Lagu untuk Opa dan Oma
Jurnalis : Chandra Wijaya (Tzu Ching), Fotografer : Chandra Wijaya (Tzu Ching)Di hadapan para Opa dan Oma, tim Shou Yu Tzu Ching menampilkan isyarat tangan Rang Ai Chuan Zhu Qu. |
| ||
Mereka sedang bersiap-siap untuk melakukan kunjungan ke Panti Jompo Marfati yang berlokasi di Jl. Dr. Sitanala No.85, Tangerang, Banten. Jarum jam menunjukkan pukul 08.00 wib, saat 35 anggota Tzu Ching bergegas naik ke dalam bus Yayasan Buddha Tzu Chi. Mereka segera berangkat menuju ke lokasi panti. Setibanya di panti, dari dalam bus kita dapat melihat di kejauhan keadaan panti yang sepi namun rindang. Banyak pohon yang hijau nan tinggi berdiri tegak di sekelilingnya. Tampak tidak banyak aktivitas di bagian luar, hanya ada satu atau dua opa oma yang sedang duduk bersantai. Tzu Ching pun segera turun dari bus, berbaris rapi sesuai dengan sikap budaya humanis Tzu Chi, berjalan masuk ke dalam panti, dan berkumpul di ruangan tengah panti. Ternyata Opa Oma telah banyak berkumpul di sana menunggu kedatangan kami. Acara selanjutnya adalah sesi sharing dan menyanyi bersama. Dalam sesi ini, ternyata Opa dan Oma sangat antusias mengikuti terutama sesi menyanyi. Tak heran, sesi ini disukai karena di dalam kesehariannya, ternyata Opa dan Oma ini rutin bernyanyi sembari diiringi alunan musik piano. Beraneka variasi lagu dinyanyikan, dari lagu Mandarin Tian Mi Mi, lagu daerah Halo-halo Bandung, Bengawan Solo, Tanah Airku hingga lagu Jepang Hana yang berarti bunga. Khusus untuk lagu Hana, Oma Wu Si Lian yang menyanyikannya. “Dulunya Oma pernah belajar bahasa Mandarin dan Jepang, jadinya Oma pengen nyanyi lagu itu,” ungkap Novita, pendamping dari Oma Su Lian.
Ket : - Oma Wu Su Lian tampak asyik ngobrol dengan Novita, anggota Tzu Ching yang menjadi pendampingnya.(kiri) Bakti terhadap Orang Tua Tak terasa hari sudah semakin siang, 10 relawan Tzu Ching dari Tangerang pun tiba di panti membawa makanan makan siang yang dimasak oleh tim konsumsi Tzu Ching. Tak lama kemudian, sekitar pukul 12.00 wib, kotak makanan untuk Opa dan Oma telah siap dibagikan. Sebelum makan, tak lupa Opa dan Oma pun berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh Opa Jon. Ternyata Opa dan Oma cukup religius dalam iman mereka. Mereka tidak hanya menyanyikan lagu religius tetapi juga berdoa dengan khidmat dan hening. Selesai berdoa, Opa dan Oma segera menyantap makan siang yang telah disiapkan. Sambil didampingi oleh Tzu Ching tentunya. Sungguh interaksi yang mengharukan ketika kita dapat menyuapkan makan ke mulut Opa dan Oma yang sudah seperti orang tua sendiri.
Ket : - Hasan Basri sedang memberikan santap makan siang kepada Oma Su Lian. (kiri) Kenangan Terindah Usai mengucapkan salam perpisahan, Tzu Ching pun bergegas naik ke dalam bus dan kembali ke Jing Si Books & Café Pluit. “Nanti kembali lagi ya,” ujar pesan dari Opa dan Oma kepada Tzu Ching. Di saat kunjungan berikutnya, paara Tzu Ching berencana akan memberikan sebuah foto berukuran 4 R sebagai kenangan terindah yang dapat selalu diingat setiap Opa dan Oma bersama dengan pendamping mereka masing-masing. | |||
Artikel Terkait
Berawal dari Sebersit Niat
12 Januari 2016Pada 31 Desember 2015, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan mengambil sampah dan memilahnya di salah satu lokasi acara yang dihadiri oleh Bupati Karimun, Coastal Area. Sebanyak 40 relawan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, tak terkecuali warga dan para pedagang yang juga membantu memungut sampah-sampah.
Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata
21 Juni 2021Gempa Palu: Menyiapkan Logistik Bantuan untuk Palu dari Lombok
02 Oktober 2018Hari ini, Selasa, 2 Oktober 2018, relawan Tzu Chi Jakarta tiba di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Relawan memilah barang-barang logistik yang akan dibawa ke Palu. Ada lampu, genset, selimut, sarung, tikar, terpal, dan kursi roda. Logistik tersebut memang sudah lebih dari cukup, dan di Palu saat ini memang lebih membutuhkan.