Layanan Kesehatan di Pondok Pesantren

Jurnalis : Yuliawati Yohanda (He Qi Barat 2), Fotografer : James, Ricky T, Wanda Pratama (He Qi Barat 2)


Dokter Budiarto Kusuma memeriksa Mutmainah dan ketiga anaknya. Baik dr. Budiarto dan Mutmainah, sama-sama bersyukur karena bisa mengikuti baksos di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor.

Bakti sosial kesehatan rutin di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor kali ini jatuh pada 3 Maret 2019. Kegiatan yang dimulai pada pukul 9 pagi tersebut berjalan lancar sampai akhir acara. Sebanyak 77 relawan He Qi Barat 2 dan 71 tim medis (dokter, perawat, dan apoteker) hadir melayani 1.284 santri maupun para guru dan pengurus pondok pesantren yang memeriksakan kesehatan mereka.


Dokter Agrippina Valentina mengimbau para santri untuk menjaga asupan nutrisi dan pola makan sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit.


Aminah (kanan) merasa senang bisa belajar banyak melalui baksos Tzu Chi. Di usianya yang tak lagi muda, ia ingin memanfaatkan waktu untuk berbagi kepada sesama.

“Baksos ini sangat bermanfaat, senang karena kalau sakit bisa berobat, dekat,” kata Mutmainah (32) yang tinggal di belakang pondok pesantren. Guru IPS yang mengajar di pondok pesantren, setara tingkat SMP ini datang bersama ketiga anaknya: Adila, Abdilah, dan Nuri yang masih berusia 9 bulan. Suaminya guru Pendidikan Agama di tingkat SMA juga ikut bersama mereka. “Mudah-mudahan selalu ada baksos seperti ini di Nurul Iman,” ujar Mutmainah seraya bergegas menuju bagian apotek setelah diperiksa secara menyeluruh oleh dr. Budiarto Kusuma. “Melalui kegiatan ini, follow up semua penyakit bisa rutin dilakukan sehingga penyakit menjadi sembuh dan tuntas,” kata dr. Budiarto Kusuma.


Michelle Aprilia memeragakan isyarat tangan bersama para santriwati Pondok Pesantren Nurul Iman. Hari itu ia merasa sangat bahagia.

Sementara itu dr. Agrippina Valentina, MM (57) menghimbau untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan menanam pohon yang bermanfaat, “Seperti pepaya dan pisang yang mudah dibudidayakan agar kebutuhan nutrisi untuk kesehatan kulit para penghuni pondok pesantren tetap terpenuhi.” Ia melanjutkan bahwa dengan mengonsumsi 1 butir telur setiap hari dan juga cukup minuman air bersih minimal 2 liter per orang/hari, daya tahan tubuh akan lebih baik juga tubuh tidak mudah tertular penyakit kulit dan TB Paru. “Selain itu kebersihan diri dan lingkungan harus dijaga dan dipelihara secara bersama-sama,” tambahnya.


Andy Setioharto, PIC baksos berharap kerja sama dari semua pihak bisa selalu mendukung setiap kegiatan Tzu Chi.

Bukan hanya dokter dan pasien, relawan yang ikut membantu melayani para pasien juga terlihat antusias. “Senang karena bertemu dengan banyak relawan Tzu Chi dan bisa belajar banyak di sini,” kata Aminah (64), relawan abu putiih yang bertugas di bagian pendaftaran poli gigi. Hal itu juga dirasakan oleh Michelle Aprilia, ketua muda mudi Tzu Chi (Tzu Ching). “Sangat senang melihat Tzu Ching yang muda-muda ini dilibatkan dalam baksos seperti ini,” ucap Michelle. Dari baksos, para muda mudi ini mengaku mendapatkan banyak ilmu. “Walaupun sebelumnya ngerasa perjalanan ke sini jauh sekali, berangkat sangat pagi, hujan juga. Tapi semua merasa terjawab karena banyak sekali yang bisa kita lakukan di sini,” lanjut Michelle. Ia berharap Tzu Ching bisa semakin berbaur dengan relawan lainnya dalam kegiatan-kegiatan seperti baksos dan lainnya.

Sejalan dengan harapan tersebut, PIC baksos, Andy Setioharto juga ingin kerja sama dari semua pihak bisa selalu mendukung setiap kegiatan. “Ini harapan kita semua sehingga tetap bisa membantu sesama,” ungkap Andy.


Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -