Kecanduan Game Online Mengubah Citra Hidup Anak

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman, Liani (Tzu Chi Medan)
Tim medis TIMA Medan, dr. Andre Handi M.Ked.Sp.Kj memberikan edukasi parenting class kecanduan game online sekaligus cara pencegahan dan kepada papa mama Tzu Shao.

Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat terutama pada smartphone yang menjadikan segala sesuatu lebih mudah. Banyak fitur menarik yang disuguhkan bagi penggunanya salah satu adalah fitur game online yang berbasis internet. Fitur ini membuat semua kalangan termasuk anak anak tertarik untuk bermain.

Ketika anak sering bermain tentunya berpengaruh pada perkembangan anak terutama pada anak usia sekolah. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan moral dan perkembangan emosi dan perasaan. Seringnya bermain game online membuat mereka jadi kecanduan yang mengubah citra hidup anak karena membawa dampak negatif bagi kesehatan.  

Oleh karena itu, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Anak Remaja (Tzu Shao) Tzu Chi yang dimulai dari siswa kelas 1 SMP hingga kelas 2 SMA mengadakan kegiatan parenting class dengan topik “Kecanduan Game Online” pada 6 Oktober 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang papa mama Tzu Shao, 22 Tzu Shao, 8 relawan, dan materinya dibawakan oleh tim medis TIMA Medan, dr. Andrew Handi M.Ked., Sp.KJ.

Kegiatan ini diadakan untuk mengedukasi papa mama untuk lebih paham akan dampak dari kecanduan game online yang dapat mengubah citra kehidupan anak-anak serta menumbuhkan kreativitas anak Tzu Shao dengan papa mama. “Yang terpenting Tzu Shao bisa mengembangkan sikap berbakti kepada orang tua dan bersyukur atas apa yang mereka miliki. Harapan kami, Kelas Tzu Shao bisa semakin berkembang dan mendapatkan dukungan dari papa mama Tzu Shao dan relawan komunitas,” ungkap Sufinah, Koordinator Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Tzu Chi Medan.

Sumady dan Patricia bertanya bagaimana cara memberikan edukasi kepada anak yang suka main game online.

“Bermain game itu bukan hal yang negatif. Bermain dengan dibatasi waktu bisa juga  sebagai hiburan. Kapan mereka disebut telah kecanduan game online?” Tanya Dr Andrew Handi M. Ked Sp.Kj kepada papa mama Tzu Shao.

Saat menjadi kecanduan permainan game online adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan pola bermain game yang berlebihan dan tidak terkendali. Kondisi ini dapat berdampak negative pada berbagai aspek kehidupan seperti sering mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa Lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome.

Selain itu kecenderungannya juga memperiorirataskan bermain game dibandingkan aktivitas utama lainnya (makan, belajar, dan lain lain). Hal ini membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kuru,s atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular seperti jantung atau emosi diri menjadi tidak terkontrol.

Selama ini kecanduan game online sering dianggap remeh, padahal ini berbahaya, karena kecanduan game online, masalah kerusakan otaknya sama dengan kecanduan narkoba. “Anak anak yang kurang perhatian sering merasa kecewa sehingga beralih ke permainan game. Papa mama Tzu Shao bisa memberikan edukasi ke anak-anak dirumah, batasi screen time sesuai usia. Maksimal bermain game 2 jam setiap hari untuk usia dewasa. Jangan banyak main game, itu bisa merusak otak seperti orang kecanduan narkoba. Semoga ini bisa mengurangi kebiasaan main game. Untuk pengobatannya bisa dengan psikoterapi atau dengan konsumsi obat,” ungkap dr. Andrew Handi M.Ked,Sp Kj.

Sumady dan Patricia, papa mama Tzu Shao dari Chris, Patrick dan Kevin begitu antusias mengikuti parenting class kali ini. Mereka berdua sebagai orang tua merasa mendapatkan pencerahan setelah mendengar sharing dr. Andrew Handi M.Ked,Sp.Kj. “Saya menjadi paham dampak dari kecanduan dari bermain game. Serta mendapat pencerahan bagaimana untuk mengatasi kecanduan game pada anak saya. Semoga anak saya Chris, Patrick dan Kevin bisa berubah dikemudian hari,” tutur Patricia.

Euwin, salah satu murid Tzu Shao mempraktikkan cara menyajikan teh setelah mendengarkan penjelasan dari Sufinah, koordinator kegiatan.

Selesai edukasi dalam parenting class, mereka juga dikenalkan budaya humanis seni menuang teh. Cara menyajikan teh di demonstrasikan oleh Euiwin, salah satu Tzu Shao yang saat ini masih sekolah di jenjang SMA kelas 2. “Pertama tama saya merasa sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu murid Tzu Shao yang belajar “Seni Menuang Teh”. Pada saat memperagakan, awalnya saya merasa sangat takut namun seiring kegiatan berjalan, saya mulai bisa mengikuti ritme dan iramanya sehingga lebih konsentrasi,” ungkap Euwin.

Lim Hue Mei memandu kelas Tzu Shao untuk membuat kartu ucapan dengan kreasi sendiri untuk diberikan kepada papa mama tercinta.

Anak-anak Tzu Shou menyerahkan kartu ucapan yang telah selesai dibuat kepada papa mama sebagai ungkapan rasa bersyukur dan cinta kasih kepada orang tua tercinta.

Disaat papa mama mengikuti parenting class, anak-anak Tzu Shao juga mengikuti kelas Hua Dao yaitu membuat kartu ucapan untuk papa mama yang dipandu relawan Lim Hui Mei. Kartu ucapan ini akan diberikan kepada papa mama sebagai ungkapan terima kasih dan bersyukur atas cinta kasih dan bimbingan selama ini. “Anak-anak membuat kartu ucapan untuk mengungkapkan bakti dan cinta kasih pada orang tua mereka melalui kartu ucapan yang mereka buat dan kreasikan sendiri. Saya mengharapkan anak-anak Tzu shao bisa menjadi anak yang bermoral dan tahu berbakti, sehingga orang tua juga merasa suka cita,” kata Lim Hui Mei.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kebersamaan Memupuk Cinta Tanah Air

Kebersamaan Memupuk Cinta Tanah Air

09 Agustus 2017

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara-1 mengadakan kelas budi pekerti untuk anak-anak rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Muara Angke. Diisi dengan perayaan kemerdekaan RI, kegiatan ini dihadiri 23 relawan Tzu Chi, 5 guru dan 27 murid Tzu Chi School PIK, serta 4 Tzu Ching dari Taiwan. Sekitar 50 anak rusun yang hadir pun merasa gembira.

Secangkir Teh Hangat untuk Ayah dan Ibu

Secangkir Teh Hangat untuk Ayah dan Ibu

04 Januari 2021
Cuaca mendung tak menyurutkan semangat peserta kelas budi pekerti Tzu Chi di He Qi Barat untuk mengikuti Temu Kangen secara virtual yang mengusung tema “Bakti kepada Orang Tua”. Kegiatan kali ini sungguh berbeda dengan pertemuan sebelumnya yang juga berlangsung secara virtual akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai. 
Belajar Mencintai Bumi dan Mempraktikkannya

Belajar Mencintai Bumi dan Mempraktikkannya

15 Maret 2019

Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang mencintai bumi. Untuk memperjelas materi, Dwi Papa menanyangkan video tumpukan sampah yang terjadi di laut Kepulauan Karibia. Setelah itu anak-anak diajak untuk mempraktikkan memilah sampah, mana yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak bisa didaur ulang.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -