Jelang Syukuran 20 Tahun Rusun Cinta Kasih, Ibu-Ibu Rusun Berlatih Isyarat Tangan

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Arimami Suryo A.
Tim relawan Tzu Chi dari He Qi Barat 1 mendampingi ibu-ibu dari rusun yang bakal menampilkan isyarat tangan Satu Keluarga pada syukuran 20 Tahun Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, 26 Agustus 2023 mendatang.

Bisa dibilang lagu isyarat tangan Satu Keluarga adalah lagu yang ajaib. Lagunya sih sederhana tapi liriknya sangat menyentuh. “Kita satu keluarga, saling syukur, saling percaya…kita satu keluarga, saling butuh di dunia ini…” Begitu penggalan liriknya. Gerakan isyarat tangannya juga sederhana. Untuk bisa mempraktikannya, kuncinya cuma satu, resapi maknanya.

Lagu ini juga yang akan warga Rusun Cinta Kasih persembahkan dalam syukuran 20 Tahun Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada 26 Agustus 2023 mendatang. Sebanyak 24 ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Dasawisma di Rusun Cinta Kasih sudah mulai berlatih memperagakan isyarat tangan ini.

Ivana dan beberapa relawan dari komunitas He Qi Barat 1 mendampingi ibu-ibu yang super semangat ini. Biarpun diselingi canda tawa, saat sudah giliran praktik, ibu-ibu rusun ini sangat serius.

Ibu-ibu dari kelompok Dasawisma ini begitu semangat berlatih. Penampilan mereka nanti juga menjadi wujud betapa mereka bersyukur bisa tinggal di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang lingkungannya sangat baik, aman, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Ibu-ibu sangat ramah dan sangat membuka diri kepada relawan. Sama lagu ini juga sudah familiar karena anak mereka kan bersekolah di Sekolah Cinta Kasih, jadi mereka sering dengar anak-anak belajar lagu ini,” kata Ivana pada latihan kedua yang digelar pada Sabtu, 5 Agustus 2023.

Menurut Ivana, untuk tampil di panggung, harus ada keseragaman, harus latihan bersama, dan yang paling penting harus menyatukan hati terlebih dulu. Ibu-ibu ini mesti merasa bahwa kita semua adalah satu keluarga, barulah bisa tampil dengan baik.

Menjadi bagian dari ibu-ibu yang akan menampilkan isyarat tangan Satu Keluarga pada syukuran 20 Tahun Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mendatang, menyadarkan Nasiroh (52) bahwa sudah 20 tahun lamanya ia tinggal di Rusun Cinta Kasih. Sudah 20 tahun lamanya ia pindah dari tempat tinggalnya dulu yang berada di pinggir kali Angke. Betapa waktu begitu cepat berlalu, pikir Nasiroh.

Nasiroh bersama anaknya, Maria Ulfa yang lulus dari pendidikan sarjana, sesuatu yang tak dibayangkan Nasiroh sebelumnya saat masih tinggal di pinggir atau bantaran Kali Angke 20 tahun yang lalu.

Sebenarnya rumah Nasiroh dan keluarganya bukan berdiri di atas Kali Angke atau seperti rumah panggung, melainkan menapak di tanah, warisan dari orang tuanya. Namun karena posisinya di pinggir kali, banjir sudah menjadi santapan keluarga Nasiroh dan warga di sana sehari-hari.

“Kadang kan ada waktu-waktu rob, jadi kalau banjir di Kapuk Muara itu kayaknya enggak aneh, enggak bingung, ah tunggu aja, nanti juga surut sendiri,” kenang Nasiroh.

Rumah Nasiroh pun akhirnya tak luput dari normalisasi kali yang kala itu digalakkan oleh Pemerintah DKI Jakarta. Ia pun direlokasi ke Rusun Cinta Kasih Cengkareng.

“Saya pribadi sangat bersyukur, terima kasih dengan adanya saya tinggal di sini. Dulu dengan banyak drama kan karena awalnya tidak mau. Ternyata setelah tinggal di sini, baru merasakan manfaatnya. Satu, dari pendidikan anak-anak, ibaratnya sudah terfokus di sini. Sudah dijamin-lah ibaratnya. Dulu kan bayar tapi murah, 30 ribu SMP dulu, SMK 50 ribu kalau enggak salah. Trus dibebaskan uang muka,” katanya.

Warga rusun saat menerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi di masa pandemi Covid-19. Ini merupakan bentuk perhatian dari Tzu Chi yang tak pernah putus bagi warga rusun dari sejak rusun berdiri hingga saat ini 20 tahun kemudian.

Saat pindah ke rusun, dua anaknya kelas 2 SMP dan kelas 6 SD. Keduanya pun langsung bersekolah di Sekolah Cinta Kasih yang berada dalam satu kompleks rusun.

“Dari mulai sandal, sepatu itu dikasih gratis. Baju dua stel, baju olahraga, sepatu, kaos kaki, watau, sampai kotak makan itu dikasi, botol minum, buku-buku, tas, semua dikasih, Jadi anak tinggal belajar doang, siapa yang enggak mau,” kata Nasiroh tersipu.


Anak-anak Nasiroh juga tumbuh menjadi anak yang baik dan sopan. Anaknya yang kedua Maria Ulfa setelah lulus dari SMK kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

“Mungkin kalau saya tetap di Kapuk Muara, anak saya mungkin tidak akan kuliah. Kan lingkungan ya, lingkungan mempengaruhi pola pikir anak-anak kita. ‘Teman saya kuliah saya juga mau kuliah juga ah’. Kalau di Kapuk Muara mungkin SMP Lulus kerja di pabrik setelah itu menikah,” pungkas Nasiroh.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Meraih Masa Depan yang Cerah di Rusun Cinta Kasih

Meraih Masa Depan yang Cerah di Rusun Cinta Kasih

28 Agustus 2023

Dua puluh tahun lalu, lebih dari 1.000 warga yang tinggal di bantaran Kali Angke direlokasi ke Rusun Cinta Kasih, Cengkareng. Tutin Rahayu juga Junendi, salah satu warga memaknai peristiwa ini sebagai sebuah hijrah. Hijrah secara maknawi berarti perubahan dari suatu kondisi ke kondisi yang lebih baik.

HUT ke-20 Rusun Cinta Kasih Tzu Chi

HUT ke-20 Rusun Cinta Kasih Tzu Chi

31 Agustus 2023

Rasa syukur, haru, dan bahagia melingkupi keluarga besar Tzu Chi Indonesia di HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ke-20. Di hari bahagia itu, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berkesempatan melihat perubahan hidup warga yang lebih baik. 

HUT Rusun Cinta Kasih Tzu Chi ke-20:  “Terima Kasih, Terima Kasih Tzu Chi…”

HUT Rusun Cinta Kasih Tzu Chi ke-20: “Terima Kasih, Terima Kasih Tzu Chi…”

28 Agustus 2023

Rasa syukur, haru, dan bahagia melingkupi HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ke-20. Di hari itu, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi melihat perubahan anak-anak yang dulu tinggal di bantaran sungai, kini menjelma menjadi anak-anak yang berprestasi.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -