Jasa Para Seniman Bangunan

Jurnalis : Thio Verna (He Qi Utara), Fotografer : Thio Verna, Metasari, Dina (He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi menjelaskan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi serta visi dan misi Tzu Chi kepada sekitar 150 orang seniman bangunan di Aula Jing Si PIK Jakarta Utara sebelum kegiatan baksos kesehatan dilakukan.

Seiring berjalannya waktu, bangunan Tzu Chi School yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara ini terlihat semakin sempurna, semakin mantap, kokoh dan terlihat indah. Setiap mata yang lewat akan tertuju dan terpukau melihat ke arah bangunan yang sedang medekati tahap akhir pembangunannya itu. Semua ini tidak luput dari kerja keras para seniman bangunan (pekerja bangunan) yang telah berjasa bekerjasama membangun dari awal. Tanpa mereka bangunan ini tidak akan bisa berdiri saat ini.

 

Jasa-jasa para seniman bangunan ini sangat dihargai oleh para insan Tzu Chi, semua terlihat dari perhatian yang diberikan kepada mereka. Setiap sebulan sekali para insan Tzu Chi mengadakan Baksos Kesehatan (Umum dan Gigi) untuk memeriksa dan menjaga kondisi kesehatan para seniman bangunan ini secara berkala dan bergantian agar tidak mengganggu pekerjaan mereka.

Perhatian untuk Seniman Bangunan
Hari Minggu, 22 Mei 2011 kembali diadakan Baksos Kesehatan Umum dan Gigi yang dilaksanakan di Kantin Aula Jing Si Pantai Indak Kapuk, Jakarta Utara, di bawah koordinasi relawan dari  He Qi Utara yang melibatkan 84 relawan dan didukung oleh lebih dari 14 orang dokter umum dan gigi. Acara dimulai dari jam 7 pagi hingga 12 siang. Semua datang membantu tanpa pamrih dengan hati tulus ikhlas menyisihkan waktu liburnya untuk ikut berpartisipasi memeriksa kondisi kesehatan sekitar 150 seniman bangunan.

Di sini para seniman bangunan tidak hanya diperiksa dan diperhatikan kondisi kesehatannya oleh para dokter, tetapi kondisi hati mereka pun turut diperhatikan dengan cara memberikan motivasi dan semangat. Di awal kegiatan, para seniman bangunan berkumpul bersama di dalam Kantin Aula Jing Si untuk mendengarkan penjelasan dari relawan pembawa acara yaitu Johar Shixiong. “Kita semua adalah saudara dan tidak ada perbedaan di sini, semua sama, jadi saya panggil bapak semua dengan sebutan Shixiong ya, yang artinya adalah saudara Laki-laki,” ucap Johar disambut dengan senyuman dari para seniman bangunan. Para seniman bangunan diberikan penjelasan singkat tentang apa itu Yayasan Buddha Tzu Chi, Visi, Misi serta kegiatan apa saja yang telah dilakukan.

foto  foto

Keterangan :

  • Budaya humanis yang ditanamkan oleh relawan Tzu Chi sudah diterapkan oleh para seniman bangunan yang dengan tertib mengantri berbaris saat akan mengikuti baksos kesehatan. (kiri)
  • Relawan Tzu Chi juga mendampingi dan berinteraksi dengan para seniman banguna. (kanan)

Sudah untuk kesekian kalinya baksos kesehatan ini diadakan bagi seniman bangunan, dan terdapat perubahan diri yang positif dari para seniman bangunan. Sikap mereka menjadi lebih tenang dan teratur, terlihat dari cara mereka mengantri dengan tertib dan duduk rapi menunggu giliran untuk diperiksa juga mengikuti prosedur yang sudah ada dengan baik.

Secara tidak langsung para seniman bangunan tersebut sudah menerapkan budaya humanis dalam kehidupan mereka sehari-hari selama bekerja dalam proyek dan diharapkan dapat diteruskan dengan mempraktikkannya dalam kehidupan mereka masing-masing di luar proyek. Dengan menerapkan budaya humanis dalam kehidupan kita sehari-hari, setiap saat dan setiap detik, kita berharap agar dapat menumbuhkan segala hal positif yang akan membawa kita menjadi individu yang lebih baik lagi, baik itu untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain di sekitar kita.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap bulan sekali dilakukan baksos kesehatan secara rutin untuk memeriksa kondisi kesehatan para seniman banguan di Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara (kiri)
  • Seusai diperiksa, relawan yang bertugas di bagian apotik (obat) pun telah siap memberikan obat-obatan yang dibutuhkan para seniman bangunan. (kanan)

Berbagi berkah dan Ilmu.
Dalam setiap kegiatan, relawan tidak hanya sekadar melakukan dan menyelesaikan kegiatan itu saja, tetapi ada makna pembelajaran yang didapat dari setiap kegiatan tersebut dan juga dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Seperti Imas dari Jurusan Farmasi Chandra Naya yang datang bersama dengan 20 teman dan 4 gurunya ini mengatakan, ”Saya senang dapat membantu di sini karena selain dapat langsung mempraktikkan ilmu yang telah saya pelajari juga dapat sambil turut membantu acara baksos dan saya juga mendapatkan banyak ilmu baru di sini.”

Hal ini juga tampak pada para relawan di bagian pemeriksaan tekanan darah. Di sela-sela menunggu para seniman bangunan datang, mereka terlihat sibuk belajar menggunakan cara alat pengukur tekanan darah dan praktik langsung yang dipandu oleh para relawan khusus/suster yang sudah mengerti akan cara penggunaannya. Tanpa sungkan mereka saling berbagi pengalaman dan ilmu dengan harapan dapat membantu pada kegiatan berikutnya.

  
 

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi Bandung di HUT Bhayangkara

Baksos Kesehatan Tzu Chi Bandung di HUT Bhayangkara

10 Juni 2014 Kesehatan sering kali dipandang sebelah mata oleh sebagaian masyarakat Indonesia. Kadang pekerjaan dan kebutuhan hidup lebih diutamakan oleh masyarkat. Kebutuhan ekonomi menjadi alasan yang kuat dalam menjalani roda kehidupan.
Gempa Aceh: Kehangatan Kasih untuk Korban Gempa

Gempa Aceh: Kehangatan Kasih untuk Korban Gempa

13 Desember 2016

Meringankan penderitaan korban bencana dengan memberikan bantuan sandang, pangan dan obat-obatan serta memberikan perhatian untuk mengurangi trauma para korban bencana gempa Aceh oleh Tim Medis dan Relawan Tzu Chi Medan.

Melindungi Bumi dengan Bervegetarian

Melindungi Bumi dengan Bervegetarian

23 Juni 2009 Pelestarian lingkungan merupakan isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. Mulai dari kalangan akademisi, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan bahkan sampai ke tingkat RT dan RW. Masyarakat disadarkan akan pentingnya melestarikan lingkungan yang dimulai dari lingkup terkecil dulu, yakni dari diri kita sendiri dan keluarga.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -