Jaga Gigi Sejak Dini

Jurnalis : Yan Prabudi (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Chang (Tzu Chi Medan)
 
foto

Seorang dokter memeriksa gigi seorang anak dalam bakti sosial kesehatan yang diadakan Tzu Chi Bandung.

Minggu (13/4), di komplek gedung bersama SDN 060966, SDN 060967 dan SDN 060968, Jl. Hiu, Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan kembali menggelar bakti sosial kesehatan.

Tingkat perekonomian warga Kecamatan Medan Belawan yang masih rendah memang menjadi salah satu penyebab kebersihan dan kesehatan gigi kurang diperhatikan. Baksos kali ini khusus ditujukan bagi para guru dan murid dari ketiga sekolah dasar bersangkutan.

Awalnya para murid yang sebelumnya telah didata, mendaftar kembali untuk mendapatkan urutan nomor periksa gigi. Setelah hasil pemeriksaan gigi oleh dokter menyebutkan ada gigi yang harus dicabut, para murid kembali menunggu giliran untuk pencabutan gigi. Sementara murid menunggu giliran pemeriksaan dan pencabutan gigi, sebagian murid lain mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan dan perawatan gigi.

foto  foto

Ket : - Para dokter TIMA bersama relawan melakukan baksos kesehatan gigi untuk para siswa dari 3 SDN
            di belawan yang dulu renovasi gedungnya dibantu oleh Tzu Chi. (kiri)
         - Tzu Chi telah menjalin jodoh dengan sekolah di Belawan sejak tahun 2004. Para siswa mengikuti budaya
            Tzu Chi dengan berbaris rapi menunggu giliran untuk diperiksa giginya. (kanan)

Untuk mengurangi kejenuhan dan menciptakan suasana santai, para relawan mengadakan acara kuis dan hiburan bagi para murid yang sedang menunggu giliran. Mereka juga diajak untuk belajar bahasa isyarat tangan, salah satu dari budaya kemanusiaan Tzu Chi. Meski pun para murid tidak susah diatur, namun tetap saja ada sebagian murid yang takut dicabut giginya. Di sinilah relawan berperan, membujuk dan menghibur murid tersebut.

Salah seorang relawan, Mariata mengatakan, ”Anak-anak ini mendengar mau masuk ke ruang dokter saja sudah pada menangis, karena merasa takut. Memang bukan anak-anak saja, kita orang dewasa mendengar cabut gigi, juga ada rasa takutnya, jadi ini wajar saja.” Baksos ini selain melibatkan 63 relawan Tzu Chi, juga ada tim medis dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Medan, terdiri atas 18 dokter gigi dan 5 dokter umum, serta dibantu oleh 5 mahasiswa kedokteran dari USU.

foto  foto

Ket : - Jangankan anak kecil, orang dewasa pun ada yang takut kalau harus cabut gigi. Relawan menghibur
            seorang anak dan meyakinkannya untuk diperiksa dokter. (kiri)
         - Kesehatan gigi harus dijaga sejak dini. Para siswa yang tidak memeriksakan giginya mendapat penyuluhan
            dari para dokter. (kanan)

Su Pun Wui, relawan lainnya menyatakan, “Sebetulnya ketiga SDN ini sudah lama memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Gedung sekolah ini juga dibangun oleh Tzu Chi pada tahun 2004 lalu. Jumlah murid yang berhasil dilayani berjumlah 898 orang. Perinciannya 238 murid menjalani pemeriksaan gigi, selebihnya mendapatkan penyuluhan kesehatan dan perawatan gigi, juga ada 12 guru yang turut diberikan pengobatan gigi.”

Hidup sehat memang semestinya diawali sejak masa kecil, bakti sosial kali diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para murid tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini.

 

Artikel Terkait

Namaskara: Bersatu dengan Rasa Nyaman dalam Barisan

Namaskara: Bersatu dengan Rasa Nyaman dalam Barisan

07 Mei 2024

Ritual Namaskara kembali diadakan oleh Tzu Chi Batam di lapangan Aula Jing Si. Sebanyak 218 orang peserta dari relawan Tzu Chi Batam dan masyarakat umum ikut serta mengikuti Ritual Namaskara dalam memperingati Hari Ulang Tahun Tzu Chi ke-58.

Perhatian untuk Korban Sinabung

Perhatian untuk Korban Sinabung

20 September 2013 Ketika terjadi bencana, insan Tzu Chi segera menyusuri tempat-tempat yang terkena bencana untuk berbagi kasih kepada para pengungsi berupa bantuan kebutuhan sehari hari.
Suara Kasih: Menjernihkan Hati Demi Bumi

Suara Kasih: Menjernihkan Hati Demi Bumi

30 September 2011 Sungguh penderitaan tak terkira. Kondisi di Libya sungguh memprihatinkan. Ini telah berlangsung 6 bulan lebih. Warga setempat hidup penuh penderitaan. Setiap hari mereka hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan. Penderitaan ini jauh lebih besar daripada derita akibat bencana alam.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -