Memaknai Kebaikan dari Peringatan Waisak

Jurnalis : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Arya (Tzu Chi Palembang)


Para peserta Waisak Tzu Chi Palembang melantunkan Gatha “Cheng Xin Qi San Yuan" Dengan Ketulusan Memanjatkan Tiga Ikrar.

Setiap tahunnya pada bulan Mei, seluruh insan Tzu Chi didunia memperingati Tiga Hari Besar yakni Hari Waisak sebagai hari untuk merenungkan dan menghayati kembali perjuangan hidup Sang Buddha dalam menyebarkan Dharma di dunia ini. Kemudian Hari Ibu Internasional sebagai wujud syukur kepada kedua orang tua yang dengan tulus dan cinta kasihnya mendidik serta menanamkan nilai-nilai moral yang baik dalam menjalankan kehidupan. Serta Hari Tzu Chi Sedunia yaitu untuk memperingati berdirinya Tzu Chi yang sampai saat ini terus menjalankan misi kemanusiaan.

Pada Kamis, 17 Mei 2018 Tzu Chi Palembang mengadakan peringatan Tiga Hari Besar yang bertempat di kantor Tzu Chi Palembang, Komplek Ilir Barat Permai, Jl. Radial Blok D1 No 19 - 20, 24 Ilir Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan. “Awalnya target kita ada 50 peserta yang akan menghadiri acara ini, namun diluar dugaan ternyata peserta yang hadir mencapai 155 orang dan relawan sebanyak 22 orang. Hal ini diluar ekspetasi sehingga kedepannya pun ini kita harus menyediakan tempat yang lebih luas agar bisa menampung masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan Tiga Hari Besar ini,” ungkap Septepani, Koordinator Peringatan Waisak Tzu Chi Palembang.


Tedi Kasim, salah satu warga Kota Palembang mengangkat pelita saat berdoa dalam kegiatan Waisak di Tzu Chi Palembang.


Relawan, pemuda, dan masyarakat Kota Palembang bersama-sama melakukan prosesi pemandian rupang Buddha dalam rangkaian kegiatan Tiga Hari Besar di Tzu Chi Palembang.

Acara berlangsung dari pukul 19.00-20.00 WIB dimana para relawan telah bersiap mempersembahkan Pelita sebagai penghormatan kepada Buddha dan mengingatkan kita pada pancaran sinar kebijaksanaan yang menghalau kegelapan dan ketidaktahuan didalam diri manusia, Kemudian Air yang melambangkan kesucian, kemurnian, dan ketenangan untuk mendorong kita dalam melatih tindakan, ucapan, serta pikiran untuk mendapat kebijaksanaa. Dan Bunga yang mengingatkan kita akan ketidakkekalan semua benda termasuk hidup kita sehingga membuat kita menghargai setiap momen dalam hidup kita dan tidak terikat padanya.

Para peserta pun mengikuti prosesi ini dengan penuh khimat dan tenang seperti yang disampaikan oleh Tedi Kasim. “Pada kesempatan baik ini kita bisa ikut dalam pemandian rupang Buddha, yang saya liat antusias masyarakat juga luar biasa. Kita juga belajar untuk menyadarkan diri dalam berbuat kebaikan seperti Buddha Sakyamuni yang bersabda dalam Dhamma Pada 183: “Selagi kita sehat marilah kita berbuat kebajikan, jauhilah sikap tercela, dan sucikanlah hati dan pikiran itulah ajaran para Buddha,” ungkapnya setelah kegiatan Waisak. Tedi Kasim juga menambahkan berbuat kebaikan juga harus terus dilakukan seperti Tzu Chi yang begitu luas perkembangannya dan selalu menolong umat manusia tanpa memandang agama, suku dan ras.


Menjadi MC Waisak merupakan pengalaman baru bagi salah satu relawan Tzu Chi Palembang, Dewi (kiri). Ia pun sangat bersyukur atas kesempatan baik yang diberikan kepadanya dalam kesempatan ini.

Setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda-beda tergantung pada diri sendiri yang ingin terus belajar dan menggali potensi. Hal ini terlihat dari Dewi, salah satu relawan Tzu Chi Palembang yang baru pertama menjadi MC dalam acara Waisak ini. “Saya sangat bersyukur dan bahagia karena mendapatkan kesempatan untuk menjadi MC dalam acara ini yang menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi saya. Hal yang paling membuat bahagia karena dapat melihat para peserta mengikuti prosesi dengan khidmat  terutama pada saat melantunkan gatha pujian sambil menyalakan pelita,” tutur Dewi setelah kegiatan selesai.

Semoga dengan adanya Buddha Dhamma dapat menjadi pedoman dan kompas bagi kehidupan kita, sehingga menjadi manusia berhati bijak dan berbuat baik dimanapun kita berada. Seperti yang tertuang dalam salah satu Kata Perenungan Master Chen Yen: "Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari baik.”

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -