Suasana semakin menyentuh hati ketika video Murid Idaman Master diputar. Diiringi lantunan lagu Janji Bakti, para relawan berlutut dalam keharuan dan rasa syukur mendalam.
Minggu, 20 April 2025 menjadi hari yang istimewa bagi insan Tzu Chi Pekanbaru. Bertempat di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, sebanyak 177 relawan berkumpul dalam acara syukuran memperingati tiga momentum penting: hari lahir Master Cheng Yen, hari berdirinya Tzu Chi, serta hari ulang tahun ke-18 Tzu Chi Pekanbaru. Sebagaimana diketahui, ulang tahun Master Cheng Yen dan berdirinya Tzu Chi adalah di tanggal 24 bulan 3 lunar yang jatuh di hari Senin, 21 April 2025. Sedangkan hari berdirinya Tzu Chi Pekanbaru adalah di tanggal 13 April 2007.
Dengan mengusung tema “Melangkah Mantap dan Mewariskan Semangat Tzu Chi”, acara dimulai dengan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, diiringi lantunan lagu Mars Tzu Chi dan pembacaan sepuluh sila. Suasana khidmat terasa sejak awal.
Relawan juga bersama-sama menyimak ceramah Master Cheng Yen yang bertajuk “Mewariskan Semangat Tzu Chi dan Meneruskan Jalinan Jodoh Baik”. Dalam ceramah itu, ada sharing seorang relawan Tzu Chi Taiwan yang mengungkapkan bahwa Master Cheng Yen telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaannya, ia sangat bersyukur dan mau mengikuti Master Cheng Yen dari kehidupan ke kehidupan dengan harus makin tekun dan bersemangat melatih diri dan menjalin jodoh baik secara luas.
Ketua Heqi Pekanbaru, Mulyady Salim, berbagi kesan tentang ceramah Master yang disaksikan bersama-sama. Dalam menjalankan Tzu Chi tidak pernah sebersit niatpun baginya untuk mundur dari Tzu Chi.
Ketua He Qi Pekanbaru, Mulyady Salim berbagi kesan tentang ceramah Master Cheng Yen yang baru disaksikan bersama-sama. Dalam menjalankan Tzu Chi tidak pernah sebersit niatpun baginya untuk mundur dari Tzu Chi walaupun kadang menjumpai kondisi yang tidak sesuai dengan harapan karena ia sadar bahwa di Tzu Chi adalah ladang pelatihan diri. “Saya tidak pernah pikir untuk mundur dari Tzu Chi, di Tzu Chi kita berbuat baik, menciptakan berkah dan juga melatih diri.”
Momen penuh keindahan pun hadir saat para relawan membawakan gerakan lagu Jejak Langkah Welas Asih. Dengan penuh penghayatan, mereka mengekspresikan tekad untuk mengikuti jejak welas asih Master Cheng Yen agar hidup menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama.
Suasana semakin menyentuh hati ketika video Murid Idaman Master diputar. Diiringi lantunan lagu Janji Bakti, para relawan berlutut dalam keharuan dan rasa syukur mendalam. Rina marlina sangat terharu saat melantunkan lagu janji bakti, ia bertekad untuk terus mengikuti langkah Master Cheng Yen selamanya. “Saya memang bertekad, semoga mengikuti Master Cheng Yen dari kehidupan ke kehidupan, selagi kita diberi kesehatan, apa yang bisa kita kerjakan, kita lakukan untuk semua makhluk, kita akan berusaha”.
Biji-biji saga yang ditemukan dalam permainan ditempelkan bagian love di foto karikatur Master Cheng Yen, melambangkan cinta dan kerinduan tulus para murid kepada sang Guru.
Foto karikatur Master Cheng Yen yang dibagian Love bertulisan Shang Ren sudah dipenuhi oleh biji saga.
Acara berlanjut dengan permainan interaktif “Mencari Mutiara di dalam Botol.” Yang mana setiap relawan diberikan kisi-kisi untuk menemukan botol-botol yang sudah terlebih dahulu disembunyikan oleh panitia. Ketika peserta menemukan botol, di dalam botol ada biji-biji saga dan pertanyaan tentang Tzu Chi. Biji-biji saga tersebut kemudian ditempelkan di foto karikatur Master Cheng Yen di bagian Love yang bertuliskan Shang Ren, melambangkan cinta dan kerinduan tulus para murid kepada sang Guru. Linda, yang merupakan salah seorang panitia yang bertanya kepada para peserta tentang Tzu Chi sangat terhibur ketika para peserta bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. “Setiap pertanyaan yang mereka bisa jawab, kita yang jadi panitia senang,” ungkapnya.
Melalui acara ini, Linda berharap semoga semakin banyak relawan yang bergabung dan bertekad selamanya mengikuti Master Cheng Yen. “Harapan saya semoga Tzu Chi Pekanbaru semakin maju, dan banyak relawan yang berkomitmen. Tekad saya semoga selamanya mengikuti Master Cheng Yen.”
Prosesi pemotongan tumpeng oleh Ketua Tzu Chi Pekanbaru, John Andrew.
Para pengurus dan benih pertama Tzu Chi Pekanbaru berbagi tumpeng sebagai ungkapan saling bersyukur.
Setelah permainan, seluruh peserta memanjatkan doa bersama, dilanjutkan dengan prosesi pemotongan tumpeng oleh Ketua Tzu Chi Pekanbaru, John Andrew. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa syukur dan harapan agar semangat kebersamaan dan pengabdian terus hidup dalam setiap insan Tzu Chi. “Sangat bersyukur adanya shixiong shijie semua, sehingga memungkinkan Tzu Chi Pekanbaru ada hari ini dan terus berkembang, berharap kita semua sama-sama jiayo (bersemangat), kita bersumbangsih terus, melatih diri terus sehingga kita menjadi insan Tzu Chi idaman Master Cheng Yen,” ujarnya.
Di akhir, diadakan foto bersama dari benih pertama dan setahap demi setahap bertambah dari tahun ke tahun, terlihat dari satu benih pertama, Lie Mei Kiaw dan terus bertambah hingga saat ini. Ketika melihat relawan yang terus bertambah dari tahun ke tahun, membuat Lina Lecin terharu dan bertekad untuk lebih giat lagi di Tzu Chi.
Lina Lecin bertekad lebih giat lagi berkegiatan Tzu Chi.
Para relawan juga berdonasi untuk membantu saudara-saudara kita di Myanmar yang baru-baru ini dilanda bencana gempa bumi.
“Ketika melihat penyusunan relawan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, ibarat dari satu benih tumbuh menjadi puluhan, ratusan, dan terus bertambah, Tzu Chi Pekanbaru sudah semakin besar, jadi kita merasa tertantang untuk lebih giat berkegiatan Tzu Chi,” tutur Lina.
Sebagai wujud kepedulian, para relawan juga berdonasi untuk membantu saudara-saudara kita di Myanmar yang baru-baru ini dilanda bencana gempa bumi. Tindakan ini menjadi penutup yang penuh makna bagi acara yang sarat akan nilai kemanusiaan dan spiritualitas.
Editor: Khusnul Khotimah