Makna Bulan Tujuh Yang Sesungguhnya

Jurnalis : Jia Hui (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andrew, Mutiara Priscillia, Roger (Tzu Chi Batam)
Prosesi persembahan yang khidmat membuka Perayaan Bulan 7 Penuh Berkah.

Bulan Tujuh penanggalan lunar sering dianggap sebagai bulan hantu oleh umat Buddha pada umumnya. Masyarakat umumnya membakar kertas sembahyang dan memberikan berbagai sesajen makanan yang berasal dari makhluk hidup untuk menyembah leluhur dalam upacara Ulambana (Pu Du). Padahal dalam ajaran agama Buddha yang sesungguhnya, bulan tujuh merupakan bulan sukacita, bulan berbakti kepada orang tua, dan bulan bersyukur, maka disebut dengan bulan penuh berkah.

Dengan ini, Tzu Chi Batam setiap tahun mengadakan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah. Dalam acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada Minggu, 20 Agustus 2023, insan Tzu Chi Batam mensosialisasikan agar masyarakat menyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk hidup dengan hidup bervegetaris, mengimbau orang-orang untuk tidak membakar kertas sembahyang dan berbakti kepada orang tua.

Memaknai Vegetarian di Bulan Tujuh
Sebelum acara dimulai, peserta diundang datang lebih awal untuk makan siang bersama dengan suguhan masakan vegetarian yang dihidangkan dalam bentuk buffet dan mengunggah selera. Acara kemudian dimulai dengan lantunan Gatha pendupaan dan prosesi persembahan dilanjutkan dengan menyaksikan tayangan Ceramah Master Cheng Yen.

Mensosialisasikan vegetarian, tim konsumsi menyuguhkan bervariasi masakan vegetarian dalam bentuk buffet.

Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen mengatakan, “Pu” yang artinya melingkupi semua ruang di alam semesta dan “Du” artinya menyelamatkan makhluk yang menderita. Semua makhluk memiliki alamnya sendiri, kita harus melapangkan dada, membebaskan penderitaan, menjaga dan melindungi mereka agar tidak dirusak. Jika ada saudara yang meninggal, lalu kita memberikan sesajen dan menyembahkan makanan bermakhluk hidup, hanya akan menambah karma buruk bagi mereka. Makna sesungguhnya dari Ulambana adalah upaya membebaskan semua makhluk yang menderita, salah satunya dengan bervegetaris.

Acara Bulan Tujuh Penuh Berkah ini dihadiri oleh 390 orang, di antaranya 208 tamu undangan dari berbagai kalangan dan usia, salah satunya Watini yang datang menggunakan kursi roda bersama Mbak yang menemaninya. Sungguh merupakan suatu jalinan jodoh, Watini mengenal Tzu Chi dari relawan yang sering berkunjung ke warung vegetarian miliknya. Di umurnya yang ke 78 tahun, selain memasak di warungnya, ia juga aktif menjadi relawan pelestarian lingkungan di posko daur ulang Tzu Chi selama 4 tahun terakhir.

Sosialisasi vegetarian dengan format talkshow menghadirkan tiga narasumber.

Watini sendiri sudah berikrar untuk menjalani hidup vegetaris sejak tahun 2004. “Setelah bervegetarian, saya mengganti usaha saya menjadi vegetarian dan tidak menjual masakan daging. Selain itu, menyembah leluhur pun diganti dengan buah dan vegetarian. Begitu juga persembahan yang disajikan kepada almarhum suami saya yang baru meninggal dunia beberapa waktu lalu” jelasnya.

Setelah menerapkan pola hidup bervegetaris, banyak dampak yang dirasakan pada hidupnya. “Saya yang dulunya sering sakit-sakitan dan kurus, setelah bervegetarian menjadi agak berisi dan jarang sakit-sakit”, katanya. Hingga kini, dua anak Watini juga mengikuti jejaknya, bertekad untuk menerapkan pola hidup vegetaris.

Berbakti kepada Orang Tua
Pada kesempatan kali ini, insan Tzu Chi juga mementaskan Sutra Bakti Seorang Anak bagian penutup untuk kembali mengingatkan makna bulan tujuh penuh berkah selain membebaskan penderitaan hidup makhluk lain dengan cara bevegetarian, juga dengan berbakti kepada orang tua. Pementasan sutra yang mengisahkan penyesalan seorang anak sontak membuat banyak penonton meneteskan air mata.

Pementasan bagian akhir SBSA menyentuh hati banyak peserta hingga meneteskan air mata.

Pementasan Sutra Bakti ini seolah mengingatkan saat memiliki orang tua, kita sering mengacuhkan dan melupakan pengorbanan atau kasih sayang mereka. Di saat kita kehilangan, baru menyadari seberapa penting dan besar pengorbanan yang telah mereka berikan dalam merawat dan membesarkan kita tanpa mengharapkan imbalan.

Di akhir drama, layar kembali memutarkan rekaman sharing insan Tzu Chi. Dalam rekaman tersebut, salah satu relawan Wanti Canarie menceritakan makna orang tua baginya, orang tua yang menjadi rumah, yang selalu memberikan kasih sayang tanpa batas dan menerimanya. “Ketika saya sedang merasa terpuruk atau merasa dunia ini tidak adil, saya selalu meminta dukungan ke mama saya, saya selalu minta dipeluk mama saya, dalam pelukannya saya bisa merasakan kasih sayang yang sangat besar” tuturnya.

Wanti baru saja kehilangan ibunya akhir tahun 2022 lalu akibat penyakit komplikasi. Ia memberanikan diri merekam sharing-nya untuk ditayangkan guna mengingatkan kita memanfaatkan waktu yang ada untuk berbakti kepada orang tua. “Kita sebagai manusia terkadang lupa kalau semua yang ada di dunia ini tidaklah kekal, jadi kita harus berpacu dengan waktu dan memanfaatkan waktu yang ada sebelum semuanya terlambat” katanya.

Wanti Canarie (kanan pertama) berharap setiap anak tidak menyia-nyiakan kesempatan berbakti kepada orang tua.

Salah satu penyesalan yang Wanti alami adalah tidak dapat memenuhi keinginan ibunya untuk memeluk sang Ibu karena takut ia kesakitan. “Padahal saya tahu seberapa pentingnya sebuah pelukan saat kita merasa sedang terpuruk. Siapa sangka kalau itu adalah kesempatan terakhir saya untuk memeluk mama saya. Satu minggu setelah mama saya meminta saya memeluknya, mama saya meninggalkan saya untuk selamanya.” kesannya.

Di akhir video, ia berharap agar orang-orang yang lebih beruntung darinya untuk memanfaatkan waktu mengungkapkan rasa cinta, rasa sayang, dan rasa syukur kepada orang tua dan tidak menyia-nyiakan waktu sepertinya. Usai menyaksikan pementasan Sutra Bakti Seorang Anak dan video rekaman, suasana haru semakin mengisi ruangan.

Bulan tujuh dikenal bulan berbakti karena pada akhir masa Vassa, murid Sang Buddha yang bernama Maha Monggalana ingin menolong ibunya dan makhluk di alam menderita setelah meninggal dunia melalui pelimpahan jasa. Berkat kebajikan, moralitas dan pembinaan diri dari orang Suci, Maha Moggalana berhasil menolong Ibundanya, maka bulan tujuh adalah bulan berbakti dan berterima kasih.

Demikian juga yang dilakukan Wanti untuk berbakti kepada ibunya yang sudah meninggal dunia. Ia mulai bervegetaris hingga sekarang, mengikuti kegiatan Tzu Chi agar bisa menambah karma baik, berdana dan melimpahkan karma baik ke ibunya.

Doa bersama dipanjatkan agar segenap makhluk dapat terbebas dari penderitaan dan memperoleh sukacita.

Di penghujung acara, peserta dipandu maju ke depan altar untuk berdoa. Pertama kali menjadi PIC pengisi acara bulan Tujuh Penuh Berkah, Tang Ati Sumarno berbagi, “Setiap kali ada kesempatan kita selalu  menyampaikan, menyampaikan ajaran Buddha yang sebenarnya bahwa bulan tujuh ini sebenarnya bukan bulan hantu, melainkan bulan berkah, bulan berbakti kepada orang tua. Upacara Ulambana sebenarnya sangat simple, secara Buddhis hanya berdoa, tidak menyembah terlalu banyak barang dan membakar kertas, kita mau menunjukkan ke masyarakat ajaran kebenaran.” Kesannya.

Dalam ceramah Master Cheng Yen selalu mengingatkan insan Tzu Chi bahwa bulan Tujuh adalah bulan penuh sukacita dan rasa syukur. Kita harus bersyukur, berbuat kebajikan, bersumbangsih dan berbakti kepada orang tua. Mengembangkan cinta kasih kepada makhluk lain dan menyelamatkan bumi dengan pola hidup bervegetaris. Inilah pandangan benar tentang bulan Tujuh yang sesungguhnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bulan 7: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan

Bulan 7: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan

20 Agustus 2019

Dalam memperingati Bulan 7 Penuh Berkah, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukannya dengan berdoa dengan tulus dan  khidmat. Mereka memanjatkan doa Sutra Lotus untuk seluruh makhluk hidup.

Tidak Menyakiti Makhluk Hidup

Tidak Menyakiti Makhluk Hidup

18 Agustus 2014

Untuk mengubah padangan yang keliru tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi terus memberikan pemahaman kepada semua orang untuk memiliki pandangan benar mengenai arti bulan tujuh ini. Salah satunya pada acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada hari Minggu, 17 Agustus 2014. Pada acara ini relawan Tzu Chi mensosialisasikan bahwa persembahan terbaik bukanlah dengan persembahan makanan dari hewan dan membakar uang kertas, namun dengan bervegetarian setulus hati. 

Memaknai Bulan 7 Penuh Berkah dengan Bervegetarian

Memaknai Bulan 7 Penuh Berkah dengan Bervegetarian

26 Agustus 2020

Minggu, 23 Agustus 2020, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Bulan 7 Penuh Berkah. Sebanyak 29 relawan yang berpartisipasi pada kegiatan ini.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -