Jing Si Talk: 20 Kesulitan dalam Kehidupan

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara) , Fotografer : Aping Rianto (He Qi Utara)
 
 

fotoSudarno Shixiong membahas satu per satu kesulitan yang ada dalam buku “20 Kesulitan dalam Kehidupan” dengan menyertakan contoh nyata dalam kehidupan.

 

Hari Rabu malam tanggal 10 Agustus 2011 merupakan malam yang bermakna spesial bagi Tzu Chi Hu Ai Sunter karena untuk pertama kalinya menyelenggarakan Jing Si Talk.  Jing Si Talk merupakan program sharing Dharma yang diadakan sebulan sekali, sesuai dengan keinginan Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi) agar para murid senantiasa dapat membina kebijaksanaannya.

 

 

Awal Terselenggaranya Kegiatan
Aping Rianto Shixiong selaku koordinator kegiatan Jing Si Talk di Hu Ai Sunter menceritakan mengenai awal diadakannya kegiatan bedah buku dan Jing Si Talk di Hu Ai Sunter.  Ini bermula ketika Nony Intan Shijie (Ketua Hu Ai Sunter) mengusulkan agar Hu Ai Sunter mengadakan kegiatan bedah buku agar mempermudah relawan dalam hal transportasi. Maka dipilihlah rumah Aping Rianto Shixiong menjadi lokasi kegiatan bedah buku. Selama ini kediamannya telah sering dijadikan tempat berkumpul para relawan Sunter untuk rapat kecil, hingga  bedah buku yang telah berjalan selama tiga kali.

Ketika memperoleh kabar dari Yen Chiu Shijie (seorang anggota komite dari Taiwan) melalui Indrawati Shijie, bahwa pihak RS Royal Progress menyediakan satu ruangan khusus yang dapat digunakan untuk kegiatan Tzu Chi, maka Aping Shixiong segera mengusulkan diadakan kegiatan Jing Si Talk di sana dengan mengundang pembicara setiap bulan sekali. Rencana Aping Shixiong disambut baik oleh Nony Shijie, maka pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2011 malam, terselenggaralah kegiatan Jing Si Talk dengan mengundang Sudarno Shixiong (Wakil Ketua HeQi Timur) sebagai pembicara dan dihadiri oleh 35 orang peserta.

foto  foto

Keterangan :

  • Judul buku yang awalnya adalah “20 Kesulitan Menuju Pencerahan” dengan berbagai pertimbangan akhirnya diubah menjadi “20 Kesulitan dalam Kehidupan”.(kiri)
  • Sebagian pengunjung Jing Si Talk tidak hanya mendengar dan menyimak, tetapi juga mencatat bagian-bagian yang dianggap penting.(kanan)

Pembahasan yang Mencerahkan
Sudarno Shixiong yang juga manajer Jing-Si Publication Indonesia, malam itu membawakan sharing buku “20 Kesulitan dalam Kehidupan”. Buku ini merupakan buku terbitan baru dan sungguh merupakan kesempatan yang baik dapat mendengar sharing dari Sudarno Shixiong yang terlibat langsung dalam proses penerbitan buku ini.

Ketika buku 20 Kesulitan dalam Kehidupan yang berbahasa Mandarin selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, naskah terjemahan tersebut disampaikan kepada Master Cheng Yen di Taiwan, dan tim penerbit mendapat dua pesan langsung dari Master Cheng Yen. Pertama adalah mengenai layout tulisan yang harus disusun agak renggang agar dapat mudah dibaca oleh semua kalangan, baik muda hingga tua. Dan yang kedua, Master berpesan agar terjemahan harus benar, karena ibarat “jika menyimpang beberapa mili saja di awal, maka akan menyimpang berkilo-kilometer di akhir”.  Ini menunjukkan welas asih Master Cheng Yen agar setiap insan menerima hal yang terbaik. 

Buku ini bersumber dari kesulitan manusia yang dibabarkan oleh Buddha dalam bab 12 dari sutra 42 bagian.  Dalam buku ini, Master Cheng Yen menyampaikan Dharma melalui kisah-kisah orang yang telah mengalami kesulitan-kesulitan ini beserta solusi bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Sudarno Shixiong dengan sepenuh hati menyiapkan presentasinya dan datang lebih awal ke lokasi kegiatan. (kiri)
  • Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan.(kanan)

Sudarno Shixiong menyampaikan sharing singkat yang dibagi dalam 4 bagian, yang masing-masing berisi 5 poin kesulitan. Pada bagian awal disampaikan 5 kesulitan pertama: sulit bagi orang miskin untuk berdana, sulit bagi orang kaya untuk belajar jalan kebenaran, sulit untuk menghadapi kematian, sulit untuk membaca Sutra-sutra Buddha, dan sulit untuk hidup sezaman dengan Buddha. Sifat kikir yang belum lenyap adalah kemiskinan yang utama, sesungguhnya bila memiliki cinta kasih di hati, orang miskin pun tetap kaya. Demikian juga tidaklah sulit bagi orang kaya untuk mempelajari kebenaran dengan berendah hati, bertata krama, dan memiliki cinta kasih di hati. Master mengatakan yang paling penting adalah bagaimana kita belajar kebijaksanaan dan mewariskannya. Sejak dahulu titik berat ajaran Buddha terletak pada praktik nyata, sia-sia bila mendengarkan ajaran Buddha namun tidak mempraktikkannya.

Sharing bagian kedua adalah mengenai: sulit untuk mengendalikan hawa nafsu, sulit untuk tidak mengejar sesuatu yang baik, sulit untuk tidak marah ketika dihina, sulit untuk tidak memanfaatkan kekuasaan, dan sulit untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan. Manusia hendaklah berpuas diri agar selalu bahagia, tidak tamak maupun melekat. Batin yang sering risau seringkali berasal dari sikap menuntut dan suka membanding-bandingkan.

Pada bagian ketiga dibabarkan: sulit untuk belajar secara meluas dan mendalam, sulit untuk melenyapkan kesombongan, sulit untuk tidak meremehkan orang lain, sulit untuk memandang setara semua makhluk, dan sulit untuk tidak bergunjing. Untuk belajar secara meluas dan mendalam, setiap orang harus mau membuka pikiran untuk benar-benar mengerti diri sendiri dan orang lain. Manusia harus saling menghormati satu sama lain, menjunjung kesetaraan, melihat kebaikan dalam setiap orang, sehingga tercipta kehidupan yang indah dan penuh keadamaian.

Di bagian akhir disampaikan 5 poin kesulitan: Sulit untuk menemukan mitra yang bajik, sulit untuk melihat hakikat diri dan mempelajari jalan kebenaran, sulit untuk mencerahkan orang di saat yang tepat, sulit untuk tidak terpengaruh oleh kondisi luar, dan sulit untuk memahami metode terampil. Mitra yang bajik adalah guru yang mendukung pelatihan diri. Master Cheng Yen mengatakan bahwa manusia mempunyai dua hal yang menghalangi untuk mempelajari jalan kebenaran, yaitu pikiran sempit dan prasangka buruk. Pengaruh dari dunia luar membuat manusia lupa akan hakikat dirinya. Tabiat dan kemalasan membuat manusia kehilangan tekad melatih diri. Sesungguhnya setiap tindakan merupakan metode terampil untuk melatih diri, segala hal hendaknya disikapi dengan penuh pengertian.

Ketika 20 poin kesulitan selesai dibawakan, jam menunjukkan menjelang pukul sembilan malam. Tak terasa Jing Si Talk telah berjalan hampir dua jam, namun peserta masih bersemangat melakukan tanya jawab singkat, sebelum ditutup pada pukul sembilan.  Buku “20 kesulitan dalam kehidupan” ini sarat pesan tentang kebijaksanaan, sebuah Dharma yang sederhana untuk dipraktikkan. Sebuah bacaan yang dapat menjadi perbendaharaan yang tak lekang waktu bagi setiap insan yang ingin meningkatkan jiwa kebijaksanaan mereka.

  
 

Artikel Terkait

Doa Bersama

Doa Bersama

18 September 2015 Dalam persiapan hingga pelaksanaan, relawan telah mengadakan beberapa kegiatan pendukung, seperti sosialisasi tentang tujuan, tata cara dan makna ‘Bulan Tujuh Penuh Berkah’ kepada seluruh relawan dan komunitas wihara dan masyarakat. Acara ini bisa berjalan lancar berkat kesungguhan hati dari setiap orang.
Kamp 4 in 1 2019: Sentuhan Kasih di Tzu Chi Hospital

Kamp 4 in 1 2019: Sentuhan Kasih di Tzu Chi Hospital

30 Juli 2019
“Bila sebuah rumah sakit penuh cinta kasih, apakah kita akan merasa nyaman di sana? Kenapa? Karena ini adalah Tzu Chi,” kata Huang Ming Yue, relawan Komite Tzu Chi asal Taiwan yang menjadi pembicara dalam Kamp 4 in 1 2019, di Tzu Chi Center Jakarta, 27 Juli 2019. 
Melawan Rasa Takut untuk Menolong Sesama

Melawan Rasa Takut untuk Menolong Sesama

28 Februari 2011 Sabtu, 26 Februari 2011, sebanyak 59 relawan Tzu Chi hadir untuk bersumbangsih di kegiatan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali itu. Ternyata kegiatan ini menjadi catatan yang penting di agenda setiap relawan, karena semua bersukacita meluangkan waktu untuk membantu.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -