Kehangatan Bersama

Jurnalis : Khimberly (Tzu Chi Bali), Fotografer : Maggie, Lili (Tzu Chi Bali)
 

fotoRelawan menunjukkan barang-barang yang terbuat dari bahan-bahan daur ulang yang dipamerkan dalam Acara Syukuran Tahun Baru Imlek yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Bali.

Bertempat di ruang Kharisma Ballroom Hotel Discovery, Kuta, Bali, Sabtu tanggal 19 Febuari 2011 pukul 14.00 WITA sore, Kantor Penghubung Tzu Chi Bali mengadakan Acara Syukuran Tahun Baru Imlek 2011.

Tidak seperti tahun sebelumnya, karena masih dalam nuansa Tahun Baru Imlek, sebelum acara dimulai relawan Tzu Chi mengundang para penerima bantuan pengobatan Tzu Chi agar datang lebih awal yakni pukul 12.00 siang. Mereka berkumpul sambil makan siang bersama dengan keluarga besar Tzu Chi. Sambil menikmati hidangan, para relawan menampilkan isyarat tangan dengan lantunan lagu Wajah yang Bahagia. Saat itu para relawan juga duduk sambil berbagi cerita bersama mereka.

Tepat pukul 14.00 WITA, pintu gerbang Kharisma Ballroom dibuka. Acara syukuran Tahun Baru Imlek 2010 dimulai. Para hadirin dipersilahkan masuk ke dalam ruangan dengan tertib dan menyaksikan tayangan video Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Pembawa acara mewakili Tzu Chi menyambut para tamu dengan ucapan selamat datang dan mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kehadiran para hadirin semua.

Sesuai dengan tema yang disampaikan oleh Master Cheng Yen tahun ini "Memperluas dan menerapkan pelestarian lingkungan agar alam semesta dipenuhi berkah, menyucikan batin manusia agar alam lebih bersahabat", relawan menayangkan video pelestarian lingkungan yang bertema barang daur ulang. Para relawan dan relawan cilik membawa contoh barang-barang yang bisa didaur ulang, seperti botol air mineral, kaleng, plastik, dan lain-lain. Mereka juga tidak lupa memperlihatkan barang-barang yang dapat dibuat dari bahan barang daur ulang, seperti selimut Tzu Chi yang dapat dipergunakan sebagai barang bantuan di daerah-daerah bencana alam. Begitu pula dengan tas untuk belanja dan baju-baju seragam relawan yang terbuat dari barang daur ulang. Saat itu, pembawa acara juga mengimbau ke semua hadirin agar sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan sejak dari sumbernya. Pembawa acara juga menganjurkan para hadirin untuk tidak lupa membawa alat makan dan tempat minum sendiri kemana saja mereka pergi.

foto  foto

Keterangan :

  • Wayan sedang berbagi cerita kepada para hadirin seputar kisah hidupnya. Dari yang awalnya putus asa, Wayan kini sudah lebih ceria. (kiri)
  • Relawan sedang membantu Dewi yang menuangkan uang dari celengan bambu miliknya. (kanan)

Harapan yang Kembali Terbuka
Dalam sesi sharing pasien penanganan pengobatan khusus Tzu Chi, Ayu dan seorang pemuda yang pantang menyerah, Wayan Mudra seorang anak tuna netra yang telah dibantu oleh Tzu Chi menceritakan pengalaman dan kesan-kesannya. Selama 4 tahun ini, Wayan telah mendapatkan bantuan sejak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Dria Raba (sekolah bagi penyandang tuna netra) sampai ia kini berkuliah di Institute Hindu Darma (IHD) Denpasar, Bali.

Sambil berlinangan air mata, Wayan lantas menceritakan bagaimana awalnya ia menjalani pengobatan yang didampingi relawan ke Rumah Sakit Indra, Denpasar. Saat itu, dokter memvonis Wayan terkena g loukoma absolute yang artinya mata Wayan tidak bisa disembuhkan dengan cara apapun. Dengan kata lain, ia harus kehilangan penglihatan selamanya. Pada waktu itu juga Wayan merasa kehilangan semua harapannya. Ia menangis bersama orang tuanya. Dengan bantuan dan nasihat dari seorang dokter, Wayan akhirnya mau dibawa ke SLB Dria Raba, meski pada awalnya ia menolak dan berkata mau pulang ke kampung saja.

Atas bujukan relawan pula, Wayan akhirnya mau juga diantar ke sekolah tersebut. Beberapa bulan bersekolah di sana, senyum manis di wajah Wayan kini terlihat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada relawan yang telah berusaha keras membujuknya bersekolah di Dria Raba. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia pada saat itu benar-benar pulang ke kampung. Di akhir sharing nya, kepada para hadirin Wayan berkata, "Jangan menyerah! Walau dalam keadaan apapun, apalagi masih ada Yayasan Buddha Tzu Chi yang mau peduli kepada siapapun yang memerlukan bantuan. Sekali lagi terima kasih."

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi membersihkan sisa makanan di mulut seorang anak. (kiri)
  • Para relawan Tzu Chi sedang bersiap melayani para tamu untuk bersantap siang bersama. (kanan)

Hal senada juga diutarakan oleh Ayu. Pada waktu itu ia datang ke Kantor Penghubung Tzu Chi Bali karena tengah dikejar-kejar hutang sehabis melahirkan di salah rumah sakit di Denpasar. Relawan kemudian membantu biaya pengobatan Ayu sambil menghubungi rumah sakit dan memohon keringanan biaya. Rumah sakit itu lalu meluluskan permohonan yang diajukan oleh relawan. Hingga saat ini Tzu Chi masih terus memberikan perhatian kepada Ayu dan keluarganya.

Di akhir acara, relawan Tzu Chi bersama relawan cilik menampilkan isyarat tangan "Wajah yang Bahagia" sambil tidak lupa mengajak para hadirin untuk bernyanyi bersama. Di luar ruangan, sebilah bambu dan guci telah siap untuk menerima dana celengan bambu dari para pembawa celengan yang nantinya dimasukkan. Salah satunya adalah Dewi yang telah membawa celengan bambu miliknya. Dana dari celengan bambu ini ia sumbangkan ke Tzu Chi agar dapat membantu orang-orang yang memerlukan.

  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Menerima Penghargaan Penanggulangan Kemiskinan dari Pemerintah DKI Jakarta

Tzu Chi Menerima Penghargaan Penanggulangan Kemiskinan dari Pemerintah DKI Jakarta

12 Desember 2019

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima penghargaan sebagai Mitra Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hari ini, 12 Desember 2019. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada relawan Komite Tzu Chi di gedung Balai Kota DKI Jakarta.

Membangkitkan Kenangan Serta Mencerahkan Masa Depan

Membangkitkan Kenangan Serta Mencerahkan Masa Depan

31 Januari 2018
Untuk mengaktifkan kembali sebuah Taman Kanak-Kanak (TK), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan TNI bekerja sama dalam kegiatan bedah TK Kartika X-16 di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Januari 2018.
Memaknai Bulan Tujuh

Memaknai Bulan Tujuh

11 Agustus 2016

Yayasan Buddha Tzu Chi kantor perwakilan Makassar memperingati Bulan Tujuh dengan menggelar sebuah upacara yang khidmat. Para relawan dan tamu undangan juga mendengarkan pesan Master Cheng Yen tentang bagaimana seharusnya memaknai bulan 7.  

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -