Hidup itu Senantiasa Bersyukur

Jurnalis : Bobby (Tzu Chi Batam), Fotografer : Yao Chen (Tzu Chi Batam)

gathering gan en hu

Pada Minggu,  5 Juli 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Batam mengadakan Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi sekaligus dalam rangka menyambut Hari Raya Lebaran di Harbour Bay Mall, Batam.

Pada Minggu,  5 Juli 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Batam mengadakan Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi di Harbour Bay Mall, Batam. Acara rutin ini juga diwarnai dengan perayaan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 17 Juli 2015. Meski begitu, acara yang diikuti oleh sekitar 141 penerima bantuan itu tidak terbatas pada penerima bantuan yang beragama muslim saja melainkan juga para penerima bantuan yang non-muslim agar bersama-sama mempererat jalinan silaturahmi.

Acara dibuka dengan doa bersama untuk mendoakan dunia yang terbebas dari segala bencana. Selain itu, untuk mengingatkan kepada para penerima bantuan agar senantiasa menggengam kesempatan berbuat baik, para peserta diajak menyaksikan tayangan ceramah Master Cheng Yen. Kali ini, dalam ceramahnya, Master Cheng Yen bercerita tentang gempa yang melanda Nepal April lalu.

gathering gan en hu

Insan Tzu Chi menghibur para hadirin dengan peragaan isyarat tangan berjudul Gei Ni yang secara harfiah bermakna “memberi”.

Tak lupa dalam gathering kali ini digelar pertunjukkan isyarat tangan berjudul Gei Ni yang secara harfiah berarti memberi. Usai peragaan isyarat tangan, setiap penerima bantuan ditantang membuat ketupat dari pita kado. Dalam permainan ini, setiap peserta diberi waktu sepuluh menit untuk membuat ketupat sebanyak-banyaknya. Setelah permainan selesai, setiap peserta diberi suvenir oleh para relawan Tzu Chi.

gathering gan en hu

Para hadirin diajak berlomba membuat ketupat dari pita kado sebanyak-banyaknya dalam waktu sepuluh menit.

Acara kemudian diisi dengan sharing dari dr. Dindin H Hadim, Sp.PD., salah satu relawan TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Tzu Chi Batam. Menceritakan pengalamannya di dunia medis, dr. Dindin menerangkan bahwa setiap manusia seyogyanya terus bersyukur karena masih diberi kesempatan bernafas. Dia mencontohkan bahwa setiap manusia memerlukan tiga liter oksigen per jamnya. “Bayangkan jika satu liter oksigen harganya lima ribu rupiah saja, coba kalikan dengan 24 jam, coba kalikan lagi dengan 30 hari,” ujar dr. Dindin.

Kesimpulannya, dr. Dindin menuturkan bahwa setiap orang diberi nikmat yang berlimpah oleh Allah SWT sehingga kita harus senantiasa bersyukur dalam kondisi atau situasi yang sulit sekalipun. Saat ditemui langsung, dr. Dindin berharap para penerima bantuan dapat terus bersyukur menjalani hidup apapun halangan yang ditemui. “Pasien dapat memahami bahwa bersyukur itu bukan hanya  untuk sesuatu yang mengenakkan saja. Tapi juga, untuk tidak enak-pun atau sakit-pun, dia harus bersyukur tapi bentuknya dalam cara bersabar,” pungkasnya.

gathering gan en hu

Salah satu anggota TIMA menuturkan bahwa sebagai insan yang masih diberi kesempatan oleh Allah SWT, kita seyogyanya bersyukur dalam segala kondisi.

Kegiatan gathering ditutup dengan pemberian santunan bagi penerima bantuan yang merayakan Hari Raya Lebaran. Santunan yang diberikan berupa sembako beserta biskuit, sirup, kurma, dan tunjangan lebaran yang dapat digunakan untuk merayakan hari yang Fitri.

Salah penerima santunan lebaran Tzu Chi ialah Yusdatena. Ibu dari sembilan anak itu mengakui menjelang tahun ajaran baru yang berdekatan dengan lebaran, kebutuhan sehari-hari mulai menghimpitnya. “Sedikit berbantu dengan adanya bantuan dari Tzu Chi. Mungkin bisa menambah untuk anak mau sekolah, kan, tahun ajaran baru, banyak kebutuhan mungkin buat hadapi tahun baru. Untuk lebaran ya apa adanya,” akunya.


Artikel Terkait

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -