Ketupat dari Beras Cinta Kasih
Jurnalis : Budi Wongso (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang, Thio Verna (He Qi Utara)|
|
| ||
| Ketupat biasanya identik dengan hidangan spesial lebaran dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Ketupat adalah sejenis makanan yang terbuat dari nasi dengan bahan dasar beras dan dibungkus dengan daun kelapa muda. Alangkah sempurnanya jIka setiap keluarga yang merayakan Hari Raya Idul Fitri dapat menyediakan hidangan tersebut pada hari yang spesial ini. Kegiatan pembagian beras ini dibuka dengan sambutan dari CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin yang menjelaskan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi adalah suatu organisasi kemanusiaan non profit yang bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, dengan tulus berlandaskan prinsip cinta kasih universal dan tidak membedakan suku, agama, ras dan golongan apapun. “Kegiatan pembagian beras yang dilaksanakan dalam bulan puasa ini sangat terasa kebutuhannya,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Dalam penyerahan simbolis beras cinta kasih seberat 20 kg tersebut, Ibu Jonih adalah salah satu perwakilan warga Pademangan Barat yang menerima bantuan.
Keterangan :
Menyambut Gembira Niat Baik Tzu Chi Akhirnya kami sampai di rumah Ibu Jonih. Terlihat rumahnya sangat sederhana berukuran 3x4 meter dengan loteng dan peralatan dapur yang sangat sederhana. "Kasurnya bau ompol, lebih baik jangan duduk di situ," kata Ibu Jonih dengan maksud baik dan tersenyum. Mendengar cerita dari Ibu Jonih membuat kami terharu karena beberapa anaknya sudah meninggal dunia dan ada yang tinggal jauh. Selain Ibu Jonih, terdapat seorang anak lelaki yang sedang sakit, menantu dan 5 (lima) orang cucunya yang tinggal bersama. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari Ibu Jonih dengan keterbatasannya terus berusaha untuk membiayai hidup ia dan anggota keluarganya. Beliau melakukan pekerjaan menempel daun plastik dibantu sedikit penghasilan tambahan dari sang menantu. Setiap 1.000 daun plastik yang ia tempel, mendapatkan upah sebesar Rp 3000. Sejak tahun 1982 setelah ditinggal sang suami, ia berjuang tanpa lelah untuk menghidupi cucu dan cicitnya yang sekarang sudah tersebar di luar daerah Jakarta.
Keterangan :
Walaupun hidupnya sangat sederhana, bisa terlihat jelas bahwa Ibu Jonih sangat tegar, selalu bersemangat dan pantang menyerah. Selayaknya kita bisa mengambil pelajaran dari sosok Ibu Jonih. Biasanya kita selalu merasa tidak pernah puas walaupun keadaan hidup kita jauh lebih baik daripada mereka. Sungguh senang melihat niat baik dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia disambut dengan baik oleh warga dan dijadikan semangat baru dalam hidup mereka. | |||
Artikel Terkait
“Harapan Seorang Ayah untuk Buah Hatinyaâ€
19 Februari 2014 Dengan kepercayaan bahwa anak mereka dapat sembuh maka Farhan diajukan menjadi pasien Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas. Operasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan kini Farhan sudah dapat aktif bermain seperti anak seumuran lainnya.Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Bahagianya Bisa Melihat Kembali
29 Maret 2017Tangan Mamin (65 tahun) memegang erat tangan Ricky Budiman, seorang Relawan Tzu Chi. Mata kirinya masih tertutup perban usai menjalani operasi katarak, namun ia bisa mengenali Ricky hanya dengan sebelah matanya. Senyumnya lalu mengembang saat menyambut Ricky yang duduk di samping ranjangnya.
Sembako Kemerdekaan
23 Agustus 2021Tepat di Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76, relawan Tzu Chi Medan bersama dengan Bintara Pembina Desa atau Babinsa TNI membagikan 20.000 paket sembako langsung kepada warga Medan.










Sitemap