Internasional: Baksos Pertama TIMA di Cile

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoKlinik gratis diadakan di sebuah sekolah di Penalolen dengan suhu musim dingin mencapai lima derajat Celcius. Di Cile biaya berobat sangat tinggi dan jumlah dokter terbatas sehingga selalu menimbulkan antrian panjang di tempat praktik dokter.


Cile membentuk tim medis Tzu Chi International Medical Association (TIMA) dan mengadakan baksos pertama mereka pada tanggal 24 Juli 2010 dengan mengobati lebih dari 100 pasien. Jumlah pasien ini merupakan kejutan yang menyenangkan. Cile merupakan negara di mana perawatan medis berharga mahal dan untuk mencapai lokasi baksos membutuhkan waktu cukup lama.

Tzu Chi pergi ke negara di Amerika Selatan untuk pertama kalinya pada bulan Februari lalu, setelah gempa besar menghancurkan wilayah di bagian selatan negara itu, dan mendistribusikan  bantuan kepada para korban. Sejak saat itu, Tzu Chi mulai dikenal di Cile.

Pada bulan April lalu, relawan Tzu Chi mendorong Dr Yang Chuang Long, seorang dokter setempat, untuk mendirikan cabang TIMA  di Cile agar dapat memberikan bantuan pengobatan gratis kepada warga Cile yang membutuhkannya. Di sana, biaya berobat ke dokter adalah sebesar 15 persen pendapatan bulanan rata-rata warga Cile dan antrian yang terjadi selalu sangat panjang. Jika seorang pasien ingin bertemu dokter spesialis, misalnya spesialis mata, maka pasien tersebut harus menunggu sekitar satu tahun.

Tapi, di klinik TIMA, pasien dapat menemui dokter mata dengan segera dan setelah mendapatkan resep, para pasien dapat dengan segera mendapatkan sepasang kacamata yang dibiayai oleh pemerintah. Klinik ini bertempat di sebuah sekolah di Peñalolen (Pinya-lolane), sebuah daerah di Propinsi Santiago. Baksos kali ini didukung oleh 11 dokter dari berbagai spesialisasi, seorang ahli kimia, dan 19 relawan. Dalam waktu tiga jam, mereka telah memeriksa  dan merawat 111 pasien.

Hari itu suhu musim dingin mencapai lima derajat Celcius. Langit kelabu dan tanah basah. Di kejauhan gunung-gunung tertutup salju. "Musim dingin ini biasanya dingin, sehingga banyak orang jatuh sakit, dengan persentase yang tinggi dari penderita bronkitis dan pneumonia," kata Dr Yang, "Tepat sekali mengadakan sebuah klinik gratis sekarang, karena kita dapat memberi mereka obat.” Selain tidak mampu periksa ke dokter, banyak penduduk setempat yang juga tidak mampu membeli obat.

Seorang pasien mengatakan bahwa pegobatan gratis ini telah membantu banyak pasien, "Kami sangat miskin dan harus menunggu waktu yang sangat lama untuk menemui dokter." Pasien lain mengatakan bahwa sisi kiri tubuhnya terasa sakit, "Tapi aku tidak mau pergi ke dokter karena harus menunggu terlalu lama. Saya harus mengantri sejak jam lima pagi," katanya.

Pasien baksos menerima perlakuan yang berbeda dibanding dengan klinik dan rumah sakit lainnya. Para relawan selalu sedia membantu mereka dalam setiap tahap pemeriksaan. Meskipun TIMA di Cile baru dibentuk tiga bulan yang lalu, tim medis dan para relawan bekerja terampil, bersatu dalam tekad mereka untuk meringankan rasa sakit dan penderitaan. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)

  
 
 

Artikel Terkait

Sukacita Menyambut Hari Bakcang

Sukacita Menyambut Hari Bakcang

17 Juni 2021

Relawan Tzu Chi Makassar menyambut Festival Perahu Naga yang jatuh pada 14 Juni 2021 dengan bersama-sama membuat bakcang vegetarian untuk memperat kebersamaaan, sekaligus mensosialisasikan vegetarian.

Jembatan Penyambung Ekonomi dan Kehidupan

Jembatan Penyambung Ekonomi dan Kehidupan

18 Mei 2022

Tzu Chi Bandung membangun Jembatan Simpay Asih Citarum Des. Resmitinggal, Kec. Kertasari, Kab. Bandung dan diresmikan pada 10 Mei 2022 oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Kunjungan Kasih ke Panti Asuhan Putera Asih

Kunjungan Kasih ke Panti Asuhan Putera Asih

04 Maret 2014 Relawan Tzu Chi  He Qi Barat, Hu Ai Kebon Jeruk dan Hu Ai Cengkareng kembali melakukan kunjungan kasih ke Panti Putra Asih di Jalan H.Shohib Abdul Aziz, Kota Tangerang.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -