Jalinan Jodoh Baru

Jurnalis : Erli Tan (Heqi Utara), Fotografer : Erli Tan (Heqi Utara)
 
 

foto
Tour Aula Jing Si dibagi menjadi empat kelompok Karena jumlah orang yang cukup banyak. Keempat kelompok bergerak menyusuri setiap lantai dan ruangan, mengunjungi setiap sudut, poster-poster, relief dan ukiran yang menceritakan perjalanan Tzu Chi, hingga replika rumah Master Cheng Yen di lantai 4.

Sejak peresmiannya tanggal 7 Oktober 2012 lalu, Aula Jing Si yang kerap disebut sebagai “rumah” insan Tzu Chi Indonesia ini cukup menarik perhatian banyak orang. Keberadaan bangunan yang unik nan gagah di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara ini pun telah menarik minat banyak orang untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya, mengapa berbentuk seperti itu, dan apakah fungsinya. Beberapa organisasi atau kelompok masyarakat pun telah berdatangan untuk mengenal Aula Jing Si, hal ini tentunya sangat menarik terutama bagi mereka yang belum mengenal Tzu Chi.  

 

Hari Minggu tanggal 16 Desember 2012, kelompok masyarakat yang datang berkunjung adalah warga dari Bukit Golf Mediterania (BGM), PIK. Dengan jumlah sekitar 130 orang lebih, mereka hadir di lantai 1 Gedung 2 Tzu Chi Centre. Paket acara dikemas cukup apik oleh panitia, dan semua relawan bersatu hati dengan tulus dan penuh sukacita menyambut tamu yang datang. Barisan penyambutan tamu terlihat rapi di pintu masuk menuju ruangan. Diiringi lagu dan tepuk tangan serta senyuman hangat relawan, membuat tamu yang datang merasa seperti berada di rumah sendiri.

Acara yang dipandu oleh dua orang MC yaitu Haryo Shixiong dan Christine Shijie ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Sebelum tour keliling ke Aula Jing Si, para tamu disuguhi dulu dengan sebuah video berisi kilas balik 19 Tahun Perjalanan Tzu Chi Indonesia. Dalam video berdurasi 30 menit tersebut dipaparkan mengenai visi dan misi Tzu Chi, mulai dari Misi Amal, Kesehatan, Pendidikan, dan Budaya Humanis. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan bagi beras di tahun 1998-1999, kisah Kali Angke, Perumahan Cinta Kasih Cengkareng, Baksos Kesehatan, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, DAAI TV Indonesia, Website Tzu Chi, Buletin dan Majalah Tzu Chi, hingga Jing Si Books & Cafe. Melihat sumbangsih relawan Tzu Chi dengan aliran cinta kasih penuh ketulusan ini membuat tamu yang menyimak merasa sangat terkesan. Selesai menonton video, Adenan Shixiong memperjelas kembali bahwa tujuan dan visi didirikannya Tzu Chi adalah untuk menyucikan hati manusia. “Kita memiliki tujuan yang sama, menebar cinta kasih dan membina diri, sama-sama belajar menjadi orang yang lebih baik,” tuturnya. Adenan Shixiong juga menjelaskan bahwa dana pembangunan Aula Jing Si adalah dana khusus dan tidak pernah diambil atau dicampur dengan dana amal dari donatur.

foto  foto

Keterangan :

  • Acara yang dipandu oleh Haryo Shixiong dan Christine Shijie. Memulai acara, para tamu disuguhi dengan sebuah video berisi kilas balik 19 Tahun Perjalanan Tzu Chi Indonesia (kiri).
  • Merupakan sebuah pengalaman baru bagi para tamu, karena mereka juga diajak bersama-sama memeragakan isyarat tangan, sehingga perasaan sukacita pun menyatu dalam suasana kekeluargaan (kanan).

Setelah itu, tim isyarat tangan He Qi Utara mempersembahkan penampilan shouyu (isyarat tangan) dengan lagu Qiānshǒu Lái Qiān Shǒu (Ribuan Tangan Bergandengan Tangan). Merupakan sebuah pengalaman baru bagi para tamu, karena mereka juga diajak bersama-sama memeragakan isyarat tangan ini, sehingga perasaan sukacita pun menyatu dalam suasana kekeluargaan. Menurut Heryandi, yaitu salah satu warga BGM yang juga menjabat sebagai Sekjen PIK Club, dalam kegiatan berkumpul seperti ini selain bisa mengenal Tzu Chi, juga bisa mempererat hubungan antar sesama warga yang tinggal dalam satu daerah.

Tour Keliling Aula Jing Si
Tour Jing Si pun dibagi menjadi empat kelompok karena jumlah orang yang cukup banyak dan tiap kelompok dipandu oleh seorang relawan. Keempat kelompok bergerak menyusuri setiap lantai dan ruangan, mengunjungi setiap sudut, poster-poster, relief dan ukiran yang menceritakan perjalanan Tzu Chi, hingga replika rumah Master Cheng Yen di lantai 4. Keempat relawan yang sudah cukup senior ini yaitu Adenan Shixiong, Hok Lay Shixiong, Anthony Shixiong, dan Feranika Shijie, dengan sangat yong xin (bersungguh hati) menjelaskan setiap detail yang ada, dan dengan sigap menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang bermunculan dari tamu. Tidak sedikit yang berdecak kagum ketika melihat ruangan-ruangan dengan kapasitas yang cukup besar. Namun sebenarnya tiap ruangan sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik dan memberi manfaat bagi orang banyak.

Setelah berkeliling hampir satu jam, perut pun lapar karena jam makan siang telah tiba. Semuanya diajak ke lantai basement yaitu ruang makan Aula Jing Si untuk merasakan pengalaman menikmati masakan vegetarian yang lezat nan sehat. Selain itu, atas permintaan mereka sendiri, mereka juga berkesempatan merasakan kebiasaan relawan yang mana setelah makan, wajib mencuci sendiri alat makannya. Tentunya pihak panitia tidak memaksa harus melakukannya, bagi yang merasa kurang leluasa, alat makan boleh ditinggal saja di meja. Walau demikian, ternyata tidak sedikit yang mau melakukannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 16 Desember 2012, sebanyak 130 orang rombongan dari Bukit Golf Mediterania (BGM), PIK melakukan kunjungan di Aula Jing Si, PIK. Tur ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat lebih dalam isi dari Aula Jing Si (kiri).
  • Di penghujung tour, para tamu diajak ke Jing Si Books & Cafe yang letaknya persis di samping gedung Aula Jing Si. Relawan dan staf Jing Si pun memperkenalkan produk-produk Jing Si yang berkualitas (kanan).

Pengalaman setengah hari di Aula Jing Si membawa rasa sukacita yang dalam bagi para tamu. Seperti Nian Siu, seorang ibu muda yang datang dengan membawa seorang anak, merasakan kegembiraan saat berada di Aula Jing Si. Senyuman selalu terlihat mengembang di wajahnya walaupun agak repot karena membawa serta anaknya yang masih berusia 5 bulan. Karena itu pula sehingga membuat ia belum leluasa bergabung di Tzu Chi. Namun Nian Siu mengutarakan niatnya dan sangat ingin segera bergabung. Ketika mendengar dari seorang relawan bahwa ada kelas Qing Zi Ban untuk anak-anak, ia pun bersemangat dan dengan ucapan lembut dan wajah penuh arti mengatakan kepada anaknya, “kita tunggu beberapa tahun lagi ya, Max...” Relawan yang melihatnya juga ikut tersenyum.

Di penghujung tour, para tamu diajak ke Jing Si Books & Cafe yang letaknya persis di samping gedung Aula Jing Si. Relawan dan staf Jing Si pun memperkenalkan produk-produk Jing Si yang berkualitas, yaitu berbagai alat makan ramah lingkungan, makanan vegetarian yang sehat dan bebas pengawet, produk Da Ai Tech yang terbuat dari bahan daur ulang, CD/DVD lagu dan drama, dan tentunya buku-buku karya Master Cheng Yen. Di sinipengunjung juga bisa menikmati membaca buku dengan ditemani musik dan minuman seperti teh, kopi, atau jus, membuat batin tenang dan bahagia. Semua pengunjung terlihat sangat antusias dan tertarik dengan produk-produk yang ditawarkan, dan sebagian besar pulang dengan membawa hasil belanjaannya.  

Dengan kunjungan warga BGM ke Aula Jing Si, maka jalinan jodoh yang baru pun tercipta. Diharapkan makin banyak orang yang tersucikan hatinya, makin banyak orang yang dengan niat tulus dan sepenuh hati berbuat kebajikan. Selain itu juga dapat membimbing yang lain, yaitu menggalang Bodhisatwa dunia. Makin banyak Bodhisatwa, maka tanah suci atau dunia sukhavatti barulah bisa tercipta.

  
 

Artikel Terkait

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Perdana Di Cikarang

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Perdana Di Cikarang

31 Oktober 2018

Pagi itu, Minggu 14 Oktober 2018 para relawan Tzu Chi di Cikarang berkumpul di kawasan Hollywood Junction, Jababeka untuk melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan.

Menjalankan Tanggung Jawab Bersama

Menjalankan Tanggung Jawab Bersama

07 Mei 2015

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Buddha menjadikan relawan tidak sedikit pun merasa patah semangat. Sebanyak 78 relawan  mempersiapkan dengan baik, mulai dari cara berjalan hingga prosesi pemandian rupang.

Suara Kasih: Memanfaatkan Waktu

Suara Kasih: Memanfaatkan Waktu

09 Desember 2011 Akan tetapi, ada banyak orang yang penuh berkah tidak merasa menderita. Semua makhluk yang terlahir ke dunia ini tak dapat luput dari fase tua, sakit, dan mati.Inilah yang dinamakan hukum alam.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -