Kasih Sayang Kepada Pui Inoq

Jurnalis : Simson (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Ruth P. Saragih (Tzu Chi Sinar Mas)
Kasih Sayang Kepada Pui Inoq

Sari (atas), relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Xie Li Kalimantan Timur, membantu menterjemahkan bahasa Dayak yang digunakan Pui Inoq kepada relawan medis.

Keinginan untuk selalu merasakan tubuh yang segar dan sehat adalah impian setiap orang. Namun terkadang karena kondisi cuaca dan kurangnya pemahaman tentang perilaku hidup yang sehat menjadi penyebab timbulnya bermacam-macam penyakit.

Inilah yang dirasakan oleh nenek Inoq Ngau, salah satu pasien yang ikut dalam kegiatan bakti sosial kesehatan umum yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Xie Li Kalimantan Timur. Pui Inoq adalah sebutan dalam bahasa Dayak untuk Nenek Inoq. Ia datang bersama dengan rombongan dari Desa Miau Baru menggunakan kendaraan yang telah disediakan oleh relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas.

Saat tengah diperiksa oleh relawan medis, nenek berusia 86 tahun ini menjawab dalam bahasa Dayak. Tentu hal ini membuat relawan medis tersenyum-senyum dan meminta bantuan relawan Tzu Chi yang bisa mengerti bahasa Pui Inoq. Dengan bantuan dari Sari, salah satu relawan Tzu Chi dari Xie Li Kalimantan Timur 2 yang juga berasal dari suku Dayak, maka sakit Pui Inoq dapat dianalisa dengan menterjemahkan bahasanya.

Nyeri sendi, kerap merasakan pusing, dan penglihatan yang semakin kabur merupakan keluhan Pui Inoq. Di usianya yang sudah senja, Pui Inoq berharap mendapatkan bantuan pengobatan bagi dirinya, sehingga rasa pusing dan nyeri sendi yang kerap melanda perlahan-lahan sirna. Walaupun dirinya sudah tua, namun Pui Inoq masih bisa produktif untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menyusahkan orang yang ada disekitarnya.

Kasih Sayang Kepada Pui Inoq

Pui Inoq (tengah), dibantu dua relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas sesaat setelah mendaftarkan diri sebagai pasien dalam Bakti Sosial Kesehatan Umum Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas.

Pui Inoq adalah satu dari 1033 pasien dalam pengobatan gratis yang dilaksanakan pada 1 Oktober 2016 di wilayah Jak Luay, Kalimantan Timur. Pengobatan gratis yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas bersama dengan relawan medis dari TIMA (Tzu Chi International Medical Association) mendapatkan apresiasi yang baik dan masyarakat di wilayah Jak Luay dan sekitarnya juga antusias mengikuti kegiatan pengobatan gratis tersebut.

Baik Pui Inoq maupun pasien-pasien lain yang ikut terdaftar dalam kegiatan bakti sosial kesehatan umum ini sangat merasa bahagia karena mendapat kesempatan untuk berobat dan bebas dari penyakit yang diderita. Masyarakat wilayah Jak Luay dan sekitarnya juga merasa bahagia lantaran pengobatan ini tak dipungut biaya sama sekali.

Kegiatan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Xie Li Kalimantan Timur ini adalah cerminan dari salah satu perenungan Master Cheng Yen yang menyebutkan, “Pengobatan adalah tugas mulia dalam kehidupan. Bukan hanya dalam upaya untuk menyelamatkan kehidupan, lebih dari itu pengobatan juga harus dapat menunjukkan kasih sayang terhadap kehidupan.


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-100: Wajah Baru Risma

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-100: Wajah Baru Risma

13 Oktober 2014 Risma belum pernah menjalani operasi pada bibir sumbingnya walaupun pada dasarnya ada niat dari orang tua untuk melakukan operasi. Ini karena kondisi ekonomi yang kurang sehingga tidak mampu menanggung biaya operasi. “Keuangan payah cemana, hanya bisa pasrah kepada Tuhan.
Titik Terang Masa Depan

Titik Terang Masa Depan

17 Oktober 2014 Tidak ada orang tua yang tega melihat kondisi anak-anaknya menderita. Anisa pun membawa Firen dan Araska memeriksakan mata mereka. “Pernah dibawa ke dokter mata beberapa kali, tapi bisanya cuma kontrol saja. Katarak anak saya nggak bisa dikasih obat tapi dioperasi. Saya cuma bisa cerita (konsultasi) ke dokter gimana-gimana gitu saja,” kata ibu empat anak ini.
Membangkitkan Kepercayaan Diri

Membangkitkan Kepercayaan Diri

16 Desember 2014 Keseharian pria berusia 26 tahun ini dihabiskan hanya di dalam rumah saja dengan duduk-duduk, berbicara bersama keluarga dan tidur. Tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukannya semenjak kedua matanya terkena katarak
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -