Ketika Relawan Tzu Chi dan Penerima Bantuan Khusus Saling Menguatkan

Jurnalis : Jia Hui (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andy Tan (Tzu Chi Batam)
dr. Adam Herman, M.Med (OM), Sp.Ok (anggota TIMA) menyampaikan materi tentang bahaya merokok dan manfaat berhenti merokok dalam sesi edukasi kesehatan yang dihadiri para penerima bantuan khusus Tzu Chi. Penyuluhan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan penyakit melalui perubahan gaya hidup sehat.

Relawan Tzu Chi Batam kembali menggelar Gathering Gan En Hu (penerima bantuan khusus Tzu Chi) pada 1 Juni 2025 di Aula Jing Si Batam. Pada kesempatan ini, dr. Adam Herman, M.Med (OM), Sp.Ok (anggota TIMA), memberikan edukasi kepada para peserta mengenai pentingnya hidup sehat tanpa rokok.

“Pada umumnya kita memahami bahaya rokok terhadap kesehatan, namun tetap saja banyak orang sulit berhenti merokok. Mengapa? Salah satu alasannya adalah kandungan nikotin yang bersifat adiktif serta kebiasaan yang sudah melekat,” tutur dr. Adam. Ia juga menjelaskan perubahan yang terjadi pada tubuh manusia setelah berhenti merokok.

Setelah pemaparan materi, pembawa acara mengajak peserta berbagi kisah. Seorang pria paruh baya memberanikan diri mengambil mikrofon dan berkata, “Saya sudah belasan tahun berhenti merokok,” ucapnya lantang, disambut tepuk tangan meriah para peserta.

“Dulu saya perokok berat, rokok kretek tanpa filter, sehari minimal dua bungkus. Dari bangun tidur sampai tengah malam, terus begitu. Puji Tuhan, sekarang sudah sepuluh tahun saya berhenti,” tuturnya.

Di lantai 4 Aula, para siswa siswi yang hadir mendengar sosialisasi bagaimana memilih makanan yang baik dan sehat bagi tubuh. Sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran siswa siswi dan masyarakat dalam memilih pola makan yang sehat.

Perjuangan Panjang Flavianus Berhenti Merokok
Pak Flavianus Dawi (64) sudah berhenti merokok sejak tahun 2016. Perjalanan ini tidak mudah, karena ia mulai merokok sejak usia 10 tahun. Pada 2014, ia mulai merasakan tubuhnya lemah, sesak napas, sering sakit, lidah terasa pahit, bahkan berjalan sejauh 50 meter pun sudah lelah.

Aktivitasnya sebagai penjual ikan keliling terganggu hingga akhirnya ia beralih menjadi pedagang. Ia sering keluar-masuk rumah sakit. Hasil rontgen menunjukkan bercak hitam pada paru-parunya, pertanda kerusakan. Dokter menyarankan agar ia berhenti merokok.

Meski sempat berhenti, hanya bertahan tiga bulan. Ia kembali merokok, lalu berhenti lagi, dan kembali merokok setelah enam bulan. Setelah itu, ia kembali melakukan rontgen.

Senyum sumringah menghiasi wajah Pak Flavianus Dawi bantuan hidup Tzu Chi. Pak Flavianus mantan perokok berat yang sudah berhasil berhenti merokok setelah puluhan tahun dan kini hidup lebih sehat. Bantuan yang diberikan kepada Pak Flavianus tak hanya berupa materi, tetapi juga perhatian yang menumbuhkan semangat hidup.

“Dokter memperingatkan saya dengan sangat tegas. Saya ketakutan. Kata-katanya terus terngiang. Saya ingin hidup lebih lama, anak dan cucu saya masih kecil. Saya ingin membahagiakan mereka. Sejak itu saya benar-benar berhenti. Sekarang kalau lihat orang merokok, saya benci,” ujar Pak Flavianus.

Ia mengganti kebiasaan merokok dengan olahraga, memperbanyak minum air putih, dan mengunyah permen karet. “Kalau ada teman nawarin rokok, saya ambil permen. Saya selalu simpan di kantong, kadang yang rasa pedas. Setahun saja saya sudah bisa lepas total,” tuturnya. Kini, ia rutin berolahraga setiap pukul lima pagi. Kondisinya pun jauh lebih sehat dan bugar.

Setelah resmi berhenti merokok pada 2016, risiko terkena kanker paru-paru pun menurun. Kini, Pak Flavianus aktif mengajak orang di sekitarnya berhenti merokok. “Saya ini nyaris mati karena rokok. Kalau bisa, berhentilah,” Ajak Flavianus. Berkat ajakannya, beberapa keponakan dan adiknya juga telah berhenti merokok.

Saat ini, Pak Flavianus menjadi penerima bantuan beras dan bantuan hidup dari Tzu Chi karena hidup sebatang kara. Bantuan ini memberinya semangat baru. “Saya senang. Kalau nanti saya sehat dan ada rezeki, saya juga ingin membantu,” ucap Flavianu bertekad.

Melanjutkan Cinta Kasih Lewat Celengan Bambu

Semangat berbagi Ibu Siti Rahmah diwujudkan lewat penuangan celengan bambu, yang datang dengan ketulusan meski tidak lagi menerima bantuan. Penuangan celengan bambu ini melambangkan semangat “setetes demi setetes menjadi samudra”, di mana setiap orang diajak untuk berbagi kebaikan lewat kebiasaan berdonasi harian.

Menjelang akhir acara, relawan mengajak peserta menuangkan celengan bambu. Melalui celengan ini, siapa pun bisa menyisihkan sebagian dana untuk membantu sesama. Salah satunya ibu Siti Rahmah mantan penerima bantuan biaya hidup dan pengobatan suaminya, yang telah meninggal dunia pada Februari lalu. “Saya sempat bertanya kapan gathering Gan En Hu lagi, karena saya ingin hadir. Walaupun sudah tidak menerima bantuan, saya ingin bantu orang lain dari sedikit yang saya punya,” ucap Siti.

Pada Desember 2024, bantuan untuk Ibu Siti ditutup karena anaknya telah lulus kuliah dan sudah bekerja. Ia kini bisa hidup mandiri secara ekonomi. Uang yang dikumpulkannya pada celengan bambu dari uang yang disisihkan untuk belanja harian, disisihkan seribu atau dua ribu rupiah setiap kali.

Relawan Tzu Chi menyamput kehadiran setiap Gan En Hu dengan penuh kehangatan di Aula Jing si Tzu Chi Batam. Kegiatan ini dihadiri oleh 197 orang Gan En Hu dan 84 relawan Tzu Chi yang dengan suka cita membantu dan mendampingi para Gan En Hu yang hadir.

Bagi Ibu Siti, berdana adalah bentuk kebaikan yang bisa dilakukan siapa saja. Ia membawa dua celengan bambu untuk didonasikan kepada Yayasan Tzu Chi. Dengan semangat memberi meski dalam keterbatasan, Ibu Siti menunjukkan bahwa cinta kasih bisa datang dari siapa saja.

Acara gathering ini ditutup dengan doa bersama. Sebelum pulang, para penerima bantuan secara bergiliran mengambil dana bantuan hidup bulanan. Kegiatan ini diikuti oleh 197 orang Gan En Hu dan 84 relawan Tzu Chi.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Ramah Tamah dengan Penerima Bantuan Tzu Chi

Ramah Tamah dengan Penerima Bantuan Tzu Chi

16 Januari 2024

Ramah Tamah yang digelar komunitas relawan Tzu Chi di Hu Ai Titikuning Medan pada 7 Januari 2024, memberikan sukcita bagi para Gan En Hu.

Gathering Gan En Hu dan Anak Asuh

Gathering Gan En Hu dan Anak Asuh

06 Februari 2012 Minggu 29 Januari 2012, sebanyak 34 relawan  Tzu Chi Hu Ai Kelapa Gading melaksanakan kegiatan Gathering Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) dan anak asuh di Jing Si Books & Café Kelapa Gading.
Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

15 Februari 2016
Bertepatan dengan Hari Kasih Sayang yang jatuh pada 14 Februari 2016, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur mengadakan pembagian bantuan kepada para Gan En Hu (sebutan penerima bantuan) di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -