Hari Bakti, Rasa Haru, dan Bahagia

Jurnalis : Michelle Novenda (Tzu Shao He Qi Barat 2), Fotografer : Michelle Aprilia, Aditia Saputra (Tzu Shao He Qi Barat 2)


Kegiatan diawali dengan perayaan Waisak, dengan melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha (Yi Fo).

Ada dua hal di dunia ini yang tidak dapat ditunda dalam pengerjaannya, yakni berbakti kepada orang tua dan berbuat baik kepada sesama. Hal ini diimplementasikan pada kegiatan kelas budi pekerti pada Minggu, 27 Mei 2018, yang mengangkat tema Waisak dan Hari Ibu Internasional.

Kegiatan diawali dengan perayaan Waisak, dengan melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha (Yi Fo), dengan menyentuh air suci yang terdapat di altar Buddha. Seluruh peserta dengan khidmat mengikuti acara prosesi tersebut.

Perayaan Waisak ini dihadiri oleh 48 relawan dan 62 siswa. Perayaan yang diadakan pada Sekolah Cinta Kasih Cengkareng ini melanjutkan tradisi seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yakni kegiatan memandikan Rupang Buddha, menyajikan teh kepada orang tua dan mencuci kaki orang tua. Hal ini sebagai simbol balas budi anak terhadap kasih orang tua yang tiada tara.


Perayaan Waisak ini dihadiri oleh 48 relawan dan 62 siswa. 


Kekhusyukan acara ini dirasakan oleh salah satu orang tua murid kelas budi pekerti, sekaligus relawan aktif Tzu Chi. Ping Ping.

Kekhusyukan acara ini dirasakan oleh salah satu orang tua murid kelas budi pekerti, sekaligus relawan aktif Tzu Chi. Ping Ping mengungkapkan perasaannya saat pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini.

“Waktu itu air mata tidak bisa berhenti mengalir, tapi sekarang karena sudah beberapa kali ikut acara seperti ini, rasanya sudah terbiasa, tapi tetap ada rasa haru ketika diputarkan video,” tutur ibu empat anak ini.

Ping Ping merasa kegiatan ini membawa dampak positif bagi para pesertanya. Relawan dari He Qi Barat 1 ini menganggap Tzu Chi menyebarkan banyak hal-hal positif kepada para anggotanya. Menurutnya, mereka semua diajarkan untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk perhatian, dan Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama. Hal inilah yang membuat Ping Ping tertarik pada kegiatan di Tzu Chi.


Ketiga anak Ping Ping yang mengikuti kelas budi pekerti menujukkan kasih sayang kepada ibunya.

Selain ada kegiatan membasuh kaki orangtua dan menyajikan teh, kedua orang tua dan juga anak sama-sama menuliskan surat untuk kemudian ditukarkan. Momen penukaran surat merupakan salah satu momen yang membuat para peserta terbawa perasaan, hingga mereka tak kuasa menahan air mata yang mengalir di pipi. Banyak di antara mereka yang langsung memberi pelukan hangat kepada orang tua masing-masing, membisikkan kata-kata bermakna bagi orang tua mereka tercinta.

Momen ini terlihat pada keluarga Ping Ping yang bahagia. Ketiga anak Ping Ping yang mengikuti kelas budi pekerti terlihat memeluknya dengan erat, menujukkan kasih sayang kepada ibunya. Mereka merasa bahagia dan bersyukur memiliki seorang ibu seperti Ping Ping. Maka dari itu, untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka terhadap Ping Ping, mereka selalu bersikap mandiri dan berbakti kepada orangtua.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kilas Balik Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam

Kilas Balik Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam

30 Juni 2016
Penutupan kelas budi pekerti Tzu Chi Batam tahun ajaran 2015/2016 berlangsung meriah. Bertempat di Gedung Universitas Internasional Batam, mereka diajak melihat tayangan kilas balik kegiatan dalam setahun.
Kelas Tzu Shao: Temukan Dopamin Alami Tanpa Gadget!

Kelas Tzu Shao: Temukan Dopamin Alami Tanpa Gadget!

01 November 2024

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas Tzu Shao gadget free di Pantai. Tujuannya untuk menghadirkan dopamin jangka panjang, bukan dari scrolling media sosial, melainkan dari kebersamaan dan permainan seru di alam.

Menumbuhkan Bakti Pada Orang Tua

Menumbuhkan Bakti Pada Orang Tua

21 April 2014 Mereka mengulang dan melihat kembali tentang semua materi yang telah disampaikan selama belajar pendidikan budi pekerti. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pendidikan budi pekerti agar bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -