Lima Tahun RSKB Cinta Kasih

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

fotoDr Subekti dan Oey Hoey Leng, relawan Pembina RSKB merayakan Ulang Tahun ke-5 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi dengan pemotongan kue.

Bagaimana agar semangat cinta kasih Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia? Tentunya tidak dapat dilakukan hanya oleh Anda dan saya. Untuk itu, dibutuhkan banyak orang. Kita harus menggalang lebih banyak orang untuk bergabung dalam misi Tzu Chi. Bakti sosial Tzu Chi berupa pemberian pengobatan gratis di Indonesia telah dijalankan sejak tahun 1995 dan semakin meluas sejak didirikannya Poliklinik Tzu Chi pada tahun 2003 yang kemudian berganti status menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 10 Januari 2008. Sejak berganti status menjadi RSKB Cinta Kasih, tidak terasa waktu terus berlalu dengan cepat. RSKB Cinta Kasih Tzu Chi sudah menginjak usia kelima pada tanggal 10 Januari 2013 ini.

Di tanggal 10 Januari 2013 ini pun, Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat merayakan hari besar ini di Aula lantai 3 RSKB. Sebanyak lebih kurang 192 orang hadir untuk memeriahkan acara tersebut. Acara yang diadakan secara sederhana ini diadakan guna mengakrabkan diri antar sesama karyawan dan menyemangati karyawan untuk lebih mendalami profesinya dengan segenap hati dan jiwa.

“Di satu sisi bersyukur RSKB sudah bisa memasuki tahun ke-5. Di sisi lain tentu ada beban yang lebih besar lagi karena keberadaan rumah sakit ini berkaitan dengan nyawa, terutama nyawa pasien yang harus kita layani. Sangat Berharap sekali bahwa visi dan misi Master Cheng Yen untuk tidak hanya mengobati fisik tatapi juga harus menghargai nyawa dan sebagai tempat pembelajaran spiritual bagi siapa saja dapat di-absorb oleh kita (karyawan dan relawan) semua,” terang Oey Hoey Leng, relawan pembina RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.

Oey Hoey sendiri merasa RSKB Cinta Kasih di ulang tahun yang ke-5 ini sudah mulai dikenal dan dinilai baik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, tentunya makin banyak tantangan ke depan yang akan menghadang. “Sejujurnya beberapa tahun terakhir, permintaan pelayanan kesehatan di RSKB melonjak tinggi dan tentunya kita juga cukup pontang-panting dalam menambah jumlah tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dengan bertambahnya jumlah tenaga, tentunya juga menjadi tantangan bagi kita agar para tenaga baru ini dapat bersama -sama bersinergi dalam visi yang sama,” ungkap Oey Hoey Leng.

foto   foto

Keterangan :

  • Dr Subekti N. Kartasasmita memberikan kata sambutan dan harapan agar para karyawan medis, khususnya RSKB Cinta Kasih Tzu Chi dapat bersatu hati dan semakin bersemangat dalam menjalankan profesinya (kiri).
  • Dalam acara ini, Nur Atikah, pasien Tzu Chi juga memberikan sharing mengenai pengalamannya berobat di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi (kanan).

Hal senada juga dilontarkan oleh dr. Subekti N. Kartasasmita, MPH, Direktur RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. “Sangat luar biasa kita(RSKB) telah berusia 5 tahun. Sebagai sebuah rumah sakit, 5 tahun mengabdi melayani masyarakat merupakan suatu hal yang membanggakan, tetapi juga mempunyai tantangan. Karena ke depan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan semakin meningkat tentunya kita juga akan meningkatkan kualitas pelayanan kita,” jelas dr. Subekti.

Mengobati Fisik dan Psikis Pasien
Yang membedakan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi dengan rumah sakit lainnya ialah di dalam memberikan pengobatan, pasien tidak hanya disembuhkan penyakit fisiknya, tetapi juga penyakit psikisnya. Seperti misalnya Nur Atikah yang akrab dipanggil Ika. Ika yang pernah menjalani pengobatan di RSKB Cinta Kasih mengungkapkan jika pada awalnya ia sempat menolak untuk melakukan pengobatan di rumah sakit Tzu Chi ini. “Pertama Ika dibawa ke rumah sakit ini, Ika nggak mau karena Ika takut, pengobatannya sama seperti rumah sakit yang dulu pernah mengobati Ika. Tetapi karena ada dukungan dan perhatian dari para relawan Tzu Chi, Ika baru semangat menjalani pengobatan di sini (RSKB). Sekarang, Ika lagi belajar untuk berjalan menggunakan kaki palsu agar Ika dapat kembali bekerja,” sharing Ika kepad para peserta acara. Ika juga berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah membantunya mendapatkan kaki palsu sehingga kini ia dapat melanjutkan hidupnya dan kembali mencari nafkah.

Mendengar sharing yang dibawakan oleh Ika, saya merasa di usianya yang ke-5 RSKB telah menunjukkan jika visi dan misi Tzu Chi dalam mengentaskan penyakit dan menyembukan psikis pasien seperti yang diharapkan oleh Master Cheng telah dijalankan dengan baik. Master Cheng Yen selalu berharap para karyawan tim medis dan relawan pendamping menganggap rumahs sakit (RSKB) bagai rumah sendiri, menganggap pasien sebagai guru dan keluarga sendiri.  “Saya sungguh berharap tak peduli di mana pun berada,kalian dapat terus bekerja bagai satu keluarga. Semoga para dokter, perawat, dan staf dari berbagai divisi dapat bekerja sama untuk menjaga rumah sakit ini sebaik mungkin, karena di sinilah tempat kita menyelamatkan kehidupan dengan penuh cinta kasih. Inilah yang harus kita lakukan dengan kesatuan hati,” ujar Master Cheng Yen dalam ceramahnya.

  
 

Artikel Terkait

Gerbang Awal Menjadi Relawan

Gerbang Awal Menjadi Relawan

25 November 2013 Kegiatan ini juga menjadi sebuah lambang penyambutan relawan baru sebagai bagian keluarga besar Tzu Chi Indonesia serta menjadi langkah awal dan gerbang awal bagi relawan baru di dunia Tzu Chi.
Bersih dan Sehat Itu Dimulai dari Kita dan Untuk Semua

Bersih dan Sehat Itu Dimulai dari Kita dan Untuk Semua

24 Januari 2024

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih menjadi perhatian relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas. Seperti yang dilakukan relawan di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 3 yang memberi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi di SMP Eka Tjipta Perdana Estate.

Baksos Kesehatan Tzu Chi untuk Warga Desa Takari, NTT

Baksos Kesehatan Tzu Chi untuk Warga Desa Takari, NTT

15 April 2021

Tim Medis Tzu Chi Memberikan pelayanan pengobatan untuk warga korban banjir bandang di Takari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 14 April 2021.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -