Melestarikan Lingkungan, Menyucikan Batin

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)

Eric Velly Salim, Koordinator Pelestarian Lingkungan Sunter, dan Linawati Heng, Ketua Xie Li Sunter sedang memilah isi kardus sumbangan warga.

Apa yang terbesit ketika mendengar kata pelestarian lingkungan? Gerakan praktik nyata manusia dalam upaya untuk menyelamatkan lingkungan, bertujuan melindungi lingkungan dari dampak aktivitas manusia.

Semangat menggaungkan lebih luas gerakan peduli lingkungan ini, perlu dimulai dari di setiap wilayah tempat tinggal manusia. Inilah yang mendasari setiap bulan di pekan ke-3 nya, insan Tzu Chi komunitas Sunter terus mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan di Taman Kantor RW. 04 Sunter Metro. Menyampaikan pendidikan dari slogannya yang berbunyi, merubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih. Cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari dunia.

Tak hanya demi mengurangi sampah yang pada akhirnya menumpuk di Bantar Gebang yang dapat mencemari lingkungan, melalui pemilahan barang daur ulang para peserta dapat menyadari pentingnya mengolah kembali barang-barang tersebut menjadi hal yang lebih berdaya guna. Inilah yang dirasakan Eric Velly Salim, koordinator kegiatan pelestarian lingkungan ini,

“Sejak pertama kali melakukan pelestarian lingkungan hingga kini, saya mendapatkan pelajaran hidup yang terbawa dalam keseharian. Pola hidup menjadi lebih tahu untuk menghargai sebuah barang, tidak main asal dibuang. Yang dapat diolah kembali, maka akan dikumpulkan atau dapat digunakan menjadi wadah lainnya yang lebih berguna. Tak hanya itu, dengan mengumpulkan dan menyumbangkan barang-barang yang sudah dipilah maka secara otomatis kita telah melakukan perbuatan baik yang bertujuan sosial dan berlandaskan cinta kasih,” ujar Eric.

Asdi dan Agus (ke kanan) membantu mengangkut barang-barang daur ulang menuju ke mobil box.

Jauh hari sebelumnya, informasi kegiatan pelestarian lingkungan dilakukan dengan menyebarkan flayer maupun mengajak kenalan.

Minggu, 19 Februari 2023 dengan bernaung di bawah tenda, 14 relawan dengan semangat dan rasa syukur mengerjakan satu per satu barang hasil sumbangan warga Sunter maupun dari relawan itu sendiri. “Senang bisa ikut membantu,” ujar Asdi.

Asdi telah menjadi bagian yang penting selain rutin bersumbangsih membantu pemilahan, mengangkat juga membawa barang-barang yang telah di pilah ke depo. Tak hanya sendirian mengarap ladang berkah, ia mengajak pula temannya, Agus. Bagi Agus, perbuatan baik ini meringankan beban bumi.

Benita dan Noviana (ke kanan) yang bertugas di bagian pemilahan kertas, kardus dan kemasan plastik bahan keras dan berwarna.

Benita, warga Sunter,  pertama kali mengikuti pemilahan barang daur ulang. Mematahkan pendapat bahwa sampah identik sesuatu yang kotor, bau, tidak boleh didekati tidaklah semengerikan begitu. Dengan berbekal kedua sarung tangan, masker, mampu mengubah sampah tersebut dengan kedua tangan yang pada akhirnya dapat meringankan beban bumi sekaligus menolong orang menambah rasa syukur dan kebahagiaan baginya.

“Senang dapat membantu. Kegiatan ini bisa mendorong kita untuk lebih memperhatikan lingkungan di kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, mengurangi sampah yang dibuang, mendaur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat, dan lainnya,” ujarnya.

Sebanyak 14 relawan Tzu Chi sedang memilah barang daur ulang di Taman Kantor RW.04, Sunter Metro.

“Saat kita berada dekat dengan sampah. Kita akan mampu melihat dengan jelas sampah tersebut. Sama halnya dengan sampah batin kita, yang perlu kita refleksi kedalam diri. Seberapa banyak tumpukannya noda batin dalam diri, apakah sudah berkurang ataupun bertambah. Pemilahan barang daur ulang, dapat membuat kita lebih mengerti bahwa sama seperti sampah batin kita yang perlu dipilah, dan dirubah menjadi nutrisi batin. Pada akhirnya, yang tersisa adalah sesuatu yang bernilai dan bermanfaat baik keluar buat menolong orang, menyelamatkan bumi juga baik kedalam diri membersihkan kekotoran batin,” ujar Rosy V. Salim.

Kebersamaan dengan para relawan yang didokumentasikan dalam foto.

Kegiatan pelestarian lingkungan ini berlangsung sejak pukul 8.30 pagi hingga 11.30 siang. Meskipun tenaga terkuras tetapi hati sukacita, para relawan juga dapat saling berinteraksi dengan warga. Tak ketinggalan terdapat pula makanan ringan untuk mengisi tenaga mereka.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Pelestarian Lingkungan, salah satu Ladang Cinta Kasih

Pelestarian Lingkungan, salah satu Ladang Cinta Kasih

25 November 2019

Pelestarian Lingkungan di Sekolah Surya Dharma Kebayoran Lama selalu rutin dilakukan oleh relawan Tzu Chi Xie Lie Selatan (He Qi Pusat) setiap bulan pada minggu ketiga. Para relawan bersatu hati memilah sampah sebagai wujud mencintai bumi dan mencintai sesama. Tidak menganggap sampah sebagai barang kotor namun menganggap sebagai salah satu wujud cinta kasih.

Bertambahnya Depo Daur Ulang Tzu Chi di Jakarta

Bertambahnya Depo Daur Ulang Tzu Chi di Jakarta

11 Desember 2017
Wajah bahagia usai menarik kain selubung merah yang menutup papan nama depo, terlihat di wajah relawan. Nama Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Center, PIK, terbaca dengan jelas setelah selubung merah itu jatuh. Tepuk tangan lalu bergemuruh terdengar dari relawan Tzu Chi yang hadir dalam peresmian Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Center, PIK.
Masakan Sehat dan Bergizi

Masakan Sehat dan Bergizi

21 Oktober 2014 Tepatnya Sabtu, 18 Oktober 2014, berlokasi di Apartemen Teluk Intan, Jakarta Utara, diadakannya demo masak vegetarian. Demo masak ini berkaitan dengan misi pelestarian lingkungan.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -