Lagu untuk Opa dan Oma

Jurnalis : Chandra Wijaya (Tzu Ching), Fotografer : Chandra Wijaya (Tzu Ching)
 
 

fotoDi hadapan para Opa dan Oma, tim Shou Yu Tzu Ching menampilkan isyarat tangan Rang Ai Chuan Zhu Qu.

Di hari minggu pagi yang cerah pukul 07.00 wib, di akhir penghujung bulan Mei, tepatnya tanggal 30 Mei 2010, telah berkumpul relawan muda mudi Tzu Chi (Tzu Ching) di Jing Si Books & Café Pluit.

Mereka sedang bersiap-siap untuk melakukan kunjungan ke Panti Jompo Marfati yang berlokasi di Jl. Dr. Sitanala No.85, Tangerang, Banten. Jarum jam menunjukkan pukul 08.00 wib, saat 35 anggota Tzu Ching bergegas naik ke dalam bus Yayasan Buddha Tzu Chi. Mereka segera berangkat menuju ke lokasi panti.

Setibanya di panti, dari dalam bus kita dapat melihat di kejauhan keadaan panti yang sepi namun rindang. Banyak pohon yang hijau nan tinggi berdiri tegak di sekelilingnya. Tampak tidak banyak aktivitas di bagian luar, hanya ada satu atau dua opa oma yang sedang duduk bersantai. Tzu Ching pun segera turun dari bus, berbaris rapi sesuai dengan sikap budaya humanis Tzu Chi, berjalan masuk ke dalam panti, dan berkumpul di ruangan tengah panti. Ternyata Opa Oma telah banyak berkumpul di sana menunggu kedatangan kami.

Lagu untuk Opa dan Oma
Tak lama kemudian, pembawa acara dari Tzu Ching memulai acara pagi itu. Seketika, setiap anggota Tzu Ching pun menghampiri dan menemani Opa dan Oma selama acara berlangsung. Acara kemudian dibuka dengan kata sambutan dari suster pengurus panti yang dilanjutkan dengan hiburan untuk Opa dan Oma berupa penampilan isyarat tangan Rang Ai Chuan Zhu Qu (Menebarkan Cinta Kasih) dan A Ba Gan Cui Gu. 

Acara selanjutnya adalah sesi sharing dan menyanyi bersama. Dalam sesi ini, ternyata Opa dan Oma sangat antusias mengikuti terutama sesi menyanyi. Tak heran, sesi ini disukai karena di dalam kesehariannya, ternyata Opa dan Oma ini rutin bernyanyi sembari diiringi alunan musik piano. Beraneka variasi lagu dinyanyikan, dari lagu Mandarin Tian Mi Mi, lagu daerah Halo-halo Bandung, Bengawan Solo, Tanah Airku hingga lagu Jepang Hana yang berarti bunga. Khusus untuk lagu Hana, Oma Wu Si Lian yang menyanyikannya. “Dulunya Oma pernah belajar bahasa Mandarin dan Jepang, jadinya Oma pengen nyanyi lagu itu,” ungkap Novita, pendamping dari Oma Su Lian.

foto  foto

Ket : - Oma Wu Su Lian tampak asyik ngobrol dengan Novita, anggota Tzu Ching yang menjadi            pendampingnya.(kiri)
       - Salah satu sesi yang paling disambut antusias oleh para Opa dan Oma adalah Sesi lagu. Tampak salah           satu Oma sedang bernyanyi dibantu Opa Jon yang memegangkan mikrofon. (kanan)

Lain Oma Su Lian, lain pula Opa Prawira yang telah 5 tahun berada di panti. Opa Prawira merasa senang saat menyanyikan lagu Bengawan Solo, Halo-Halo Bandung, dan Tanah Airku – lagu yang dahulu ia pelajari ketika duduk di bangku sekolah. “Tapi ga berani kalo nyanyi di depan umum,” ungkap Opa Prawira sambil sedikit tersenyum dan tertawa. Tak hanya itu, lagu rohani Kumau Cinta Yesus juga dilantunkan oleh Oma Fransisca. Seperti tak ingin kalah dari Opa dan Oma, secara dadakan Tzu Ching juga mempersembahkan 2 buah lagu, lagu untuk Oma berjudul Bunda dan lagu untuk Opa berjudul  Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah).

Bakti terhadap Orang Tua
Di saat sesi sharing, Opa Jon yang sudah tinggal di panti selama 5 tahun menunjukkan terima kasihnya dan berkata, “Semoga Tuhan memberkati kalian dan usaha orang tua kalian (Tzu Ching) sukses.” Sementara itu, Sudarno shixiong dalam sharingnya mengungkapkan bahwa tujuan dari kunjungan ke panti ini tidak hanya menghibur Opa dan Oma tetapi juga melihat cerminan hidup diri sendiri. “Melihat Opa Oma seperti melihat orang tua kita (Tzu Ching) sendiri dan berharap bisa lebih bersabar terhadap orang tua masing-masing, kadangkala orang tua bisa bersabar menghadapi anaknya tetapi mengapa anak tidak bisa bersabar menghadapi orangtuanya sendiri,” ujar Sudarno. Sama seperti halnya kata Perenungan dari Master Cheng Yen yang selalu diingat oleh semua insan Tzu Chi, ada 2 hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.

Tak terasa hari sudah semakin siang, 10 relawan Tzu Ching dari Tangerang pun tiba di panti membawa makanan makan siang yang dimasak oleh tim konsumsi Tzu Ching. Tak lama kemudian, sekitar pukul 12.00 wib, kotak makanan untuk Opa dan Oma telah siap dibagikan. Sebelum makan, tak lupa Opa dan Oma pun berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh Opa Jon.

Ternyata Opa dan Oma cukup religius dalam iman mereka. Mereka tidak hanya menyanyikan lagu religius tetapi juga berdoa dengan khidmat dan hening. Selesai berdoa, Opa dan Oma segera menyantap makan siang yang telah disiapkan. Sambil didampingi oleh Tzu Ching tentunya. Sungguh interaksi yang mengharukan ketika kita dapat menyuapkan makan ke mulut Opa dan Oma yang sudah seperti orang tua sendiri.  

foto  foto

Ket : - Hasan Basri sedang memberikan santap makan siang kepada Oma Su Lian. (kiri)
       - Laksana orang tua sendiri, anggota Tzu Ching ini menyuapi seorang Opa dengan penuh kasih             sayang dan perhatian. (kanan)

Kenangan Terindah
Selesai makan siang, acara kemudian ditutup dengan penampilan isyarat tangan Satu Keluarga yang dilakukan oleh seluruh anggota Tzu Ching. Opa dan Oma pun tampak antusias mencoba mengikuti gerakan isyarat tangan yang dilihat. Setelah itu, Opa dan Oma segera beristirahat dan Tzu Ching pun mengantar mereka sampai ke kamarnya masing-masing. Saat di kamar, para Tzu Ching lantas mengucapkan salam perpisahan kepada Opa dan Oma.

Usai mengucapkan salam perpisahan, Tzu Ching pun bergegas naik ke dalam bus dan kembali ke Jing Si Books & Café Pluit. “Nanti kembali lagi ya,” ujar pesan dari Opa dan Oma kepada Tzu Ching. Di saat kunjungan berikutnya, paara Tzu Ching berencana akan memberikan sebuah foto berukuran 4 R sebagai kenangan terindah yang dapat selalu diingat setiap Opa dan Oma bersama dengan pendamping mereka masing-masing.

  
 
 

Artikel Terkait

Berawal dari Sebersit Niat

Berawal dari Sebersit Niat

12 Januari 2016

Pada 31 Desember 2015, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan mengambil sampah dan memilahnya di salah satu lokasi acara yang dihadiri oleh Bupati Karimun, Coastal Area. Sebanyak 40 relawan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, tak terkecuali warga dan para pedagang yang juga membantu memungut sampah-sampah.

Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata

Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata

21 Juni 2021
Di usianya yang masih delapan tahun, Ahmad Abid Shauqi sudah mengalami cobaan berat. Ia divonis kanker mata bahkan sudah stadium empat. Bola mata kanan Abid sebelumnya bengkak dan keluar hingga sekepalan tangannya.
Gempa Palu: Menyiapkan Logistik Bantuan untuk Palu dari Lombok

Gempa Palu: Menyiapkan Logistik Bantuan untuk Palu dari Lombok

02 Oktober 2018

Hari ini, Selasa, 2 Oktober 2018, relawan Tzu Chi Jakarta tiba di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Relawan memilah barang-barang logistik yang akan dibawa ke Palu. Ada lampu, genset, selimut, sarung, tikar, terpal, dan kursi roda. Logistik tersebut memang sudah lebih dari cukup, dan di Palu saat ini memang lebih membutuhkan.


Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -