Kilas Balik Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam

Jurnalis : Desminar (Tzu Chi Batam) , Fotografer : Nopianto (Tzu Chi Batam)

109 murid kelas budi pekerti Tzu Chi Batam menutup tahun ajaran 2015/2016 di Gedung Serba Guna Universitas Internasional Batam, Minggu 19 Juni 2016.

Penutupan kelas budi pekerti Tzu Chi Batam tahun ajaran 2015/2016 berlangsung meriah. Kali ini acara digelar di Gedung Serba Guna Universitas Internasional Batam, Minggu 19 Juni 2016. Mereka berasal dari kelas Xiao Tai Yang dan Tzu Shao. Total peserta yang hadir 138 orang yang terdiri dari 29 orang Daai Mama (relawan pendamping) dan 109 murid.

Dewi Mama dan Felicia Mama mengawali acara penutupan kelas budi pekerti dengan memutarkan video kilas balik. Dalam video singkat itu, anak-anak diajak memutar kenangan kembali saat pertama kali memulai kelas budi pekerti. Di video itu nampak anak-anak dengan semangat mengikuti berbagai kegiatan seperti membuat kerajinan tangan, fotografi, daur ulang sampah dan juga mempelajari kata perenungan Master Cheng Yen. Senyum mengembang di wajah para murid saat menonton video itu. Kenangan itu bagi mereka begitu indah.

DaAi Mama juga mengajak para murid bersama-sama memperagakan isyarat tangan yang sebelumnya telah dipelajari. Relawan Tzu Chi juga mengajak murid bermain tebak kalimat yang dapat melatih jiwa kerja sama. Mereka dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam anggota. Setelah mencabut undian secara acak, anak pertama dari grup memperagakan beberapa gerakan dan anak terakhir dari grup ini yang akan menebak. DaAi Mama kemudian membagikan hadiah kepada murid yang mampu menjawab dengan tepat dan cepat.

Selain bermain "Tebak Kalimat", juga ada permainan "Berebut Kursi".

Daai Mama sedang memperagakan isyarat tangan.

 

Menyadari dan Memperbaiki Kesalahan

Menjelang penutupan acara, Daai Mama meminta para Xiao Tai Yang dan Tzu Shao berbagi kisah dan juga kesan mereka selama satu tahun ini. Salah satunya Vina Angelina yang mengaku mendapatkan banyak pesan moral.“Tzu Chi mengajari saya harus bersyukur dan berbakti kepada orang tua. Saya sangat berterima kasih kepada para Shigu yang telah membantu saya dalam mempelajari semua ini,” ucapnya.

Selain berbagi kisah tentang ajaran moral yang didapatkan, ada juga Tzu Shao yang mendapatkan pengaruh positif setelah bergabung di kelas budi pekerti. Seperti yang diceritakan Sheastika. “Dulu saya orangnya suka berbohong dan mencuri, ketika saya sudah mulai tumbuh dewasa dan mengikuti kelas budi pekerti ini, saya jadi sadar kenapa saya dulu begitu jahat,” jelasnya.

Air mata tak mampu ia tahan karena begitu menyesal. Sheastika memanfaatkan kesempatan ini untuk bertobat dan meminta maaf kepada sang ibu. “Saya ingin meminta maaf kepada mama saya dan saya berjanji akan berubah menjadi lebih baik dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan saya, Mama I Love You!”

Setelah bergabung dalam kelas budi pekerti, Sheastika (12 tahun) mulai memperbaiki kesalahan dan belajar bersyukur.

Para Daai mama sangat terkesan dengan Xiao Tai Yang dan Tzu Shao yang telah menyadari kesalahan dan bertekad untuk memperbaiki diri. Perubahan baik murid-murid bagi Daai mama merupakan sebuah penghargaan terbaik. Acara ditutup dengan penampilan Daai mama membawakan isyarat tangan berjudul Kam Sia (Terima Kasih) sebagai wujud terima kasih kepada para orang tua yang memberikan kepercayaan mendidik anak-anak mereka selama satu tahun ini. Sebagaimana yang dikatan Master Cheng Yen, “Pendidikan anak adalah mengajarkan tata krama, mengasuh budi pekerti, menunjukkan jalan dan memandu ke arah yang benar.

Artikel Terkait

Menghargai dan Menciptakan Berkah

Menghargai dan Menciptakan Berkah

09 Oktober 2018

Sebagai penutupan tahun ajaran kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban, tanggal 6-7 Oktober 2018 diadakan kamp yang mana anak-anak Qin Zi Ban wilayah Jakarta dan Tangerang berkumpul di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Kekurangan Bukan Penghalang untuk Sukses

Kekurangan Bukan Penghalang untuk Sukses

18 Januari 2017
Kelas budi pekerti Xiao Tai Yang yang dilaksanakan pada Minggu, 15 Januari 2017 mengupas tentang Percaya Diri. Materi ini diberikan sejak dini agar setiap anak tidak memiliki rasa minder maupun malu jika berkomunikasi dengan orang lain.
Menanamkan Rasa Simpati dan Empati Anak Sejak Dini

Menanamkan Rasa Simpati dan Empati Anak Sejak Dini

21 September 2022

“Menanamkan rasa kemanusiaan dalam diri anak sejak dini, sehingga mereka memiliki empati dan simpati terhadap sesama adalah salah satu tujuan adanya kelas budi pekerti,” ujar Lie Anne, selaku koordinator Kelas Budi Pekerti di He Qi Pusat.

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -