Memperkokoh Cinta Kasih dan Kebersamaan

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoDokter dan relawan Tzu Chi dengan teliti dan penuh perhatian melayani para peserta baksos kesehatan. .

 

Penderitaan akan sebuah penyakit bisa dirasakan oleh siapa saja dan kapan saja. Namun, ironisnya terkadang penderitaan tersebut menghampiri masyarakat kurang mampu yang kesulitan untuk melakukan pengobatan.

Maka dari itu dalam upaya mengurangi penderitaan mereka, Yayasan Buddha Tzu Chi kantor perwakilan Bandung bekerjasama dengan Pusdikpassus Kopassus (Pusat Pendidikan Pasukan Khusus Komando Pasukan Khusus) mengadakan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan umum dan gigi secara gratis, dalam rangka menyambut HUT ke-59 Kopassus.Kegiatan ini berlangsung di Kp. Cijanggel, Desa Kertawangi, Kec. Cisarua, Kab. Bandung, dan berhasil menangani 734 pasien.

Terselenggaranya kegiatan ini merupakan wujud dari kesetiakawanan sosial antara Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Kopassus dalam menyejahterakan masyarakat yang kurang beruntung. Di samping itu, kegiatan bakti sosial ini merupakan alat untuk memperkokoh cinta kasih dan kebersamaan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Kopassus dalam mempererat tali silaturahmi.

“Jadi dari kami (Kopassus-red), kami sangat senang bisa bekerjasama dengan pihak Buddha Tzu Chi. Karena dengan ini kami juga bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat, sehingga masyarakat juga merasa ada perhatian dari pihak kita, dan ini menurut saya hal yang sangat luar biasa,” ujar Letkol Inf. Rafael Granada Baay selaku ketua panitia dari Kopassus.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Bandung bahu-membahu membantu menuntun pasien menuju tempat pengobatan dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi di Kp. Cijanggel, Desa Kertawangi, Kec. Cisarua, Kabupaten Bandung. (kiri)
  • Para relawan menghibur pasien yang sedang menunggu giliran pengobatan dengan mempersembahkan isyarat tangan ”Satu Keluarga”. (kanan)

Kehangatan kasih para insan Tzu Chi begitu terasa pada kegiatan bakti sosial ini, dimana para relawan selalu berinteraksi dan mendampingi para pasien dalam melakukan pengobatan. Selain itu, para relawan pun senantiasa melayani para pasien dengan memberikan pijatan. Sedangkan para relawan medis senantiasa mengobati seluruh pasien dengan penuh kesabaran.

Tujuan dari kegiatan bakti sosial ini adalah untuk memberikan pelayanan dan penyuluhan tentang kesehatan  kepada masyarakat yang kurang mampu, serta mencari pasien kasus. “Sebetulnya tujuannya tidak jauh berbeda dari kegiatan baksos sebelumnya. Namun dalam baksos kali ini, kami juga mencari barangkali ada kasus yaitu katarak, hernia, maupun bibir sumbing,” ungkap relawan Tzu Chi Bandung, Ruchiyat Kurniadi.

Ruchiyat menambahkan, “Masyarakat di sini memang banyak juga yang kurang mampu dan banyak juga yang kurang tersentuh dalam hal kesehatan. Harapannya mereka lebih memperhatikan juga kesehatan, sekalian juga memberikan pelajaran-pelajaran tentang kesehatan dan kebersihan.”

foto  foto

Keterangan :

  • ada baksos pelayanan kesehatan Tzu Chi di Kampung Cijanggel, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, sebanyak 734 pasien dapat dilayani dengan baik. (kiri)
  • Berkat kerjasama yang apik dari relawan Tzu Chi Bandung dan Kopassus, kegiatan baksos kesehatan umum dan gigi ini dapat berjalan dengan lancar. (kanan)

Menanam Kebaikan dalam Upaya Penyembuhan

Arthralgia (nyeri-nyeri pada otot tulang) merupakan penyakit yang banyak diderita oleh pasien pada bakti sosial kali ini. Mengingat di daerah ini merupakan kawasan dengan cuaca yang dingin. “Kebanyakan arthralgia, karena kalo kita liat juga cuacanya kan dingin, terus pekerjaan mereka lumayan berat di kebun. Nah, untuk area yang dingin itu kebanyakan masyarakat memang sering menderita arthralgia,” terang dr. Erita, salah satu dokter yang berpartisipasi dalam baksos kesehatan ini.

Dr. Erita pun menambahkan, bahwa kegiatan bakti sosial pengobatan gratis merupakan sarana untuk menanamkan benih-benih kebaikan. “Nggak hanya baksos kali ini aja tapi dalam semua kegiatan baksos, kalo kita mau berbuat baik ngga perlu nunggu-nunggu, nah disini juga kita berbuat kebaikan jadi makin sering kita turun baksos ya makin sering juga kita menanam kebaikan,” tambahnya.

Masalah biaya untuk pengobatan menjadi kendala bagi para pasien. Mengingat para pasien yang hadir disini merupakan masyarakat yang berstatus ekonomi rendah. “Berobat sakit badan. Ibu mah orang kerja ya orang susah gitu nggak kontrol apa-apanya gitu, ibu cuman kerja sehari 15 rebu (penghasilan kerja satu hari hanya lima belas ribu-red),” kata salah satu pasien, Yati (51).

Penyakit yang diderita Yati sudah dirasanya selama satu tahun. Dan dengan adanya bantuan pengobatan gratis ini Yati pun mengungkapkan rasa syukurnya. “Udah lama tapi ngga dirasa, ibu teh ngga punya uang. Sakitnya ya mungkin setaunan. Terima kasih banyak ibu udah dikasih pengobatan-pengobatan,” ungkapnya. Semoga dengan adanya bantuan pengobatan ini para pasien dapat mencapai kesembuhannya. Demi menghilangkan penderitaan para insan Tzu Chi selalu senantiasa memberikan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.

  
 

Artikel Terkait

Mengenal Lebih Dalam Budaya Humanis Tzu Chi

Mengenal Lebih Dalam Budaya Humanis Tzu Chi

25 September 2019
Pelatihan relawan He Qi Timur yang dilaksanakan pada hari Minggu, 15 September 2019, di Kantor Tzu Chi He Qi Timur, gedung MOI lantai P3. Sesuai dengan tema pelatihan, Misi Budaya Humanis Tzu Chi, tentunya pembahasan tidak jauh dari tiga pilar Tzu Chi: Bersyukur (Gan en), Menghormati (Zhung zong), dan Cinta Kasih (Ai). 
Suara Kasih: Melakukan Daur Ulang

Suara Kasih: Melakukan Daur Ulang

09 November 2011 Saya sungguh bersyukur dan tersentuh melihat relawan kita di Sichuan yang begitu penuh semangat. Sudah 3 tahun lebih insan Tzu Chi memberi perhatian kepada korban gempa di Sichuan, dan selama jangka waktu itu, telah banyak orang yang ikut menjadi relawan.
Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

05 Februari 2016

Kunjungan ke Panti Sahabat Baru merupakan kegiatan rutin satu bulan sekali yang dilakukan relawan, sehingga terjalin keakraban antara relawan dan opa oma.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -