mampu, juga mendidik semua orang agar menyadari bahwa kita semua adalah setara. Sutra ini merupakan landasan semangat Tzu Chi. Setiap isi Sutra membimbing kita untuk menapaki jalan Bodhisatwa.

Sukmawati sangat bersyukur Master Cheng Yen telah mendirikan dunia Tzu Chi sebagai ladang menggarap berkah dan wadah pelatihan diri bagi insan Tzu Chi dan masyarakat.

Sukmawati (51) selaku Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sangat bersyukur Master Cheng Yen telah mendirikan dunia Tzu Chi sebagai ladang menggarap berkah dan wadah pelatihan diri bagi insan Tzu Chi dan masyarakat.

“Dua belas tahun perjalanan yang sungguh tidak mudah. Kalau mau benar-benar mau dihitung itu pada tahun 2005. Berawal dari jalinan jodoh baik melalui baksos kesehatan yang diadakan oleh Tzu Chi Singapura dan Malaysia. Setelah itu pada tahun 2006, saya mengikuti pelatihan relawan yang diadakan Batam. Pada tahun 2010, saya dilantik menjadi relawan komite, dan tahun 2011 kita resmi memiliki kantor penghubung Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun. Saya berharap tahun depan kita sudah bisa menempati kantor baru yang masih sedang dibangun, dan mengajak lebih banyak lagi Bodhisatwa untuk menggarap ladang berkah di Tzu Chi. Saya sangat gan en kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan dunia Tzu Chi,” ungkapnya.

Para penerima bantuan Tzu Chi turut merasakan kebahagiaan di hari yang penuh suka cita ini dengan mengikuti acara gathering peduli kasih.

Para penerima bantuan Tzu Chi juga turut merasakan kebahagiaan di hari yang penuh sukacita ini dengan mengikuti acara gathering peduli kasih. Tepat pukul 09.00 WIB, sebanyak 42 penerima bantuan beserta 43 relawan sudah memadati ruangan kegiatan yang berada di lantai 2 kantor Tzu Chi. Pada kesempatan ini relawan telah mempersiapkan 97 paket bingkisan sembako untuk dibagikan kepada para penerima bantuan yang hadir pada acara ini.

Acara pun diawali dengan memberikan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen. Setelah itu para hadirin diajak menenangkan batin dan pikiran untuk menyimak tayangan Lentera Kehidupan Master Cheng Yen yang berjudul “Membangkitkan Welas Asih dan Menyadari Ketidakkekalan.” Intisari dari video tersebut adalah ketika semua orang membangkitkan cinta kasih, batin mereka akan merasakan ketenangan. Tidak peduli agama apa pun, semuanya mengajarkan ketulusan. Ketika dapat membantu orang lain meringankan penderitaan itu, kita akan dipenuhi oleh sukacita Dharma.

Acara dilanjutkan dengan pengenalan tentang Tzu Chi dan logo Tzu Chi yang dibawakan oleh relawan komite yang bernama Susi. Dalam kesempatan ini ia juga menjelaskan bahwa Tzu Chi memiliki 4 Misi dan 8 Jejak yaitu Misi Amal (merupakan akar dari Tzu Chi), Misi Kesehatan, Misi Pendidikan, Misi Budaya Humanis, Bantuan Internasional, Bantuan Donor Sumsum Tulang, Pelestarian Lingkungan dan Relawan Komunitas.

Melalui lagu dan isyarat tangan berjudul “Satu Keluarga” semuanya melebur menjadi satu keluarga dalam keluarga besar Tzu Chi.

Untuk menumbuhkan rasa syukur para penerima bantuan Tzu Chi, relawan telah mempersiapkan sebuah tayangan kilas balik Tzu Chi yang menceritakan tentang perjalanan relawan dalam menjalankan misi dan visi Tzu Chi, serta beberapa kasus penerima bantuan yang telah berhasil menjalankan pengobatan. Semoga melalui tayangan ini bisa memberikan motivasi untuk para penerima bantuan agar lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan.

Untuk memperhangat suasana, relawan mengajak para hadirin bersama-sama memperagakan isyarat tangan berjudul “Satu Keluarga.” Melalui lagu dan isyarat tangan ini semuanya melebur menjadi satu keluarga dalam keluarga besar Tzu Chi.

Kekuatan Cinta Kasih Menciptakan Kebajikan
Pada tahun 2007, Umi Koirotin (58) seorang diri menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai pemulung. Pekerjaan ini tentu saja tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Hingga pada tahun 2015, jalinan jodohnya dengan Tzu Chi pun terjalin melalui kegiatan baksos sembako yang diadakan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Saat itu ia mendapatkan bantuan sembako dari Tzu Chi.

Umi Koirotin menjadi penerima bantuan Tzu Chi sejak tahun 2015. Tahun ini ia memutuskan tak menerima bantuan lagi karena ekonomi keluarganya sudah membaik.

Jalinan jodoh dengan Tzu Chi memberikan sebuah harapan bagi keluarganya yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Setelah kegiatan baksos sembako, ia pun mengajukan bantuan kepada Tzu Chi. Melihat kondisi ekonomi keluarganya yang sedang mengalami kesulitan, relawan Tzu Chi pun memberikan bantuan berupa sembako dan biaya transportasi sekolah anaknya.

“Seingat saya, anak saya masuk SMP. Jadi disitu kami macam tak mampu untuk membayar anak kami untuk berangkat sekolah, hampir saja berhenti. Saya pun meminta bantuan ke Tzu Chi untuk membantu anak saya sekolah, akhirnya anak saya pun jadi sekolah. Alhamdulilah, sampai lulus anak saya. Waktu itu kami masih sedang dalam keadaaan terpuruk jadi relawan Tzu Chi memberikan bantuan tambahan berupa sembako beras sebanyak 25 kg,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, ketika anaknya sudah memasuki jenjang pendidikan SMA, ia mulai perlahan-lahan mengurangi bantuan sembakonya. Pada tahun ini ia memutuskan tidak lagi menerima semua bantuan dari Tzu Chi karena ekonomi keluarganya sudah mulai membaik.

“Saya bersyukur bisa bertemu dengan Yayasan Tzu Chi karena bagi kami betul-betul bisa membantu kami. Setelah saya bekerja sebagai tukang urut dan anak saya sudah bekerja, di situ ekonomi kami agak bertambah. Kami juga sudah lama dibantu, sekarang kami sudah bisa mandiri. Semoga setelah ini kami juga bisa membantu orang lain,” ungkapnya.

Cinta kasih dari relawan Tzu Chi yang begitu tulus kepada istrinya, membulatkan tekad Darwidi untuk menjadi relawan abu putih pada bulan Maret 2023.

Sementara itu, jalinan jodoh relawan Tzu Chi, Darwidi (55) bermula dari bantuan pendidikan Tzu Chi kepada anaknya pada tahun 2016, ketika itu ekonomi keluarganya sedang mengalami kesulitan. Pada tahun 2018, keluarganya diberikan ujian oleh Tuhan. Terdapat benjolan di payudara kiri istrinya. Namun mereka lebih memilih pengobatan secara herbal. Pengobatan secara herbal tidak dapat menyembuhkan, tetapi hanya dapat memperlambat perkembangan sel kanker. Akhir tahun 2020 kembali berobat ke dokter, dan istrinya divonis menderita kanker payudara stadium 4. Tak sampai di situ, ternyata pada bagian perut, paru-paru dan jantung sang istri terdapat cairan. Oleh dokter kandungan, ia  divonis menderita kanker serviks.

Pada 13 April 2021, pasangan suami istri ini berangkat ke rumah sakit Awal Bros Pekanbaru untuk menjalani pengobatan. Istrinya menjalani 2 kali operasi pengangkatan payudara, dilanjutkan dengan radioterapi (dengan sinar) dan 6 kali kemoterapi. Untuk kanker serviks dilakukan radioterapi sebanyak 10 kali. Total untuk kanker payudara dan kanker seviks istrinya telah melakukan 50 kali radioterapi. Semua biaya selama pengobatan selama setahun lebih ditanggung oleh Tzu Chi. Pada 22 Mei 2023, istrinya meninggal dunia setelah tiga hari menjalankan perawatan di rumah sakit.

“Selama menjalankan pengobatan, dari pihak relawan Tzu Chi itu sangat-sangat bagus. Baik itu dari segi motivasi, moril dan sebagainya. Selama ini setiap bulan kami dikunjungi oleh pihak relawan Tzu Chi, di sana kami diberikan dorongan dan motivasi untuk kita tetap semangat dalam menjalani terapi,” ungkapnya.


Kebahagiaan terpancar dari setiap raut wajah relawan Tzu Chi saat bersama-sama memotong kue ulang tahun Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ke-12.

Cinta kasih dari relawan Tzu Chi yang begitu tulus kepada istrinya, membulatkan tekad Darwidi untuk menjadi relawan pada bulan Maret 2023. “Lebih kurang masuk setengah tahun, saya dari awal sudah ada niat ingin bergabung menjadi relawan Tzu Chi, ditambah lagi bantuan dari Tzu Chi ke istri saya, jadi kuat hati saya untuk ikut bergabung di Tzu Chi untuk bisa membantu yang lebih membutuhkan,” ungkap.

Melihat para penerima bantuan bisa mandiri dan bersumbangsih kembali ke Tzu Chi merupakan suatu kebahagiaan bagi Sukmawati. “Hari ini kita mengajak para penerima bantuan untuk mengikuti acara gathering peduli kasih, dalamnya ada penerima bantuan yang telah bersumbangsih kembali dan menjadi relawan abu putih. Saya sangat gan en kepada mereka mau menjadikan Tzu Chi sebagai wadah pelatihan diri dan ladang menggarap berkah,” ungkapnya.

Pada acara gathering peduli kasih, relawan Tzu Chi telah menyiapkan 97 bingkisan paket sembako kepada para penerima bantuan.

Master Cheng Yen percaya bahwa setiap orang memiliki cinta kasih yang setara dengan Buddha. Namun welas asih yang sejati bukan hanya tentang merasa simpati terhadap penderitaan orang lain, melainkan meringankan penderitaan itu melalui tindakan. Dalam mendirikan Tzu Chi, Master Cheng Yen ingin memberi semua orang kesempatan untuk menjalani belas kasih ini, sehingga dapat menciptakan siklus cinta kasih dan kebaikan di seluruh dunia. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Perasaan bersyukur hendaknya ditunjukan dalam tindakan nyata.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

HUT Tzu Chi Ke-30: Kebahagiaan Menjadi Relawan Tzu Chi Selama Puluhan Tahun

HUT Tzu Chi Ke-30: Kebahagiaan Menjadi Relawan Tzu Chi Selama Puluhan Tahun

19 September 2023

Para relawan Tzu Chi yang terbilang sudah senior umumnya menjalankan kegiatan Tzu Chi dengan hati yang gembira. Beberapa relawan ini punya resep supaya dapat konsisten bersumbangsih di Tzu Chi dan menjalaninya dengan sukacita dan ketulusan.

HUT Tzu Chi ke-51: Tetap Menggenggam Ketulusan dalam Berbagi Cinta Kasih

HUT Tzu Chi ke-51: Tetap Menggenggam Ketulusan dalam Berbagi Cinta Kasih

21 April 2017

Ulang tahun Tzu Chi yang jatuh setiap tanggal 24, bulan 3 penanggalan lunar, selalu manjadi momen penting bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Di Indonesia, momen ini dijadikan pemacu semangat untuk berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakat dengan hati yang tulus.

HUT Tzu Chi Ke-53 dan Kebaktian Sutra Bhaisajyaguru

HUT Tzu Chi Ke-53 dan Kebaktian Sutra Bhaisajyaguru

30 April 2019

Menyambut HUT Tzu Chi ke-53, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kebaktian Pembacaan Sutra Bhaisajyaguru pada Minggu, 28 April 2019.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -