Sebanyak 12 relawan dengan penuh semangat melakukan pemilahan sampah di Pluit Timur sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini, mereka menunjukkan bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari langkah sederhana namun berdampak besar.
Setiap bulan di minggu ketiga, relawan Tzu Chi di berbagai daerah dan wilayah rutin mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan. Pada bulan Juni 2025, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Juni 2025, di Pluit Timur Residence, Jakarta Utara. Sebanyak 12 relawan dari komunitas He Qi Pluit dan Hu Ai Pluit Indah hadir dengan penuh semangat untuk memilah sampah daur ulang, mulai dari botol plastik, kardus, hingga kertas, dan menyortirnya sesuai kategori dan warnanya.
Kegiatan ini semakin bermakna karena kehadiran dua relawan senior, Tju Andi dan Tjen Tje Yan, yang memberikan pengarahan kepada para peserta. Mereka menekankan bahwa yang terpenting dalam kegiatan ini bukan seberapa banyak barang yang terkumpul, tetapi kesungguhan dan konsistensi dalam mengurangi sampah serta menjaga kelestarian lingkungan. Mereka juga mengingatkan kembali tujuan dari misi pelestarian lingkungan, menjelaskan proses pengumpulan, penyaluran dana dari hasil penjualan sampah daur ulang, dan menjawab berbagai pertanyaan dari relawan baru.
Saat kegiatan berlangsung, tiga warga yang penasaran datang menghampiri. Relawan Tzu Chi, Liena dengan ramah menyambut mereka, menjelaskan kegiatan yang sedang dilakukan, serta mengajak mereka untuk ikut berpartisipasi.
Hasil penjualan sampah daur ulang yang sudah dipilah dan terkumpul langsung disalurkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi untuk membantu mereka yang membutuhkan. Sampah yang sering dianggap tidak berguna, oleh relawan Tzu Chi, bisa diubah menjadi "emas" yang membawa harapan dan kebahagiaan bagi banyak orang.
Salah satu relawan yang bertugas di bagian pemilahan botol plastik menjelaskan tanggung jawab mereka untuk melepas label, mengempeskan botol, dan memisahkan tutupnya. Meskipun terlihat sederhana, proses ini sangat penting agar daur ulang berjalan optimal.
Selama kegiatan, tiga warga yang penasaran datang menghampiri. Relawan Tzu Chi, Liena dengan ramah menyambut mereka, menjelaskan kegiatan yang sedang dilakukan, sekaligus mengajak mereka untuk berpartisipasi. Dalam perbincangan hangat, para relawan juga menceritakan kisah inspiratif dari relawan Lansia (lanjut usia) di Taiwan yang tetap semangat mengikuti kegiatan daur ulang setiap hari. Bagi mereka, kegiatan ini bukan hanya bentuk cinta terhadap bumi, tetapi juga cara mengisi hari dengan bermakna dan menjalin kebersamaan.
Melakukan pemilahan sampah daur ulang bukan hanya bentuk cinta terhadap bumi, tetapi juga cara mengisi hari dengan bermakna dan menjalin kebersamaan.
"Pelestarian lingkunngan adalah wadah pelatihan diri yang sangat baik untuk melatih ego dan menjaga lingkungan. Di sinilah tempat yang tepat untuk bertemu sesama relawan dalam suasana santai dan rileks. Hampir setiap bulan saya dihubungi warga Pluit Timur yang menanyakan kegiatan ini untuk menyerahkan sampah daur ulangnya. Ini menunjukkan mereka mulai memahami jenis-jenis sampah yang bisa dan tidak bisa didaur ulang," ungkap Tjen Tje Yan, relawan yang menjadi koordinator kegiatan ini.
Meskipun kondisi tangannya kurang sehat, hal itu tidak menghalangi Tjen Tje Yan untuk tetap terlibat. Dengan semangat luar biasa, ia turut mengarahkan relawan dalam menyortir barang-barang daur ulang, menjadi contoh nyata bahwa semangat melestarikan lingkungan tak mengenal batas fisik.
Mari kita terus bergandengan tangan, menjaga bumi, dan menebar cinta kasih melalui daur ulang. Setiap botol, kardus, dan kertas yang kita pilah bisa menjadi secercah harapan untuk dunia yang lebih baik.
Editor: Hadi Pranoto