Hidup dalam Kebersamaan

Jurnalis : Dina (He Qi Utara), Fotografer : Dina (He Qi Utara)
 
 

foto Dalam acara gathering, relawan mempersembahkan pertunjukan isyarat tangan yang merupakan wujud budaya kemanusiaan Tzu Chi.

“Kebahagiaan adalah perasaan gembira yang berasal dari dalam hati bukan merupakan kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.” (Master Cheng Yen).

Menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada bulan Februari 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan gathering perayaan Imlek bersama dengan para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) di Aula Serbaguna RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, Jakarta Barat pada 23 Januari 2011. Sebanyak 81 orang Gan En Hu diundang pada acara itu, namun yang dapat hadir hanya 55 orang.  Mayoritas Gan En Hu yang hadir pada hari itu adalah penerima bantuan pengobatan dari Tzu Chi dengan beragam jenis penyakit yang diderita.

Kasih Dalam Senyuman
Gathering dimulai pada pukul 09.00 WIB, satu persatu Gan En Hu yang memiliki undangan mulai memasuki aula RSKB Cinta Kasih dan disambut ramah oleh para relawan Tzu Chi. Walaupun  yang hadir pada acara ini kebanyakan merupakan keturunan Tionghoa, namun senyuman kasih dan pelayanan yang diberikan para relawan kepada para Gan En Hu tidak memandang perbedaan.

Acara dimulai dengan pemutaran jejak cinta kasih Tzu Chi di seluruh dunia, dilanjutkan dengan penampilan para relawan komite dengan menampilkan gerakan isyarat tangan lagu berjudul Ada Cinta Kasih di Dunia. Gerakan isyarat tangan ini mencerminkan keindahan seorang manusia dan mempunyai makna ada cinta kasih dalam kehidupan. Di situ pula ada kebahagiaan, tanpa cinta kasih hidup terasa kosong, hampa, dan tiada berarti. Cinta kasih ada di mana–mana, ketika kita bisa membuka hati dan menyebarkan cinta kasih kepada siapapun tanpa pamrih, tanpa memandang perbedaan, atau syarat apapun, maka kita telah menciptakan sebuah kehidupan yang paling indah dan bermakna di dunia ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Kehangatan bagian dari budaya Tzu Chi. Setiap relawan berusaha memberikan perhatian dan kasih sayang kepada para Gan en Hu layaknya keluarga sendiri. (kiri)
  • Suriadi Shixiong membuka acara dan mengajak para Gan En Hu untuk bertukar pengalaman. (kanan)

Sharing Para Gan En Hu
Dengan penuh semangat Suryadi Shixiong menjadi pembawa acara gathering ini, dan mengajak para Gan En Hu untuk sharing. Salah satu yang bersedia sharing adalah Bong Ujang. Bong Ujang adalah Gan En Hu yang dibantu oleh Tzu Chi dengan kasus benjolan di leher, dan setelah sembuh ia ikut menjadi relawan Tzu Chi. Hal ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi yang menguat kepada para Gan En Hu lainnya.

Selain Bong Ujang masih ada beberapa sharing yang menyentuh hati, salah satunya adalah Lim Mei Mei (60) yang menderita stroke dan duduk di kursi roda, bersama suaminya Arifin (69). Mereka datang bersama ke acara ini dari rumah mereka di daerah Jembatan Lima. Lim Mei Mei mulai menerima bantuan dari Tzu Chi sejak bulan Desember 2010 hingga sekarang. Mereka berdua sangat tabah dan bersyukur sekali dapat dibantu oleh Tzu Chi, karena dengan kehidupan mereka yang kurang mampu tidak memungkinkan Lim Mei Mei untuk menjalankan pengobatan di rumah sakit. Dengan adanya sharing ini dapat dirasakan bahwa kita tidak sendirian di dunia ini, masih banyak orang–orang yang membutuhkan uluran tangan dan kasih kita di dunia. Hidup akan lebih indah dan bahagia apabila bisa saling berbagi kepada sesama.

Masa Celengan Bambu
Sejarah berdirinya Tzu Chi bermula dari celengan bambu, diawali dari 6 orang ibu rumah tangga yang setiap hari menyisihkan 50 sen di celengan bambu. Misi kemanusian Tzu Chi bermula dari sini. Inilah bukti cinta kasih yang dikumpulkan menjadi satu menciptakan kebahagiaan di dunia. Maka melalui ini para relawan ingin mengingatkan kembali betapa celengan bambu berperan penting dalam menyebarkan cinta kasih kepada sesama, dana yang kecil dapat memberikan perbuatan amal yang besar.

foto  foto

Keterangan :

  • Di penghujung acara para Gan En Hu makan bersama dengan masakan yang disajikan oleh para relawan. (kiri)
  • Para relawan mempersiapkan angpau tanda berkah untuk para Gan En Hu. (kanan)

Pada kesempatan kali ini, para Gan En Hu yang telah ikut bersumbangsih dalam celengan bambu,  menyerahkan celengan bambu tersebut kepada para relawan untuk digunakan kembali dalam membantu sesama yang lebih membutuhkan. Dengan wajah penuh kasih dan syukur para relawan menerima celengan bambu dari para Gan En Hu. Setiap hari melakukan kebajikan dan membantu orang maka berkah yang terkumpul akan dapat menghalau bencana.

Menjelang pukul 12.00 siang, saatnya makan siang bersama dengan para Gan En Hu. Satu persatu relawan Tzu Chi dengan penuh semangat dan senyum mulai menyajikan makanan vegetarian yang menggugah selera dan menyehatkan badan. Bisa melayani sesama adalah suatu hal yang luhur dan bermakna karena dipenuhi dengan kasih yang tulus dan sejati. Pelayanan yang tulus dari para relawan Tzu Chi kepada para Gan En Hu dapat mendatangkan kebahagiaan, tidak hanya bagi penerima melainkan juga bagi pemberi itu sendiri.

Setelah acara makan siang selesai, di penghujung acara diadakan pembagian angpau (tanda berkah pada tahun baru Imlek –red) dan paket  tahun baru Imlek kepada para Gan En Hu. Tujuan diadakannya gathering ini adalah tetap terjalinnya ikatan jodoh, walaupun para Gan En Hu telah sembuh sehingga dapat menyebarkan semangat kebahagiaan dan cinta kasih kepada sesama di dunia.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Menyelami Dharma

Suara Kasih: Menyelami Dharma

25 Mei 2011
Demi menyelami Sutra, setiap relawan di komunitas terus menyelami Sutra untuk mengikis kegelapan batin sekaligus berlatih bahasa isyarat tangan yang akan mereka pentaskan di atas panggung. Selain itu, bahasa isyarat tangan mereka harus seirama dengan orang lain.
Menggalang Hati Orang Lain untuk Beramal

Menggalang Hati Orang Lain untuk Beramal

13 Maret 2024

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Angke dan He Qi Pluit mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 pada Minggu, 3 Maret 2024 di ruang Fu Hui Ting, Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK.

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -