Menanam Ladang Berkah di Pulau Nias

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan)
 

fotoKegiatan ini merupakan agenda tahunan Tzu Chi Medan untuk membantu masyarakat kurang mampu di Nias untuk mengatasi penyakit katarak, THT, dan kulit.

Meski cuaca mendung dan berakhir dengan hujan, mobil yang ditumpangi oleh dua orang relawan Tzu Chi Medan, 3 orang paramedis dari Unit Pelayanan Terpadu Kesehatan Indera Masyarakat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan seorang relawan lokal, terus melaju ke Kabupaten Nias Barat, tepatnya di Puskesmas Kecamatan Mandrehe. Perjalanan selama kurang lebih dua jam harus ditempuh dari Gunungsitoli. Jalan yang masih dalam tahap pembangunan membuat perjalanan menjadi sedikit lambat.

 

Sekitar 500 meter dari Puskesmas, tiba-tiba mobil harus berhenti karena jembatan yang hendak dilalui putus dan waktu telah menunjukkan pukul 08.45 WIB. Melihat kondisi seperti demikian, relawan turun dari kendaraan dan berjalan kaki hingga ke lokasi pemeriksaan.

Cuaca yang tidak mendukung, hujan rintik-rintik membuat baju yang dikenakan relawan menjadi basah. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menyebarkan cinta kasih. Dari kejauhan kelihatan sebuah gedung yang kemudian diketahui sebagai Puskesmas Kecamatan Mandrehe. Dengan penuh semangat, keenam orang ini terus berjalan dan akhirnya tiba di tujuan. Terlihat begitu banyak pasien yang berkumpul untuk menjalani penjaringan pasien katarak, kulit, dan THT. Pelaksanaan penjaringan ini dimaksudkan agar semua pasien ini  dipastikan dapat mengikuti bakti sosial kesehatan operasi katarak dan pemeriksaan kulit serta pemeriksaan THT gratis pada tanggal 15-17 Mei 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli.

Semua pasien-pasien tersebut dapat berkumpul di lokasi berkat bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat melalui Dinas Kesehatannya telah menyampaikan ke semua Puskesmas di seluruh pelosok bahwa pada tanggal 2 Mei 2012 akan dilaksanakan penjaringan. Tak peduli betapa jauhnya perjalanan yang harus ditempuh, para pasien dengan penuh harapan menuju ke Puskesmas Mandrehe. Para relawan melihat betapa besarnya harapan yang ada di hati mereka agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. “Lihatlah, meski kehujanan, semuanya masih tetap saja berdatangan,” kata salah seorang relawan dengan kagum.

foto   foto

Keterangan :

  • Dikarenakan jembatan yang putus, relawan dan tim paramedis harus berjalan kaki di tengah hari yang hujan menuju ke Puskesmas Mandrehe (kiri).
  • Satu per satu pasien diperiksa oleh tim medis. Dikarenakan kebanyakan dari pasien yang datang tidak dapat berbahasa Indonesia maka diperlukan penerjemah dari staf Puskesmas agar apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh pasien tersebut (kanan).

Satu per satu pasien diperiksa oleh tim medis. Dikarenakan kebanyakan dari pasien yang datang tidak dapat berbahasa Indonesia maka diperlukan penerjemah dari staf Puskesmas agar apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh pasien tersebut. Seluruh bagian dari staf Puskesmas turut berbaur dengan relawan memberikan pelayanan kepada para pasien. Di sinilah terlihat bahwa untuk menjalankan misi kemanusiaan hendaklah dapat berbagi ladang berkah dan saling mengikat jodoh yang baik. Setelah dinyatakan lolos penjaringan, setiap pasien diberikan selembar kupon sebagai bukti dapat mengikuti bakti sosial kesehatan.

Penjaringan yang dilakukan di Puskesmas Mandrehe adalah penjaringan yang kedua setelah diadakan penjaringan sehari sebelumnya di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. Penjaringan ketiga akan dilaksanakan di Puskesmas Lotu, Kabupaten Nias Utara. Penjaringan selanjutnya adalah di Puskesmas Teluk Dalam dan Puskesmas Lolomatua yang berada di Kabupaten Nias Selatan. Untuk pasien-pasien dari Nias Selatan, bakti sosial kesehatan operasi katarak dan pemeriksaan kulit serta pemeriksaan THT gratis akan diadakan di Rumah Sakit Stella Marris di Teluk Dalam, Nias Selatan pada tanggal 18-19 Mei 2012.

  
 

Artikel Terkait

Berkah Dalam Cinta Kasih

Berkah Dalam Cinta Kasih

02 Februari 2015

Ini bertujuan untuk mengikat jalinan jodoh bersama Master, karena Master berpandangan walaupun beras yang dimakan akan habis namun cinta kasih yang diberikan tidak akan habis, sehingga dimana pun kita berada dalam hati kita selalu ada Master.

Berkunjung ke Calon Sekolah Baru

Berkunjung ke Calon Sekolah Baru

25 Mei 2010
Pada acara tersebut, para relawan juga menayangkan video ceramah Master Cheng Yen yang berjudul “Hidup Sederhana dan Hemat” Sebagian siswa meneteskan air mata karena tersentuh menyaksikan tayangan tersebut.
Suara Kasih: Menghadapi Rintangan

Suara Kasih: Menghadapi Rintangan

01 Desember 2011 Dalam kerelaan tersebut, saya juga kerap menemui berbagai rintangan  yang tak diketahui orang lain. Meski demikian, saya sering berkata kepada insan Tzu Chi kita harus menganggap kesulitan sebagai berkah. Kehidupan seseorang bisa dikatakan penuh berkah jika ia bisa bersumbangsih bagi orang lain.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -