Galang Hati untuk Sumatera - Staf DAAI TV dan Tzu Chi

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Himawan Susanto
 

fotoBeberapa karyawan memberanikan diri untuk berkeliling menghampiri pengunjung untuk turut bersumbangsih bagi korban gempa di Sumatera.

Senin, 5 Oktober 2009, sejumlah karyawan DAAI TV Indonesia tergerak untuk melakukan penggalangan dana di pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Jakarta. Sejak pukul 11.30-14.00, beberapa karyawan yang sudah memegang kotak dana berkeliling menghampiri pemilik kios atau pengunjung yang ditemui. Sebagian lagi memilih untuk menunggu pengunjung di depan eskalator. Menurut Kumuda Yap, karyawan DAAI TV yang turut menggalang dana, ia lebih memilih menggalang dana di depan eskalator dengan pertimbangan berkeliling di pusat perbelanjaan tentu perlu penguasaan area, dan di depan eskalator lebih efektif karena banyak pengunjung menggunakan fasilitas ini.

 

Penggalangan dana hari itu bukanlah yang pertama bagi Kumuda. Oleh sebab itu, ketika pihak manajemen DAAI TV mengadakan penggalangan dana, Kumuda langsung bersedia menjadi relawan. “Penggalangan dana ini justru membuat saya merasa semakin bahagia karena saya bisa mengajak banyak orang untuk turut peduli ke saudara-saudara (kita) yang terkena musibah,” terangnya.

Selain Kumuda, Metta Melany Tiro, reporter DAAI TV juga merasa bahagia bisa turut menyumbangkan waktu dan tenaganya dalam penggalangan dana hari itu. “Rasanya bahagia walau pun cape,” katanya. Metta sendiri mengaku atas dasar kemanusiaan ia tidak merasa canggung atau malu berdiri di depan keramaian dan mengajak orang untuk berdana. Meski tidak semua semua pengunjung berpartisipasi, namun Metta tak merasa berkecil hati.

foto  foto

Ket :  -Senin, 6 Oktober 2009, beberapa karyawan Da Ai TV tergerak untuk menggalang dana dari para pengunjung             di ITC Mangga Dua, Jakarta. (kiri)
        - Metta, yang merasa bahagia karena bisa berbagi terhadap sesama melalui waktu dan tenaganya,             menggalang dana untuk korban gempa di Sumatera. (kanan)

Demi Kemanusiaan
Bila Kumuda dan Metta merasa tidak malu menjalani penggalangan dana di pusat perbelanjaan, lain halnya dengan Erich Kusuma,  staf 3 in 1 yayasan. Sabtu, 3 Oktober 2009, Erich diajak oleh salah seorang relawan untuk menggalang dana di pusat perbelanjaan  ITC. Dikira mudah,  Erich pun langsung menyetujui tawaran itu.

Tak disangka, sesampainya di lantai satu, ramainya pengunjung membuat Erich merasa kecil hati dan malu untuk menjalankan tugas ini. Langkahnya pun sedikit tertahan di setiap etalase toko. Wajahnya yang semula ceria sedikit berubah tegang. “Pas pertama membawa kotak amal kemana-mana, saya merasa malu dan rasanya ingin menutupi wajah saya. Sambil berjalan, pikiran mulai melayang kemana-mana. Jangan sampai ketemu teman, atau sampai ketemu saudara, “ akunya.

 

foto  foto

Ket :-Sendiri membuat Erich merasa tidak percaya diri, terlebih berada di tempat keramaian seperti pertokoan ITC            Mangga Dua, Jakarta. (kiri)
        - Pemberian awal membuat Erich merasa yakin bahwa masih ada orang yang mau peduli terhadap orang lain.            Rasa malunya berubah menjadi rasa percaya diri. (kanan)

Terlebih ketika ia memilih untuk menggalang dana di depan eskalator, rasa malu kian menggigit. Hampir setengah jam Erich berdiri tanpa ada satu orang pun yang mau mendonasikan sedikit uangnya ke dalam kotak yang ia pegang. Sampai akhirnya seorang wanita paruh baya bertanya, "Ini dari Tzu Chi bukan?" “Iya, kami dari Tzu Chi,” jawab Erich. Tanpa ragu, wanita paruh baya itu pun memasukkan uangnya ke dalam kotak.

Rasa malu pun akhirnya berubah menjadi keyakinan. Dan Erich mulai membenahi keraguan di pikirannya. Menyadari bahwa tugas yang ia jalankan adalah tugas kemanusiaan yang mulia, ketegangan dan rasa malu ia gantikan dengan senyuman yang tulus kepada setiap pengunjung yang melintasinya, baik yang memberi ataupun tidak. Kegiatan ini membuatnya berkeinginan untuk lebih mendalami filosofi Tzu Chi lebih jauh. “Aku ingin membantu Tzu Chi dan mengajak banyak orang untuk berpikir positif serta peduli tehadap sesamanya,” katanya.

  

 

  

 

 

 
 

Artikel Terkait

Berlomba Demi Kebajikan

Berlomba Demi Kebajikan

18 April 2012 Yang membuat Tzu Chi berbeda dengan badan sosial lainnya adalah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tidak hanya melakukan kegiatan sosial semata, tetapi relawan yang terlibat di dalamnya ikut melakukan pembinaan diri, mengubah kelakuan yang kurang baik menjadi baik dan mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan keseharian.
Veronica, Anak Asuh Teratai Tzu Chi: “Saya mulai memahami apa yang harus saya lakukan setelah lulus sekolah”.

Veronica, Anak Asuh Teratai Tzu Chi: “Saya mulai memahami apa yang harus saya lakukan setelah lulus sekolah”.

13 Oktober 2022

Kelompok Teratai Tzu Chi kembali mengadakan pertemuan pada 02 Oktober 2022 di gedung ITC Mangga Dua. Pertemuan rutin ini diharapkan dapat membangun character building anak. 

Sepatu Baru di Tahun Ajaran Baru

Sepatu Baru di Tahun Ajaran Baru

19 Agustus 2011 Satu per satu kelompok anak-anak dibimbing oleh para relawan untuk berbaris mengambil sepatu, keceriaan pun terlintas di wajah mereka.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -