HUT RI Ke-77 dan HUT Tzu Chi Batam Ke-17

Jurnalis : Jesy, Suwati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Yao Chen, Hoslan, Suwati (Tzu Chi Batam)
Kegiatan HUT RI, Tzu Chi Batam dan Depo Daur Ulang diikuti sebanyak 102 relawan.

Tujuh Belas Agustus merupakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan tepat di hari itu juga merupakan HUT Tzu Chi Batam yang ke 17 Tahun sekaligus HUT Posko Daur Ulang Ke-11. Acara dihadiri sebanyak 102 relawan mulai dari relawan rompi hingga komite.

Acara ini melibatkan Tzu Ching (Komunitas Mahasiswa/i Tzu Chi) sebagai pengibar bendera. Untuk memastikan kekompakan gerakan, para anggota Tzu Ching menyisihkan waktu untuk mengikuti tiga kali latihan. Bahkan mereka juga datang lebih awal pada pukul 06.00 WIB untuk berlatih sekali lagi sebelum acara dimulai.

Tim He Qi dan relawan senior menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’.

Relawan mengikuti permainan Menyusun Kata Perenungan.

Tepat pukul 07.00 WIB, para relawan pun sudah mulai berbaris rapi dan menyaksikan para pengibar memasuki area upacara. Setelah mendengar “Bendera Siap!”, pemimpin upacara memberikan aba-aba memberikan penghormatan kepada Sang Merah Putih.

Mengiringi kenaikan bendera, para peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudiaan Bendera Buddhis dan Tzu Chi pun dikibar dengan diiringi lagu Mars Tzu Chi. Upacara berakhir dengan bersama-sama mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang jasa para Pahlawan.

Setelah selesai upacara dilanjut dengan perayaan Hari Ulang Tahun Tzu Chi Batam yang ke 17 dan Hut Posko Daur Ulang yang jatuh pada bulan yang sama juga. Relawan diajak untuk menonton kilas balik Tzu Chi Batam awal berdiri serta ucapan doa dari para relawan yang telah bergabung sejak awal berdirinya Tzu Chi Batam.

Pasukan Pengibar Bendera memasuki lapangan upacara.

Relawan dengan lantang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ong Lie Fong salah satu relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang telah bergabung lama di Tzu Chi Batam melihat perkembangan Tzu Chi Batam terbesar adalah mempunyai rumah batin sendiri, awalnya hanya kantor kecil, dan relawan yang semakin banyak.

Acara dilanjut dengan Family Bonding dengan Fun Games untuk menjalin hubungan yang lebih erat lagi antar sesama relawan. Serangkaian perlombaan mulai dari Yel-yel Huan Bao, Jalan Maju Bersama, Bersatu Hati Mengoper Bola, Lari bersama Kelereng, Menyusun Kata Perenungan, Pesan Berantai dan terakhir Pembabaran Dharma Tanpa Suara.

Mempererat hubungan sesama relawan lewat serangkaian permainan.

“Menjalin kembali keakraban relawan Tzu Chi Batam, setelah sekian tahun tidak pernah merayakan HUT Tzu Chi Batam karena sejak awal tahun relawan banyak disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dengan kegiatan ini ingin merangkul relawan sehingga mereka memiliki keakraban dan bisa bersama lagi” ucap Megawati selaku Wakil Ketua Tzu Chi Batam.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Suara Kasih : Memperluas Hutan Bodhi

Suara Kasih : Memperluas Hutan Bodhi

06 April 2010

Insan Tzu Chi tak hanya membantu para korban memberikan bahan kebutuhan sehari-hari dan makanan, melainkan juga mendampingi para korban, dan menginspirasi mereka. Hal ini tidaklah mudah, karena itu welas asih harus dibarengi dengan kebijaksanaan.

HUT DAAI TV Ke-8: Cinta Kasih dalam Aksi

HUT DAAI TV Ke-8: Cinta Kasih dalam Aksi

06 Agustus 2015

“Di sini kami melakukan kegiatan lebih ke pendekatan psikologis seperti, hubungan antara orang tua dan anak. Kita mesti bisa mempraktekkan itu kepada orang tua kita sendiri juga, saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati, selalu bersyukur terhadap sesama, ini yang ditanamkan di dalam bakti sosial kali ini,” jelas Adi Nugraha.

HUT TIMA ke-17:  Bergandengan Tangan Dalam Barisan TIMA Indonesia

HUT TIMA ke-17: Bergandengan Tangan Dalam Barisan TIMA Indonesia

11 November 2019

Peringatan 17 tahun berdirinya Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia berlangsung sederhana namun meriah, Minggu (10/11/19). Para anggota TIMA menjadikan moment sweet seventeen ini sebagai suatu perjalanan menuju kedewasaan yang baru, dengan tetap bergandengan tangan dan membantu masyarakat hingga pelosok negeri.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -