Garam dalam Tulisan

Jurnalis : Feranika Husodo (He Qi Utara), Fotografer : Henry Tando (He Qi Utara)

fotoSabtu, 26 November 2011 diadakan pelatihan bagi relawan 3 in 1 di Jing Si Books & Cafe Pluit, Jakarta Utara.

Dalam menciptakan suatu masakan yang lezat diperlukan garam untuk membuat rasa makanan tersebut lebih nikmat. Sama halnya dalam membuat suatu tulisan, akan berbeda bila tulisan tersebut ditambahkan liputan interaksi antara penulis dengan orang yang melakukan kegiatan tersebut dan ini didapat dari hasil wawancara.

 

 

Melanjutkan gathering relawan dokumentasi atau disebut dengan nama 3 in 1 (foto, video, tulisan) pada tanggal 29 Oktober 2011 lalu, maka pada tanggal 26 November 2011 diadakan pelatihan dengan materi teknik wawancara yang dibawakan oleh Ivana Shijie Pemimpin Redaksi Majalah Dunia Tzu Chi. Ivana Shijie menjelaskan bahwa tujuan diadakan pelatihan dengan materi teknik wawancara adalah untuk membekali para relawan 3 in 1 pada saat akan melakukan wawancara, mengingat wawancara adalah komponen penting dan faktor kunci dalam liputan.

Hadir pula di dalam gathering tersebut bukan hanya relawan bidang dokumentasi saja, tetapi relawan di bidang lain pun ikut hadir mendengarkan. Karena tujuan dari pelatihan ini bukan hanya untuk relawan dokumentasi melainkan semua relawan Tzu Chi yang ingin belajar menjadi “mata dan telinga” Master Cheng Yen dengan cara menyumbangkan tulisannya mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Tzu Chi agar tulisan tersebut dapat menginspirasi orang banyak.

foto    foto

Keterangan :

  • Pelatihan dengan materi teknik wawancara ini dibawakan oleh Ivana Shijie, Pemimpin Redaksi Majalah Dunia Tzu Chi (kiri).
  • Para relawan mencatat penjelasan yang diberikan oleh Ivana Shijie (kanan).

Wawancara merupakan bagian utama dari suatu liputan. “Suatu tulisan yang telah disusun dengan rapi berisi pembuka, isi dan penutup serta ditambahkan kata perenungan Master Cheng Yen, tetapi tanpa adanya wawancara akan terasa hambar seperti sayur tanpa garam,” jelas Ivana Shijie. Dengan adanya wawancara maka tulisan yang disampaikan oleh penulis lebih akurat, sebab adanya interaksi kedua belah pihak sehingga artikel tersebut lebih berkesan. Wawancara bukanlah ngobrol atau interogasi, melainkan wawancara memiliki tujuan dan alasan berbicara dengan seseorang. Dan yang paling perlu diperhatikan pada saat melakukan wawancara janganlah memberikan pertanyaan seolah-olah sedang melakukan interogasi, akibatnya narasumber akan menjadi takut untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Ivana Shijie juga menjelaskan teknik – teknik wawancara yang baik. Ia juga menjelaskan 10 panduan wawancara sesuai dengan panduan dari International Center for Journalist, diantaranya:

  1. Lakukan persiapan
  2. Tetapkan kesepakatan tentang wawancara di awal
  3. Tepat waktu
  4. Lakukan riset lebih dulu
  5. Bersikap sopan
  6. Dengarkan, tapi jangan takut menyela bila tidak mengerti
  7. Diam itu emas
  8. Pelihara kontak mata
  9. Sebelum pergi, tanyakan pada narasumber kalau ada yang terlupa untuk ditanyakan
  10. Lihat kembali catatan segera setelah wawancar

foto  foto

Keterangan :

  • Pelatihan Relawan 3 in 1 ini akan rutin diadakan setiap bulannya (kiri).
  • Semoga dengan adanya Pelatihan Relawan 3 in 1 ini maka semakin banyak relawan Tzu Chi yang ikut bersumbangsih menjadi barisan pencatat sejarah (kanan).

Semuanya dipaparkan dengan sangat jelas dan menarik sehingga terjadilah interaksi antara relawan dengan pembicara. Di akhir pelatihan Ivana Shijie memberikan tugas praktik ke semua relawan yang hadir dengan membuat pertanyaan-pertanyaan dari beberapa topik yang diberikan. Semua relawan yang hadir tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mempraktikkan teknik wawancara ini. Dari hasil praktik tersebut dapat diketahui apakah pertanyaan yang mereka lontarkan telah memenuhi kriteria dalam teknik wawancara ini. Akhir kata ivana Shijie juga menyampaikan bahwa dalam menjadi “wartawan Tzu Chi” selain 10 panduan diatas harus ditambahkan 1 panduan lagi yaitu budaya humanis Tzu Chi.

Sebagai bagian dari pencatat sejarah Tzu Chi, saya pun berharap semoga dengan adanya pelatihan relawan 3 in 1 seperti ini semakin banyak relawan Tzu Chi di bidang apapun ikut bersumbangsih menjadi barisan pencatat sejarah yang menorehkan jejak langkah Tzu Chi melalui goresan pena. Sesuai kata perenungan Master Cheng Yen, “Bersumbangsih tanpa pamrih yang membangkitkan rasa terima kasih dalam diri orang yang dibantu adalah menjalin jodoh baik. “

 


Artikel Terkait

Setetes Darah yang Bermakna

Setetes Darah yang Bermakna

22 Januari 2022

Tzu Chi Palembang komunitas Xie Li Tamken Palembang menjalankan program amal dalam kegiatan Donor Darah di Jl. Residen Abdul Rozak, Kec. Ilir Timur II, Palembang pada Minggu, 16 Januari 2022 .

DAAI TV Medan dan Nusanet Dukung Pendidikan Anak Sekolah dengan Internet Gratis

DAAI TV Medan dan Nusanet Dukung Pendidikan Anak Sekolah dengan Internet Gratis

23 Oktober 2020

Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama tujuh bulan di Indonesia, membuat proses belajar mengajar dilakukan secara online. DAAI TV Medan, stasiun televisi di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi berusaha berkontribusi mengatasi masalah ini dengan mengajak kerja sama Nusanet, perusahaan penyedia jasa internet, untuk menyediakan fasilitas internet gratis untuk belajar anak-anak sekolah di Medan.

Natal untuk Sahabat

Natal untuk Sahabat

13 Desember 2019

Minggu, 8 Desember 2019 diadakan perayaan Natal Tzu Chi bersama dengan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Biak, Papua.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -