Lahirnya Tzu Chi di Jambi

Jurnalis : Teddy Lianto, Yeyen (Tzu Chi Jambi), Fotografer : Teddy Lianto, Jhonny Chandrina (He Qi Barat), Ricki (Tzu Chi Jambi)
 

foto
Tanggal 2 November 2013, relawan Tzu Chi Jambi dan Relawan Tzu Chi Jakarta melakukan pembentukan struktur kepengurusan Tzu Chi Jambi.

Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran Provinsi Jambi cukup penting. Terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya, didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini. Selain itu, provinsi ini jarang mengalami bencana alam seperti gempa, tanah longsor, dan sebagainya. Provinsi ini hanya kerap mengalami permasalahan banjir yang kerap menerjang mereka setiap lima tahun sekali.

Di kota yang hijau dan indah inilah bibit-bibit cinta kasih Tzu Chi juga kembali bersemi. Sebelumnya pada tahun 2004, terjadi musibah banjir besar menimpa seluruh wilayah Jambi. Itu merupakan banjir terparah dalam rentetan sejarah Jambi. Pada saat itu ada seorang relawan  yang memperkenalkan Tzu Chi kepada beberapa pengusaha Jambi yang juga berkecimpung di dunia sosial. Ia ingin agar para pengusaha setempat juga bisa memberikan sebuah sumbangsih dan bantuan untuk meringankan penderitaan korban banjir. Para pengusaha tersebut adalah Ronny Attan, Irkamto, Rosmawati, Bambang , Wiyanto, Rudi Kim (Alm), Didi bungsu, Yeni, dan Fran . Dengan dibekali training prosedur cara pembagian beras : SOP bagi beras, survei warga calon penerima bantuan beras. Para pengusaha ini pun mulai membagikan bantuan beras sebanyak 1 ton dan 1000 dus mi instan kepada beberapa wilayah di Kota Jambi : Kabupaten Sarolangun, Suku anak dalam di Pauh, dan Muaro Jambi, yang terkena bencana banjir parah. Sayangnya bibit awal ini tidak bertahan lama. Begitu pembagian bantuan selesai, begitu juga dengan ativitas kerelawanan mereka.  

Benih yang Kembali Bersemi
Pada tahun 2013, bibit-bibit Tzu Chi Jambi yang semula mati suri kembali bergeliat. Hal ini di tandai dengan diadakannya kegiatan kunjungan kasih ke warga-warga kurang mampu dan pelestarian lingkungan. Tidak hanya itu, keseriusan para relawan setempat di buktikan dengan mulai menetapkan struktur kepengurusan relawan Tzu Chi Jambi pada tanggal 2 November 2013 di ruang meeting Telanai, Ratu Hotel dan Resort, Jalan Slamet Riyadi no. 24, Jambi. Untuk menyusun struktur kepungurusan dan apa saja yang harus dilakukan agar struktur ini berjalan, Suriadi, Ketua divisi training Tzu Chi Indonesia dan tim memberikan mereka beberapa penjelasan mengenai struktur 4in1 (He xin, He Qi, Hu Ai, Xie Li), cara galang hati-galang dana, job desc  (tugas) fungsional sekretariat, bendahara, ketua dan wakil ketua, serta SOP untuk survei kasus dan pemberian bantuan.

Keesokan harinya, Minggu, 3 November 2013, relawan Tzu Chi Jambi akan mengadakan training relawan abu putih yang pertama di Jambi pada pukul 13.00. Sedangkan di pagi harinya relawan Tzu Chi Jambi   dan relawan Tzu Chi Jakarta memanfaatkan waktu yang ada sebelum training untuk melakukan sosialisasi Tzu Chi ke beberapa wihara di Jambi : Wihara Sakya kirti, Vipassana Jaya Manggala, dan Wihara Amrta . Rencana sosialisasi ini dilakukan karena melihat jumlah umat Buddhis di Jambi sangatlah besar. Mereka juga sangat antusias ketika mendengar jika akan ada Tzu Chi di Jambi.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 3 November 2013, relawan Tzu Chi melakukan sosialisasi di beberapa vihara di Jambi (kiri).
  • Serly (mengenakan baju abu-abu), belajar untuk menghargai setiap barang dengan baik dan tidak boros (kanan).

Setelah selesai melakukan sosialisasi Tzu Chi di beberapa tempat, relawan Tzu Chi Jambi dan relawan Tzu Chi Jakarta bergerak menuju Ratu Hotel dan Resort, lokasi untuk acara training diadakan. Kegiatan pelatihan ini diadakan pukul 13.00 di ruang meeting Telanai, Ratu Hotel dan resort, jalan Slamet Riyadi no. 24, Jambi. Sebanyak 115 orang hadir di acara ini untuk mendengarkan lebih lanjut mengenai visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi.

Antusias Peserta
Serly, salah seorang peserta merasa sangat senang bisa ikut kegiatan ini. Serly yang telah beberapa kali mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan (PL) ini, merasa banyak mendapat masukan positif. Salah satunya adalah ia menjadi tahu jika kertas tisu yang sering kali ia gunakan ternyata bahan awalnya berasal dari kulit pohon. Jika terus menerus di pakai tentunya akan sangat boros.  Maka dari itu, Serly yang bekerja sebagai pegawai bank pun mulai mengurangi penggunaan tisu dan menggunakan handuk kecil untuk melap wajah ataupun ketika sedang makan di luar. Di dalam lingkungan kerja, Serly juga mencoba menghargai tiap kertas yang digunakan. “Ketika di depo, saya baru tahu jika ternyata kertas itu sangat berharga, maka dari itu setiap kali mau print saya akan print bolak-balik,” terang Serly.

Antusias Serly terhadap Tzu Chi yang mulai tumbuh di Jambi kerap ia bagikan kepada keluarganya. “Jika sedang dirumah setiap malam menonton ceramah Master juga seringkali mengajak orangtua untuk nonton bersama,”  cerita Serly. Selain keluarga sendiri, Serly juga membagikannya kepada teman-teman maupun pada nasabah yang ia layani. Beberapa perihal mengenai kegiatan Tzu Chi Jambi : pelestarian lingkungan dan kunjungan kasih, yang sering dilakukan oleh relawan Tzu Chi, ia sharingkan  kepada para nasabah yang ia jumpai dan mengajak mereka untuk ikut bergabung. Tetapi tak pelak, banyak juga penolakan dan ucapan miring yang ia terima. Serly pun sempat merasa down . Tetapi ia tidak ingin menyimpan kenangan pahit itu lama-lama. Dalam diri ia berusaha belajar untuk bagaimana mengenalkan Tzu Chi lebih baik kepada orang lain. “Mungkin untuk sekarang susahnya di situ (mengenalkan Tzu Chi), tetapi Ke depannya saya akan semakin bersemangat untuk menceritakan Tzu Chi kepada para nasabah yang saya temui,” terang Serly dengan yakin.  

foto  foto

Keterangan :

  • Irkamto, relawan Tzu Chi yang pada tahun 2004 pernah bersumbangsih, kini kembali mengiktui training untuk memahami Tzu Chi lebih dalam (kiri).
  • Ronny Attan, Ketua Tzu Chi Jambi memberika beberapa patah kata kepada para peserta training (kanan).

Hal senada juga dirasakan oleh Cosmin. Cosmin yang pernah mengikuti camp pengusaha pada bulan Agustus lalu, merasa tersentuh dengan sumbangsih Tzu Chi. Terutama ketika ia dan rombongan di bawa berkunjung ke pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor. Di sana, Cosmin melihat jika para santri yang tinggal di sana sangat rapi dalam berbaris, sopan, dan juga mandiri.” Di sana jumlah mereka lebih dari 10.000 orang tetapi mereka sangat teratur, bersahaja dalam berprilaku. Melihat kesajahaan mereka saya sangat tersentuh. Sungguh, saya sudah lihat sendiri bukti nyata sumbangsih Tzu Chi di sana,” ungkap Cosmin.

Selain Cosmin dan Serly, tampak juga beberapa relawan Tzu Chi Jambi yang pernah membantu di kegiatan pembagian bantuan beras pada tahun 2004 silam. Salah satunya adalah Irkamto. Ia datang untuk mengikuti kegiatan training relawan dan merefresh kembali pengetahuannya mengenai Tzu Chi. “Saya sangat suka dengan Tzu Chi. Kini Tzu Chi sudah muncul kembali di Jambi, saya harus lebih aktif lagi dong,” ujar Irkamto dengan yakin. Irkamto yang memiliki usaha percetakan turut mendukung kegiatan pelestarian lingkungan Tzu Chi Jambi dengan cara menyumbangkan limbah kertas dari pabriknya ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Jambi di Komplek Perumahan Handil. 

Menjelang berakhirnya acara, Ronny Attan, Penanggung Jawab Sementara Tzu Chi Jambi memberikan beberapa kata kepada para peserta acara. “Bagi saya menjalankan Tzu Chi itu sebuah tantangan yang sangat berat, tetapi juga sangat bermakna buat saya. Saya juga dengar dari teman -teman jika relawan yang daftar untuk ikut pelatihan ada sekitar 140 orang, tetapi yang mau benar-benar ikut ada sekitar 115 orang. Mendengarnya saya benar-benar kaget dan tersentuh. Ternyata sekarang Tzu Chi Jambi sangat bersemangat. Jika sepuluh tahun lalu saya pesimis bisa muncul Tzu Chi di Jambi, tetapi melihat semangat dan kesungguhan hati para shixiong atau shijie semoga dengan saling gotong royong, semoga beberapa bulan ke depan Kantor Tzu Chi sudah bisa bertunas di Jambi,” harap Ronny Attan.

Melalui jodoh yang terjalin hari itu, terselip sebuah harapan jodoh baik yang kini telah terjalin, dapat terus berkembang dan berakar. Semoga dengan adanya kepengurusan, para relawan Tzu Chi Jambi dapat bersama-sama mengalirkan aliran cinta kasih universal di Kota Jambi. Dengan adanya barisan Bodhisatwa yang kian memanjang, berarti kekuatan Tzu Chi Jambi juga bertambah besar dan dengan adanya dukungan yang besar maka tekad untuk melatih diri dan mewujudkan dunia damai bebas bencana, bukanlah suatu hal yang mustahil.

  
 

Artikel Terkait

Mengenalkan Cinta Kasih Sejak Dini

Mengenalkan Cinta Kasih Sejak Dini

03 Oktober 2016
Minggu, 25 September 2016, pukul 09.00 WIB, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Tzu Shao (kelas budi pekerti bagi siswa SMP dan SMA).
Baksos Ke-106 di Sorong: Titik-titik Cinta Kasih di Sorong

Baksos Ke-106 di Sorong: Titik-titik Cinta Kasih di Sorong

05 Mei 2015 Semua relawan Tzu Chi di Sorong bekerja sama dengan baik dan solid, koordinasi yang mereka lalukan pun bagus, sehingga baksos bisa berjalan dengan lancar dan berhasil menangani 77 pasien katarak dan 26 pasien pterygium di hari kedua baksos, 2 Mei 2015.
Koin SMAT, Berjuta Makna Cinta Kasih

Koin SMAT, Berjuta Makna Cinta Kasih

21 November 2014 Selama hampir tujuh bulan para karyawan PT. Yuntex Raya dan PT. Bali Mukti Shoe Factory telah memiliki celengan dan menyisihkan uangnya. Hingga pada 13 November 2014 dilakukan kegiatan penuangan celengan bambu.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -