Gan En Hu yang Menginspirasi

Jurnalis : Pungki Arisandi (tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Wiyzhien Lim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mempersembahkan isyarat tangan “Satu Keluarga”.

Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun pada tanggal 5 Agustus 2012 mengadakan acara Gan En Hu Hui Niang Jia (penerima bantuan kembali ke rumah). Kali ini, relawan Tzu Chi bukan mengadakan kunjungan kasih, melainkan mengundang relawan dan penerima bantuan untuk kembali ke kantor yayasan. Acara yang mulai pada pukul 9 pagi dan selesai pada pukul 11 siang ini dihadiri oleh 2 relawan komite, 5 relawan biru putih, 15 relawan abu putih, dan 3 relawan rompi. Acara ini berlangsung dengan meriah dan menyentuh semua peserta yang hadir.

Acara diawali dengan pembukaan dengan memberikan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, pembacaan 10 sila Tzu Chi secara bersama-sama, kata sambutan dari oleh Sukmawati Shijie dan Dwi Hariyanto Shixiong, beserta Isyarat Tangan “Satu Keluarga “ yang  ditampilkan oleh para relawan.

Acara dilanjutkan dengan menonton ceramah Master Cheng Yen dalam acara “Lentera Kehidupan”. Dalam ceramah tersebut, Master Cheng Yen mengatakan, “Buddha berkata bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hakikat kebuddhaan sudah ada di dalam hati semua manusia, hanya saja manusia tidak mengenali hakikat murninya sendiri. Karena itu, kita harus memanfaatkan kondisi luar untuk melatih diri sebaik mungkin. Jika batin kita dapat selaras, masyarakat juga akan harmonis sehingga secara alami bencana di dunia ini bisa berkurang atau bahkan dunia bisa bebas dari bencana sehingga dapat tercipta kehidupan yang harmonis, aman dan damai.” 

Di Paraguay, ada seorang relawan lokal yang merupakan pemeluk agama Katolik yang sangat taat. Dia sangat berharap masyarakat dapat harmonis dan penuh dengan cinta kasih. Melihat kontribusi Tzu Chi, dia merasa sangat tersentuh dan kemudian bergabung dengan Tzu Chi. Di Chiayi, seorang lansia yang berusia 90 tahun selalu mengantarkan makanan kepada lansia lain tanpa gentar terhadap kondisi cuaca pada saat itu. Seorang tetangga yang melihat semangat lansia tersebut sangat tersentuh. Kemudian sejak saat itu tetangga tersebut membantu lansia berusia 90 tahun itu untuk mengantarkan makanan. Kisah-kisah nyata yang disampaikan merupakan dampak dari cinta kasih yang membawa sinar harapan dan kebahagiaan bagi masyarakat.

foto   foto

Keterangan :

  • Dalam acara ini, penerima bantuan Tzu Chi membagikan pengalaman mereka berjodoh dengan Tzu Chi(kiri).
  • Relawan Tzu Chi memberikan bingkisan Idul Fitri bagi pasien penerima bantuan yang merayakan hari kemenangan tersebut (kanan).

Kemudian acara dilanjutkan dengan sharing oleh para relawan kasus. Para relawan Tzu Chi merasa bangga dan tersentuh atas semangat yang luar biasa dari salah satu relawan kasus, yaitu Rudyanto Shixiong yang menderita leukemia sejak tahun 2003. Tahun 2009, ia menjadi relawan kasus Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Ia dibantu biaya bulanan dan biaya sekolah anak-anaknya. Semangat untuk tetap hidup dari Rudiyanto dan kasih sayang istri dan keluarga membuat dia masih bisa bertahan sampai saat ini.

“Saya di sini masih punya keluarga anak-anak saya masih kecil, saya harus tetap hidup untuk dapat menemani mereka,” kata Rudyanto. Setelah sembuh dari sakitnya, ia tidak pantang menyerah untuk menafkahi keluarganya. Sebagai kepala keluarga, rasa tanggung jawabnya memang luar biasa, dengan membekali diri dengan ketrampilan, ia ganti-ganti pekerjaan. Akhirnya pada bulan Juni 2011, Rudyanto dengan semangatnya membuka sebuah usaha di bidang kuliner dan usaha tersebut sukses.

Mulai bulan Juli 2012, Rudyanto tidak menerima santunan bulanan lagi, malah sekarang gantian Rudyanto yang menjadi donatur tetap tiap bulan untuk Tzu Chi. Yang hadir saat itu semua terlarut dengan sharing dari Rudyanto, tak sedikit dari mereka yang ikut meneteskan air mata. Semangat dan ketenangan Rudyanto dalam menghadapi penyakit menginspirasi bagi kita bersama.

Sebelum acara berakhir, relawan Tzu Chi membagikan santunan berupa uang dan bingkisan Idul Fitri untuk pasien kasus yang merayakan hari besar tersebut. Kemudian acara diakhiri dengan doa bersama dan penghormatan.

 

 
 

Artikel Terkait

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

18 November 2019

Sulusia (36) dan Hendra (26) adalah dua diantara keluarga penerima bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara. Perubahan hidup dirasakan keduanya setelah rumahnya dibangun kembali oleh Tzu Chi. Rasa khawatir, cemas, dan takut akan rumah roboh dan banjir kini sudah tak lagi mengganggu hari-hari mereka. Yang ada justru semangat dan harapan untuk meraih hidup lebih baik lagi.

Terus Belajar dan Menanam Benih untuk Masa Depan

Terus Belajar dan Menanam Benih untuk Masa Depan

05 April 2021

18 murid Qing Zi Ban, 31 murid Tzu Shao Ban berkumpul secara daring untuk mengikuti kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat. Pengajaran ini bertujuan menanamkan ahklak, budi pekerti, prinsip kehidupan sedari dini agar kemudian hari dapat menjadi generasi yang mencerahkan dunia.

Internasional : Vegetarian dan Daur Ulang

Internasional : Vegetarian dan Daur Ulang

22 Juli 2010
Untuk membuat anak-anak lebih tertarik pada makanan vegetarian, para guru membawa mereka ke sebuah pertanian sayur organik pada tanggal 10 Juni 2010. Di tempat ini para siswa belajar tentang pekerjaan petani dan keuntungan makan sayuran dan buah-buahan.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -