Melindungi Bumi dengan Bervegetarian

Jurnalis : Wismina (Tzu Chi pekanbaru), Fotografer : Relawan Tzu Chi Pekanbaru
 
 

foto
Relawan dengan ramah memberikan penjelasan mengenai pola hidup vegetarian kepada setiap tamu yang hadir.

Pada tanggal 27 Agustus sampai dengan 29 Agustus,  selama tiga hari berturut-turut, para Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru menjalin jodoh baik dengan masyarakat melalui acara makan siang vegetarian bersama. Masakan yang dipersiapkan oleh relawan sebagian telah dimasak di rumah mereka masing-masing karena keterbatasan tempat dan ada sebagian lagi di masak di rumah Tzu Chi.

 

Karena tujuan dari acara ini adalah untuk menyosialisasikan vegetarian, para relawan pun sangat aktif mengajak rekan kerja, saudara dan keluarga untuk ikut mencicipi aneka masakan vegetarian. Ada yang makannya langsung ke rumah Tzu Chi,  ada juga yang diantar ke tempat ataupun dibawa pulang, seperti mereka yang kerja kantoran dimana tidak memungkinkan untuk bisa langsung makan di rumah Tzu Chi, maka  ada sebagian relawan dengan  semangat mengajak rekan kerja dan meminta para rekan kerja mempersiapkan kotak makannya sendiri, sehingga kotak makan mereka masing-masing, nantinya akan diisi makanan vegetarian.

Setelah siap diisi maka relawan ini akan menjemput kotak makanan yang sudah terisi dan dibagikan kepada rekan-rekan kerjanya. Selain  kotak makanan tersebut diisi dengan makanan untuk santapan mulut dan perut, maka pada tutup kotak makanan tersebut ditempel Kata Perenungan Master sebagai santapan batin.

Relawan juga tidak melewatkan kesempatan untuk menyosialisasikan kepada para tamu yang datang tentang manfaat bervegetarian dan juga menghimpun kebajikan lewat Kartu Vegetarian dan Praktik Amal Kebajikan. Seruan ini cukup direspon dengan baik oleh berbagai orang, misalnya Yonvi Shixiong dan rekan kerja lainnya yang sebagian adalah muslim. Mereka merasa terharu saat mendapat penjelasan dari Lina shijie mengenai kartu vegetarian ini. “Kekuatan kebajikan dari satu dua orang saja tidaklah cukup, jika shixiong bisa meneruskan info baik ini ke lebih banyak orang, maka akan semakin banyak orang berbuat kebajikan  sehingga dunia akan terbebas dari bencana” Lina shijie menjelaskan.

Acara Vegetarian ini juga mendapat respon yang positif dari Junaedi, yang selama tiga hari ikut berpartisipasi merasa dengan adanya acara ini memudahkan baginya untuk bervegetarian.Selain itu,  Atian yang selama dua hari datang ke rumah Tzu Chi, merasa kedatangannya ke sini merupakan langkah yang tepat. “Dengan makan vegetarian, urat-urat terasa lebih plong, lain halnya kalo saat makan daging. Terasa tegang, “ujar Atian. Ternyata Atian dalam keseharian juga lebih banyak memakan makanan vegetarian dibandingkan non vege.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan penuh sukacita dan kesungguhan hati, relawan menyiapkan masakan vegetarian untuk para tamu (kiri).
  • Selain mengajarkan pola hidup vegetarian, relawan juga mengimbau kepada para tamu untuk membawa kotak bekal sendiri (kanan).

Herman yang merupakan salah satu donatur Tzu Chi juga selama 3 hari berturut-turut datang menjemput makanan vegetarian ke rumah Tzu Chi. “Biasanya saya vegetarian pada saat Cue It dan Cap Go (hari ke-1 dan ke-15 menurut penanggalan lunar-red). Lewat acara vegetarian di Tzu Chi, saya merasa vegetarian ini tidaklah susah dan kedepannya akan belajar untuk mengurangi konsumsi daging. Acara Vegetarian ini sangat luar biasa, karena Tzu Chi bisa memberikan orang makan vegetarian sehingga orang-orang jadi bisa belajar untuk bervegetarian”.  Seruan bervegetarian ini juga direspon oleh anak-anak, seperti Vincent , salah satu anak kelas budi pekerti Xiao Tai Yang. Siang itu (Selasa-red),Vincent datang bersama mamanya ke rumah Tzu Chi, dimana sebelumnya pada acara Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah, Vincent yangjuga ikut mengambil kartu vegetarian dan praktik amal kebajikan, ketika ditanya oleh relawan, ”Vincent mau vegetarian selama sebulan atau tiga bulan?” dengan tanpa berpikir panjang Vincent menjawab “ tiga bulan”.

Cerianya di dapur Rumah Tzu Chi.
Acara makan vegetarian ini, tentunya yang memegang peranan sentral adalah para Bodhisatwa  konsumsi. Dengan sepenuh hati dan suka cita, para Bodhisatwa konsumsi mempersiapkan aneka  menu masakan vegetarian yang menarik dan yummy(lezat-red). Semua tidak lain tidak bukan untuk menarik lebih banyak orang untuk bervegetarian. Disela-sela kesibukan mempersiapkan makanan,  tawa kegembiraan dan keceriaan menghidupkan suasana Dapur Rumah Tzu Chi. Terdengar juga kata-kata Perenungan Master yang diucapkan oleh relawan konsumsi,  “Suka Rela melakukan, Bersuka cita menerima hasil” .Semua bersatu hati, bersuka cita mewujudkan kegiatan ini.

Kegiatan kali ini sangat berjodoh dengan angka 3. Angka 3 dalam bahasa mandarin jika dilafalkan bunyinya mirip dengan kata “SHAN”(Bajik-red), yakni :
1.kegiatan berlangsung selama 3(tiga) hari
2.Sebanyak  83 lembar kartu Vegetarian+Praktik Amal Kebajikan yang disosialisasikan dan dibagi ke tamu yang bersedia merespon untuk bervegetarian dan melakukan kebajikan.
3.Menjalin jodoh baik melalui +/- 1.133 porsi makanan . 1.133 ini jika dilafalkan  dalam mandarin maka bunyinya kedengarannya  “ Yi Yi Shan Shan”, yang jika diartikan bisa menjadi “ setiap satu berbuat bajik” dan merujuk ke Kata Perenungan Master, ”Satu orang berbuat Kebajikan, dan Setiap orang berbuat kebajikan maka akan tercipta keberkahan di dunia.” 

“Tzu Chi mengajak Anda untuk merespon seruan bervegetarian dan menghimpun kebajikan demi melindungi Bumi dan Kehidupan”

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana NTT dari Tzu Chi Surabaya

Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana NTT dari Tzu Chi Surabaya

13 April 2021

Tzu Chi Surabaya berkoordinasi dengan pihak TNI AL terkait dengan penyaluran bantuan melalui jalur laut dengan KRI Semarang-594 yang sebelumnya menampung bantuan dari Tzu Chi di Jakarta melalui Pelabuhan Tanjung Priuk. Sabtu lalu (10/4/2021) telah tiba di Dermaga Madura, Mako Koarmada II, Ujung Semampir Surabaya.

Damai di Bumi Damai di Hati

Damai di Bumi Damai di Hati

24 Desember 2012 Kisahnya sederhana,  menceritakan seorang anak yang menganggap Hari Natal adalah sesuatu yang biasa, tidak ada yang istimewa pada hari itu.  Orang tua, saudara dan teman-temannya semua mengingatkan.
Cinta Kasih Menghapus Derita

Cinta Kasih Menghapus Derita

17 September 2018

Kejadian kurang menyenangkan menimpa keluarga Acek Apheng ketika sepupu dari istrinya dari Kota Medan datang ke rumahnya di Karang Sari, Kabupaten Simalungun, 8 September 2018. Di sore yang cerah itu, sekitar pukul 15.00 WIB, tak ada angin kencang, tak ada hujan lebat, pohon di samping rumah acek rubuh menimpa rumahnya. 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -