Keharmonisan Sesama Umat Beragama

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan), Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)

Tzu Chi Medan dengan sukacita menerima undangan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Hikmatul Fadhillah untuk melakukan sosialisasi dan memperkenalkan Tzu Chi 26 Juni 2014.

Prof. Dr. Mohammad Hatta, ketua MUI (Majelis Ulama Islam) Cabang Medan pernah diajak oleh ketua Tzu Chi Medan, Mujianto Shixiong ke Taiwan dan Hua Lien untuk bertemu dengan Master Cheng Yen. Pada saat itu ada 6 pemuka agama yang bertemu Master. Master sangat senang dan memuji masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara yang begitu harmonis, dengan keyakinan yang berbeda tetapi tidak saling bermusuhan.

Ketertarikan dengan Tzu Chi juga ditunjukkan oleh istri professor, Ibu Hikmatul Fadhillah yang mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam. Ia mencoba untuk melayangkan surat ke kantor cabang Tzu Chi Medan dan mengundang para relawan agar bisa berkunjung ke sekolahnya untuk menyosialisasikan Tzu Chi kepada para tenaga pendidik tentang bagaimana sumbangsih Tzu Chi untuk masyarakat Medan dan sekitarnya. Atas undangan itulah, maka acara sosialisasi ini diadakan pada tanggal 26 Juni 2014 pukul 20.30 WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB.

Sekitar jam 17.00 WIB, sebanyak 4 orang relawan sudah tiba di sekolah Hikmatul Fadhillah lebih awal dari waktu dimulainya acara dengan tujuan untuk merapikan ruangan yang akan dipakai dan mendekorasi meja agar nampak adanya Budaya Humanis Tzu Chi.

Relawan memberikan pengenalan Tzu Chi yang terdiri dari Visi Misi Tzu Chi kepada para mahasiswa dan juga dosen di Sekolah Tinggi Agama tersebut.

Namun sesampainya relawan di sekolah, ternyata di sana sedang terjadi pemadaman listrik. Relawan pun tidak putus asa, selagi masih ada cahaya maka mereka dengan cepat menyusun meja dan souvenir yang akan dibagi. Semakin senja, ruangan juga semakin gelap dan dengan cuaca di Medan yang begitu panas sehingga relawan bekerja dengan ditemani keringat yang bercucuran. Petugas sekolah juga tidak sampai hati, tetapi beliau tidak bisa berbuat banyak karena mesin genset lagi ada kerusakan. Ketika ruangan sudah gelap gulita, petugas sekolah pun membawa lampu emergency untuk dipinjamkan ke relawan. Syukur sekali ada petugas yang begitu baik, sehingga pekerjaan relawan bisa selesai sebelum acara dimulai.

Niat baik selalu ada jalannya, sebelum pukul 20.00 WIB listrik pun menyala dan relawan lain pun sudah datang, begitu juga dengan tamu-tamu sudah berdatangan. Acara ini dihadiri 7 orang komite, 15 orang relawan biru putih, 4 orang relawan abu putih, 2 orang staf Daai Tv dan 96 orang guru Hikmatul Fadhillah. Pada pukul 20.30 WIB acara pun dimulai. Acara dimulai dengan kata pembuka oleh pembawa acara. Yang diwakili oleh salah satu guru. Pembawa acara menjelaskan kepada guru-guru tujuan dari acara hari ini yaitu Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam Hikmatul Fadhillah mengundang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk menjelaskan tentang bagaimana Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih dan beliau juga di depan ruangan memuji cara kerja relawan Tzu Chi Medan. Ia mengatakan, “Matahari baru mau terbenam, tamu kita dari Yayasan Buddha Tzu Chi sudah datang dan dalam keadaan yang gelap gulita karena pemadaman listrik, semua meja ditata dan didekorasi dengan indah.”

Sambutan hangat ditunjukkan oleh para mahasiswa yang ikut serta menyanyikan lagu serta isyarat tangan Satu Keluarga.

Setelah itu diundang Ibu Yayasan yaitu Ibu Hikmatul Fadhillah untuk memberikan kata sambutan. Beliau memuji bagaimana baiknya sambutan relawan Tzu Chi Taiwan waktu beliau dan para pemuka agama berkunjung kesana dan bagaimana tertibnya anak-anak sekolah Tzu Chi sewaktu mereka berkunjung ke Tzu Chi School di Taiwan. Beliau juga menceritakan bagaimana hikmahnya acara Waisak bulan Mei yang lalu ketika Yayasan Buddha Tzu Chi mengundang ulama dan pemuka agama untuk mengikuti acara pemandian Buddha Rupang. Ibu Hikmatul Fadhillah mengatakan, “Saya sangat terkesan dengan cara kerja Tzu Chi yang sering membantu tanpa pamrih untuk itu saya mengundang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mensosialisasikan ke guru-guru disini bagaimana para relawan bisa membantu tanpa pamrih.”

Untuk itu Handra Sikoko Shixiong mewakili Tzu Chi Medan menjelaskan kepada undangan yang hadir tentang Keindahan Bersumbangsih Tanpa Pamrih yang diawali dengan penjelasan tentang arti dari Tzu Chi, 3 visi dari Tzu Chi, 4 misi Tzu Chi dan 8 jejak langkah Tzu Chi serta Tzu Chi bersumbangsih tanpa membedakan suku, agama, ras, bangsa bahkan negara dan Tzu Chi mengajak dan menggugah semua orang untuk peduli dan melakukan kebajikan.

Handra Sikoko Shixiong juga mengatakan, “Yayasan Buddha Tzu Chi selalu membantu yang kurang mampu dan mendidik yang mampu, dan yang terpenting adalah jangan mencari kekayaan materi tetapi yang terpenting adalah kekayaan spiritual.”

Untuk mempererat jalinan jodoh, di akhir acara para relawan membagikan souvenir berupa Buletin Tzu Chi.

Ibu Nova Sukma, salah satu guru Sekolah Menengah Pertama yang sejak tahun 2011 mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Hikmatul Fadhillah bertanya, “Saya sering melihat di DAAI TV bahwa relawan Tzu Chi sering membantu dengan senyum dan kerendahan hati, apakah ada pelatihan khusus dan bolehkah saya ikut bergabung menjadi relawan Tzu Chi?”

Dengan tersenyum Handra Sikoko Shixiong menjawab bahwa semua relawan Tzu Chi selalu memakai krim wajah Tzu Chi yaitu senyuman, kita selalu menghadiahkan senyuman terindah baik kepada sesama relawan ataupun kepada orang yang menerima bantuan dan semua ini sudah merupakan suatu kebiasaan dari relawan Tzu Chi. Sedangkan untuk bergabung dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, pintu gerbang Tzu Chi selalu terbuka untuk semua orang.

Acara ditutup dengan bersama menyanyikan dan memperagakan isyarat tangan “Satu Keluarga”, kemudian guru dan relawan saling salam-salaman, suasana akrab begitu terasa seperti yang Master Cheng Yen katakana, “Kehidupan penuh keharmonisan adalah kehidupan paling indah, masyarakat penuh kedamaian adalah masyarakat paling diberkahi.”

Dengan jalian jodoh ini diharapkan cinta kasih dapat semakin tersebar di masyarakat di semua kalangan.


Artikel Terkait

Berdonasi Untuk  Kegiatan Sosial Tzu Chi

Berdonasi Untuk Kegiatan Sosial Tzu Chi

11 Desember 2014 Bersumbangsih dengan Tzu Chi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dilakukan oleh mahasiswa/i Universitas Widyatama yang turut berdonasi melalui perhelatan seminar.
Cara Unik untuk Bersumbangsih

Cara Unik untuk Bersumbangsih

17 April 2018
Relawan Tzu Chi Bandung melakukan sosialisasi Tzu Chi di tempat yang tidak biasa, yakni di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Panghegar, Bandung. Di sosialisasi ini, relawan mengajak penggendara kendaraan bermotor untuk beramal dengan cara mengisi bahan bakar di SPBU Panghegar. Karena dengan begitu mereka secara tidak langsung telah bersumbangsih untuk Tzu Chi.
Bersumbangsih di Hari Jumat yang Penuh Berkah

Bersumbangsih di Hari Jumat yang Penuh Berkah

12 Juni 2018
Di setiap gelaran Jumat Berbagi ini, 100% keuntungan atau laba yang didapat oleh SPBU Panghegar ini disumbangkan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi. Nantinya dana yang terkumpul akan digunakan untuk misi kemanusian. Seperti yang diungkapkan oleh Avon seorang relawan Tzu Chi Bandung.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -