Hari Bahagia Bagi 5 Keluarga di Kecamatan Percut Sei Tuan

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Liani (Tzu Chi Medan)

Kebahagiaan Sulastri saat akan memasuki rumah barunya dengan didampingi relawan Tzu Chi Medan. Selama 4 bulan, rumah Sulastri dan keempat saudaranya yang tidak layak huni dibangun ulang oleh Tzu Chi Medan.

Pada Sabtu, 12 April 2025, Tzu Chi Medan menggelar acara syukuran serta penyerahan kunci kepada 5 keluarga warga Pasar 5, Dusun XIII, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan yang rumahnya telah selesai di bedah Tzu Chi. Di hari yang berbahagia itu, para penerima bantuan pun bersukacita karena rumah mereka yang awalnya tidak layak huni kini menjadi rumah yang sehat, bersih, serta layak huni.

Rumah yang dibantu oleh Tzu Chi Medan tersebut milik Sulastri, Bambang Edi, Ngatiyem, Amin, dan Poniran yang merupakan warisan dari orang tua mereka. Karena warisan, rumah berukuran 10 x 40 meter persegi tersebut disekat dan dibagi menjadi 5.

Sulastri, sehari hari bekerja sebagai buruh cuci gosok. Ia tinggal dengan anak dan menantu serta kedua cucunya. Anaknya bekerja sebagai buruh bangunan dengan pendapatan yang pas-pasan. Posisi rumah yang lebih rendah dari jalan membuatnya sering tergenang air ketika banjir.

“Rumah saya masih kalau hujan sering kebanjiran. Dan atap rumah saya juga bocor. Jika hujan kita harus menyapu air dulu supaya dapat tidur,” cerita Sulastri.

Rumah Sulastri dan keempat saudaranya sebelum dan sesudah dibedah Tzu Chi Medan. Rumah yang tadinya tidak layak untuk ditinggali kini bertransformasi menjadi rumah yang sehat, bersih, serta layak huni.

Tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni, Sulastri beserta keempat adiknya hanya bisa pasrah karena keterbatasan ekonomi. Kondisi inilah yang membuat Sulastri dan ke empat adiknya berinisiatif mengajukan bantuan ke Kantor Tzu Chi Medan.

“Saya sering berdoa, Ya Allah kasihlah kita kesempatan untuk memperbaiki rumah ini. Ternyata kita mendapat bantuan dari Tzu Chi untuk membedah rumah keluarga saya yang hampir ambruk,” kenang Sulastri dengan mata berkaca-kaca.

Sebelum bedah rumah, relawan telah melakukan survei pada 23 Juli 2024 untuk mengetahui lebih jelas kondisi Sulastri beserta keluarga dan rumahnya yang akan dibantu Tzu Chi. “Pertama kali survei, kita melihat bagian rumahnya kondisinya tidak baik, rumah itu kapan saja bisa ambruk dan membahayakan orang yang tinggal. Di bagian dapurnya sudah menatap langit, atap rumah dan kamar juga sudah ambruk dan lantainya cuma tanah. Untuk prosesnya  kita mulai dari  surat kepemilikan tanah dan rumah memang rumah sendiri dan warisan dari almarhum orang tuanya,” jelas Linawaty yang menjadi koordinator.

Hasan Tina, Sylvia Chuwardi dan Shelin, Wakil Ketua Pelaksana Tzu Chi Medan bersama-sama melakukan pemotongan tumpeng dengan Sulastri dan keempat adiknya sebagai bentuk rasa syukur selesainya proses bedah rumah.

Setelah memenuhi syarat seperti syarat sertifikat, dokumen kepemilikan yang sah, pada 12 Desember 2024 mulai dilakukan pembangunan dan selesai pada 23 Maret 2025. “Sekarang 5 unit rumah sudah selesai dibangun dan perasaan saya sangat bahagia melihat mereka bisa tinggal dengan nyaman, bebas banjir dan dapat kumpul dengan keluarga,” kata Linawaty.

Sukacita Menempati Rumah Baru
Pada saat serah terima rumah, Sulastri dan ke empat saudaranya telah berkumpul dan menantikan hari yang berbahagia ini. Acara dimulai dengan doa bersama, kemudian kata sambutan dari Hasan Tina, Wakil Ketua Pelaksana Yayasan Buddha Tzu Chi Medan.

“Kami Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut berbahagia bisa membantu memperbaiki 5 unit rumah di Desa Tembung. Semoga rumah yang telah di bedah memberikan kenyamanan tinggal bagi mereka. Rumah ini adalah amanah. Semoga penghuni rumah ini senatiasa sehat selalu,” pesan Hasan Tina.

Bambang Edi, adik Sulastri sangat terharu dan bersujud di lantai rumahnya yang baru.

Kegiatan pun dilanjutkan dengan penyerahan kunci serta pemotongan tumpeng untuk  program bedah rumah ini. Sebanyak 19 relawan Tzu Chi Medan yang hadir dalam kegiatan ini pun ikut berbahagia dan bersyukur dengan jalinan jodoh baik ini.

Kepling (Kepala Lingkungan) Suryanto turut hadir sebagai saksi penyerahan rumah warga yang telah selesai dibedah. “Saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu membedah rumah warga kami yang sudah tidak layak huni. Saya mewakili Kepala Desa Tembung yang tidak dapat hadir  mengucapkan terima kasih,” ungkap Suryanto.

Rumah saya sekarang dindingnya dari batu bata, lantai keramik. Ada 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi dengan ventilasi dan cahaya yang baik. Tzu Chi adalah jawaban dari harapan saya dan keluarga besar. Saya sangat berterima kasih sekali dan hanya Tuhan yang yang bisa membalas segalanya,” ungkap Sulastri dengan penuh kebahagian yang terpancar diwajahnya.

Relawan Tzu Chi Medan bersama pemilik rumah yakni Sulastri, Bambang Edi, Ngatiyem, Amin, Poniran, dan keluarga berfoto bersama di depan rumah yang telah selesai dibedah oleh Tzu Chi.

Hal yang sama juga dirasakan Bambang Edi, adik Sulastri yang juga mendapat manfaat dari bedah rumah ini. Ketika memasuki rumahnya yang sudah dibedah, ia sangat terharu dan bersujud di lantai rumahnya yang baru.

“Sebagai kuli bangunan, untuk membedah rumah diluar jangkauan kita. Dengan bantuan dari Tzu Chi, akhirnya kita dapat menempati rumah dengan  nyaman, tak perlu lagi risau ketika hujan lebat. Terima kasih semuanya, semoga Tzu Chi terus membantu yang susah,” tutur Bambang Edi.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Doa Oma Ng Ai Lien yang Terkabul

Doa Oma Ng Ai Lien yang Terkabul

03 November 2016

Relawan Tzu Chi memberikan bantuan bedah rumah Oma Ng Ai Lien yang sangat memprihatinkan. Lebih kurang lima minggu pengerjaan pembangunan, penyerahan kunci rumah pun diladakan pada tanggal 25 Oktober 2016. Kini rumah Oma sudah bisa ditempati bersama keluarganya dengan tenang dan gembira. 

Sukacita di Usia Senja

Sukacita di Usia Senja

22 Februari 2017

Kebahagiaan nenek usia 80 tahun di Tegal Alur, Jakarta Barat ini bukan tanpa alasan. Pasalnya di usia senjanya ini, ia seperti mengalami titik balik kehidupan. Siti Waspiah yang akrab disapa Bu Dul hidup seorang diri sejak anaknya, Siti Rahayu meninggal pada tahun 2005 silam. Beruntung ada Ferdinand Timotius Hariyadi (57 tahun) dan istri yang membantu merawat Bu Dul sepeninggal Siti Rahayu.

Warga Kelurahan Bumi Menerima Kunci Rumah yang Selesai Dibangun

Warga Kelurahan Bumi Menerima Kunci Rumah yang Selesai Dibangun

05 September 2024

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta menyerahkan rumah yang telah selesai dibangun dalam Program Bebenah Kampung Kota Solo (Tahap ke-2) di Kel. Bumi, Kec. Laweyan, Surakarta.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -