Gotong Royong Membangun Kembali

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra

Warga Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, tepatnya RT 01 RW 08, ternyata telah lebih dahulu memulai membangun kembali rumah mereka yang runtuh sejak tanggal 29 Mei, atau dua hari setelah terjadinya gempa, sementara yang lain pada masa itu masih disibukkan oleh upaya mencari bantuan darurat.

Dalam membangun kembali, mereka menerapkan sebuah sistem kerja kelompok yang sudah turun-temurun dikenal bangsa Indonesia, yaitu gotong royong. Sistem ini hingga kini masih banyak diterapkan, terutama di desa-desa. Inti dari sistem ini adalah melibatkan peran semua anggota masyarakat sesuai kemampuan masing-masing dan dikerjakan secara bersama-sama. Kaum laki-laki yang masih muda bertugas memperbaiki kembali rumah yang rusak, sedangkan kaum perempuan menyediakan makanan bagi yang bekerja. Dan biaya perbaikan pun diperoleh secara urunan. Biaya ini dipergunakan untuk membeli bambu, kayu, paku, dan bahan-bahan lain. Perbaikan rumah dilakukan secara bergilir yang diputuskan dalam rembug warga. Hingga tanggal 6 Juni, mereka telah memperbaiki 8 rumah dan tinggal menyisakan 2 rumah yang menunggu giliran. Rata-rata dalam satu hari mereka menyelesaikan satu rumah.

Hari itu, seusai menerima pembagian beras dari Tzu Chi, Suparmo langsung menyimpan beras dan segera bergabung dengan sekitar 10 warga yang sedang bergotong-royong memperbaiki rumahnya. Tzu Chi membagi beras bagi korban gempa di desa tersebut sebanyak 240 karung. Menurut Siti Mulyono, salah seorang warga, perbaikan hanya bersifat sementara dengan prioritas utama membangun atap. "Yang penting bisa buat berteduh," ujarnya.

Rumah yang masih layak hanya dibuatkan atap, sedangkan rumah yang rusak parah dan tak bisa dipergunakan kembali, dirubuhkan dan dibuatkan rumah sementara dari papan. Tentunya bukan pekerjaan yang terlalu sulit bagi mereka untuk mengerjakannya karena mayoritas warga di desa tersebut bekerja sebagai tukang kayu. Kerjasama yang indah seperti ini bila semakin tersebar luas pasti akan lebih mempercepat upaya para korban gempa untuk kembali lagi ke kehidupan normal. Tradisi gotong royong adalah tradisi yang luhur yang harus terus dipertahankan, terlebih untuk menghadapi bencana seperti sekarang ini.


Artikel Terkait

Panggilan Hati untuk Berbakti

Panggilan Hati untuk Berbakti

23 Februari 2011 Cinta kasih universal Tzu Chi selalu ditunjukan secara nyata. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka pada tanggal 18 Februari 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi, Bandung. Panti yang berlokasi di Jln. Jeruk No. 7 ini dihuni oleh 88 opa dan oma.
Pemberkahan Akhir Tahun : Belajar dan Memperbaiki Diri di Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun : Belajar dan Memperbaiki Diri di Tzu Chi

01 Februari 2015

Minggu, 1 Febuari 2015 adalah hari yang penuh berkah bagi Johnny Chandrina. Dihadapan relawan dan tamu undangan yang memenuhi aula, Johnny berkesempatan berbagi pengalamannya sebelum dan setelah menjadi relawan Tzu Chi.

“Inilah Sofyan Apa Adanya”

“Inilah Sofyan Apa Adanya”

22 Agustus 2011
Anak itu bernama Sofyan Sukmana. Ia merupakan salah satu pasien bantuan pengobatan khusus Tzu Chi sejak sejak 7 tahun lalu. Saat itu ia di diagnosis menderita Fibrous dysplasia yang berarti tumbuh tumor di bagian belakang mata kanannya.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -